Share

BAB 5 KETERLALUAN!

Author: Ummi
last update Huling Na-update: 2024-07-07 15:07:46

"Priiiiittt!!" Sebuah peluit dibunyikan, para murid cilik terbangun dengan sigap. Beberapa murid cilik yang masih baru seperti Arash masih mengusap matanya. Sementara murid cilik lainnya mulai bersiap memakai seragam mereka.

"Cepat bersiap!! Dalam hitungan 1 menit kalian semua harus sudah ada di lapangan!!" guru Yao membangunkan semua murid cilik dengan suara yang menggema. Membuat semua murid cilik segera tersadar dari rasa kantuk yang mendera.

"Dimana seragamku?" Arash terlihat bingung karena ia tidak menemukan seragamnya, sementara Wan Yunan tersenyum senang dengan wajah panik yang Arash tunjukkan.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa belum memakai seragam? Nggak dengar tadi guru Yao sudah memberi perintah?" tanya Bie Xulai sembari mengenakan seragam miliknya.

"Aku nggak menemukan seragamku!!" kata Arash lagi, ia benar-benar panik.

"Dimana kamu meletakannya?" tanya Bie Xulai lagi.

"Di sini, tapi sekarang nggak ada!!" sahut Arash terlihat mulai frustasi.

"Kamu yakin?" tanya Bie Xulai lagi.

"Yakin!!" sahut Arash dengan tatapan jujur, Bie Xulai tau pasti ada yang mengerjai Arash dengan menyembunyikan seragamnya.

"Pakai bajumu apa adanya, nanti jelaskan kepada guru Yao!! Mungkin kamu bisa dimaafkan!!" kata Bie Xulai lagi.

Tidak ada cara lain, tidak ada waktu lagi untuk mencari seragamnya, jadi Arash setuju dengan ide yang Bie Xulai katakan.

"Mengapa kamu nggak pakai seragam?" tanya guru Yao saat melihat ke arah Arash.

"Ampun guru, karena kecerobohanku!! Seragam yang kuletakkan tadi malam di samping tempat tidur hilang begitu saja!!" kata Arash.

Guru Yao merasa kagum, mencerna kata-kata Arash yang tidak langsung menyalahkan orang lain namun mengakui kesalahannya karena ceroboh. Berarti Arash tau ada yang tidak menyukainya, tapi malah tidak berhati-hati. Begitulah yang guru Yao tangkap dari maksud kata-kata Arash.

"Yang lain lari 10 putaran, kamu 15 putaran!!" kata guru Yao menunjuk ke arah Arash, Arash langsung menghela napas lega. Sangat bersyukur guru Yao tidak mengusirnya, menurut Arash hukuman yang guru Yao berikan sangat ringan ketimbang tidak diperbolehkan mengikuti latihan.

"Baik guru Yao!!" semua murid cilik termasuk Arash lalu mulai berlari.

Para murid cilik yang berumur 9-10 tahun berada di depan, sementara murid cilik yang baru masuk dan berumur masih 8 tahun berada di belakang. Para murid cilik yang lebih senior membimbing murid cilik baru untuk mengikuti mereka berlari, Area berlari bukan sekedar lapangan biasa. Mereka harus melewati beberapa halangan loncat dan memanjat untuk melatih seluruh anggota tubuh.

"Hiat!! hiat!!" Selesai berlari seluruh murid akan melatih pondasi kaki dan kekuatan tangan mereka untuk memukul boneka jerami dengan pedang kayu.

Ketika selesai melatih fisik mereka maka seluruh murid cilik akan diminta untuk mengalirkan Mana ke dalam pedang mereka untuk memberikan energi sihir ke dalam pedang dan memukul boneka jerami.

Bukan hal yang mudah, karena boneka jerami telah terisi oleh Mana yang kuat, bahkan bukan guru Yao yang mengisi Mana di dalam semua boneka jerami. Melainkan ketua Wan Bingwen sendiri.

Semua orang tau bagaimana kekuatan ketua Wan Bingwen, hanya ia satu-satunya ketua yang memiliki hewan spiritual Phoenix api, Sehingga Wan Bingwen memiliki kekuatan Mana yang sangat besar. Di dalam ilmu persilatan, Mana sangat diperlukan, terlebih jika Mana tersebut memiliki wadah dan sumber daya yang banyak. Semakin banyak Mana seseorang maka semakin besar pula kekuatan sihir yang bisa ia keluarkan, jika Mana habis maka sihir akan mengalami cooldown(jeda waktu untuk kembali mengeluarkan sihir)

Namun jaman dulu ada beberapa pendekar yang hanya memanfaatkan kekuatan fisik tanpa Mana, tapi sangat langka! kebanyakan dari mereka pun akan kalah dengan pendekar yang memiliki Mana, terlebih jika harus melawan para siluman dan monster.

"Bukh!!" Wan Yunan kembali menggepak Arash dengan sengaja, beberapa temannya juga sesekali mencekal kaki Arash, hingga akhirnya murid cilik lainnya yang awalnya tidak membully Arash, kini berbalik ikut membullynya. Alasan utama agar mereka terlihat berada di sisi Wan Yunan dan tidak ikut dibully seperti Arash.

"Wan Yunan!! Mengapa kamu bersikap seperti pengecut? kamu mengajak murid lainnya untuk menyakiti Arash!!" kecam Bie Xulai.

"Bie Xulai, jangan menuduh tanpa bukti! Kamu bisa tanyakan kepada murid cilik lainnya, apa aku meminta mereka untuk membully Arash?" tantang Wan Yunan.

"Tentu mereka tidak akan berkata kamu yang memberi perintah, mereka takut kepadamu!!"

"Ha!! Benarkah, berarti mereka mengakui kalau aku kuat, Bie Xulai... bukankah kamu tau, hukum di dalam ilmu persilatan siapa yang kuat dia yang berkuasa!!"

"Itu hanya hukum yang kamu buat sendiri!! Yang kuat melindungi yang lemah, yang lemah belajar dengan yang kuat!!" sahut Bie Xulai marah, ia sungguh tidak tahan melihat perlakuan Wan Yunan dan murid cilik lainnya terhadap Arash. Mereka sudah keterlaluan, karena kini tubuh Arash penuh lebam karena pukulan, tendangan dan hal lainnya. Mereka berbuat dengan berpura-pura bahwa itu semua terjadi secara tidak sengaja.

"Ha... Bie Xulai, aku bingung mengapa kamu sangat membela anak yatim ini, bukankah sudah kubilang anak ini menyimpan sesuatu yang berbahaya di dalam dirinya, mengapa kamu tidak percaya? ayahnya menyegel Raja Iblies di dalam tubuhnya sewaktu ia masih berada di dalam kandungan, coba bayangkan apa yang akan terjadi jika dia dipengaruhi Raja Iblies yang berada di dalam tubuhnya?"

"Apa maksudmu? darimana kamu mendengar informasi seperti itu? apa kamu bisa bertanggung jawab dengan apa yang kamu katakan?" Arash maju dan terlihat marah. Arash tak bisa membayangkan jika semua yang Wan Yunan katakan adalah benar, bagaimana bisa ayahnya tega menyegel Raja Iblies di dalam tubuhnya? Apa karena itu ibunya meninggal begitu melahirkannya? semua pertanyaan mulai muncul di dalam benak Arash. Dia bahkan mengepalkan tangannya hingga memutih.

"Bagaimana jika kamu bertanya kepada pamanmu!! Bukankah dia yang paling tau!!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 162 AKHIR PERTEMUAN (TAMAT)

    Semua orang menatap Rama secara bergantian dengan Arash, Kedua ayah dan anak itu memiliki wajah yang begitu tampan. Hanya saja Arash memiliki mata dan rambut berwarna putih. Itu membuatnya terlihat berbeda. "Arash, ternyata kamu tampan karena ayahmu," kata Jatiagung. "Nggak juga, ibunya juga cantik," sahut Rama dengan senyum ramah. Arash senang begitu mendengar ayahnya memuji ibunya, meski ia tidak bersama mereka. "Jadi bagaimana bisa kalian ada di sini?" tanya Rama akhirnya. Arash nampak kebingungan, apa ia harus bercerita dengan jujur kepada ayahnya itu? Jadi Arash menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Uhm, aku ke sini untuk mengendalikan Raja Iblis yang ada di dalam tubuhku," jelas Arash. Perkataan itu jelas mengubah ekspresi Rama, ia terlihat sedih. "Tapi ayah, aku sudah nggak marah kepadamu," kata Arash buru-buru. Rama kembali tersenyum, 'sudah nggak marah? Rupanya anakku sempat sakit hati atas keputusanku, maafkan aku Arash! Aku nggak layak menjadi ayahm

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 161 RAMA AYAH ARASH

    Setelah Arash mengatakan itu, Fatta dan Jatiagung berlari dengan cepat untuk menghadang Ketua Yohan dan Ketua Agung. "Arash, jangan tawar menawar dengan mereka. Mereka dari sekte kegelapan nggak bisa dipercaya," kata Jatiagung. "Arash, lukis ayahmu sekarang, biar paman yang hadapi mereka!" seru Fatta pula. "Cih, kalian pikir kalian mampu!" sahut Ketua Yohan. "Kita coba saja, jangan terlalu banyak omong!" sahut Jatiagung. Setelah itu keempat pria dewasa itu saling bertarung, Arash tidak boleh melewatkan kesempatan itu. Itu karena Raja Iblislah yang memintanya untuk segera melukis ayahnya Rama. (Arash, aku nggak suka ayahmu, tetapi saranku, hanya ayahmu yang bisa menghadapi manusia-manusia ini) Memangnya ayahku sehebat itu? Raja Iblis terkekeh saat itu, (kamu pikir siapa lagi yang punya ide untuk menyegel ku bahkan di tubuh anaknya sendiri, hanya ayahmu saja yang dengan cepat berpikir seperti itu) Karena itulah Arash mengambil keputusan itu, Arash mengeluarkan

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 160 SYARAT ARASH!

    "Masuklah gadis-gadis cantik!" seorang pria penjaga membuka pintu yang merupakan ruangan khusus ketua sekte kegelapan. Ruangan itu begitu besar dengan beragam sajian menarik dari surga dunia. Begitu memasuki ruangan itu, awalnya Arash mengira mereka akan menemui para pria tua, nyatanya mereka adalah pria yang nampak masih berumur sekitar diawal 40an. "Plak!" seseorang bahkan memukul pantat Arash, membuat Arash tersenyum mengerikan. Ia bahkan ingin segera melayangkan tinjunya saat ini juga, tetapi Anastasya segera memegang tangan Arash. Begitu pula dengan Mei Xue, ia juga menahan tangan Arash. Sudut bibir Arash terasa berkedut karena memaksakan senyum di wajahnya. "Wah para gadis telah datang," pria-pria itu bersorak dan meminta penjaga pintu untuk menutup pintu."Cepat menari sayang!""Goyangkan pantatmu cantik!" "Tap!" setelah pintu tertutup, Arash berjalan perlahan ke pintu. Disana penjaga pintu mengira Arash mencoba menggodanya, ia tersenyum dengan lidah menyapu bibirnya. Te

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 159 FOTO PERNIKAHAN RAMA

    Arash menatap foto itu dan mulai menggambar, "Nona, dari mana kamu mendapatkan benda seperti ini? Bukankah ini foto?" tanya Arash. "Aku punya seorang teman wanita, dia melakukan perjalanan sendirian, ia sampai di tempat ini, kamu lihat pria ini? Dia adalah kakaknya," jelas Imelda. Arash mengangguk paham, "aku tanya satu hal lagi, apa dia mendapatkan ini dari masa depan?" tanya Arash. Karena benda berupa foto itu hanya bisa di dapatkan dengan kamera saja. "Kamu benar, darimana kamu tahu? Aku nggak tahu lebih tepatnya seperti apa, yang jelas temanku menggunakan barang yang belum pernah aku lihat," Imelda nampak bersemangat. Baju pengantin yang Imelda minta telah selesai dibuat, setelah Imelda mencobanya semua orang terpana melihat baju pengantin itu. Baju pengantin tradisional yang nampak indah di tubuh Imelda. "Nona Imelda, kamu cantik sekali." Perkataan Arash itu disetujui oleh semua orang, begitu pula dengan Norman. Setelah giliran Imelda, sekarang Arash juga menggambar b

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

    Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 157 NAFSU DIRI

    Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 156 GUA ILUSI

    "Yah, hanya itu keinginan kami, makanan lezat, seperti yang aku lihat, kamu menggunakan kuas ajaib milik Raja Iblies, jadi aku juga tahu kalau benda itu nggak bisa digunakan oleh orang lain dan hanya bisa digunakan olehmu, benar bukan!" Anastasya duduk sembari menyilangkan kaki. Ia memakan buah di atas meja. Buah yang nampak bening, tidak seperti buah lainnya, lebih seperti agar-agar. "Katakan lebih dulu apa yang harus aku lakukan?" tanya Arash. "Kamu hanya perlu menahan makan dan minum, bukan hanya itu, setelah itu kamu nggak boleh bicara, meski kamu ingin bicara, bahkan di dalam hatimu." Anastasya melirik Arash, ia tahu kalau cara ini akan berhasil. "Dari mana aku tahu kalau cara itu berhasil? Kamu bisa saja membunuhku," tuduh Arash. Anastasya tergelak, "membunuhmu? Apa itu mungkin sedangkan di dalam tubuhmu sedang bersemayam Raja Iblies, anak muda aku nggak senekat itu ingin membunuhmu! Apa kamu nggak sadar kalau selama ini kedua siluman itu juga sedang mengikuti mu?" tanya Ana

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 155 RATU SEKTE BUNGA BERACUN

    Arash menahan kedutan di wajahnya, kalau bukan karena Fatta adalah pamannya, sudah pasti pukulan ini akan melayang kepadanya. "Paman!" protes Arash dengan mata mendelik. Fatta menahan tawanya, ia bahkan sedikit menjauh karena tak kuasa menahan tawa. Astaga! Arash sungguh menggemaskan di mata Fatta. "Mengapa Kakak jadi terlihat lebih cantik dariku?" protes Mei Xue. Bukannya senang, Arash malah memberi Mei Xue jitakan di kepala. "Aduh!" Mei Xue hanya bisa mengelus kepalanya kemudian mengikuti Arash tanpa berani mengejeknya lagi. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan halaman sekte bunga beracun. Seperti namanya bunga beracun tersebar di mana-mana, dengan keindahan yang mampu menggoda siapa pun yang melihatnya. Ketika terhisap aromanya, seseorang bisa saja mati. Karena itulah Norman, Jatiagung dan Fatta hanya bisa melihat dari kejauhan. Hal tepat ketika mengirim Mei Xue yang merupakan siluman ular, sedangkan Arash, ia memiliki Elixir healing potion yang bisa ia m

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 154 KEADAAN DI KOTA PERTENGAHAN

    Mereka keluar dari rumah Norman ketika keadaan telah lebih baik, para warga di kota pertengahan beraktivitas seperti biasa dan tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka. Kota ini nampak cantik, rumah-rumah di sini memang berukuran kecil. Dibuat dari bahan yang bukan kayu biasa. Kalau menatap ke arah selatan dan utara mereka bisa lihat kalau ada bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Bukan hanya itu, pemandangan pagi ini memang menggambarkan tempat ini seolah surga dunia. Karena ada bunga-bunga indah yang menghiasinya, ada pula batu-batu indah dengan nilai tinggi. Air yang mengalir deras seperti sungai-sungai kecil dengan aneka ikan hias di dalamnya. "Guru, batu apa ini?" tanya Arash, ia belum pernah melihat batuan indah yang ada di kota pertengahan. "Batu merah delima, jantung sang Naga." ketika Norman mengatakan itu Naga muda bereaksi. "Heh?!" "Hanya perumpamaan saja," Norman tertawa. Setelah itu Naga muda kembali berkamuflase dan bertengger di bahu Arash.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status