Keluarga Benalu 35
PoV NAYMA
Aku menatap Mama dalam - dalam. Keadaannya sudah banyak berubah sejak ditemukan seminggu yang lalu. Borok di kakinya mulai mengering, beberapa bahkan hanya meninggalkan bekas kemerahan. Meski masih kurus, tapi Mama tampak lebih segar. Yang belum berubah darinya adalah tatapan matanya yang kosong. Mama seakan kehilangan semangat hidup yang selama ini meluap - meluap.
"Mama ingin bertemu denganku?"
Aku duduk di sebelahnya, di bangku panjang taman Rumah Sakit. Tak jauh dari kami, Shandy dan Ara berdiri mengamati.
Mama mengangkat kepalanya. Dia meneliti wajahku. Aku bergeming, bertanya - tanya dalam hati apakah sikap polosnya sa
Keluarga Benalu 36"Aku mencoba memperbesar gambarnya. Lelaki itu kurus dan bercambang. Agak sedikit susah mengenalinya. Tapi kurasa… dia memang Ardan."Jantungku berdebar - debar mendengar perkataan Krisna. Kuamati wajah samar - samar lelaki di layar laptop itu. Rambutnya tertutup oleh topi hitam yang dibenamkannya dalam - dalam. Dia memiliki cambang yang tumbuh agak lebat. Aku ingat Mas Ardan memang memiliki cambang ini, seandainya saja dia tak bercukur beberapa hari. Tapi apa yang terjadi dengan kakinya?"Kurasa dia memang Ardan." Suara Shandy menimpali. Mereka berdua kini menatapku. Aku menarik wajahku dari layar laptop."Aku… aku tidak yakin. Tapi… tidak ada salahnya kita berhati - ha
Keluarga Benalu 37Suatu keajaiban Dania terbangun dari komanya justru ketika keluarganya nyaris menyerah. Kami semua menunggu di depan ruang ICU dengan hati cemas. Kulihat kakak perempuan Dania yang tadi memintaku melepas alat - alat penopang kehidupannya, terus berurai air mata. Dia tak henti mengucap terimakasih padaku karena tak mengabulkan permintaannya.Aku terpekur. Membayangkan kemanakah Sukma Dania selama ini berkelana.Pintu ruang ICU terbuka. Serombongan dokter keluar dengan wajah cerah. Bagi para malaikat penolong itu, tentu ini adalah sebuah keajaiban besar."Luar biasa. Daya juangnya sangat tinggi. Dania membaik dengan cepat. Kita akan memindahkannya ke ruang rawat biasa."&nb
Keluarga Benalu 38Tubuh berlumuran darah itu bergerak sedikit. Aku ikut gemetar menyadari tanganku lah yang melakukannya. Setelah melempar batu bata di tanganku, aku merosot jatuh bersandar di tembok, di sisi kanan gerbang. Ya Tuhan, apakah aku telah membunuhnya? Membunuh Ayah anakku?"Nay… Nayma…"Masih bisa kudengar suaranya yang lemah. Memanggil namaku. Kepalaku yang berdenyut karena jambakannya tadi mulai berputar. Aku tak boleh pingsan. Tak boleh…Suara gerbang di dorong dari luar terasa bagai dari alam lain. Tak lama, dua buah mobil masuk ke pekarangan rumahku. Shandy dan Krisna melompat dari mobil pertama, berlari memburu menghampiriku.
Keluarga Benalu 39Kami tergesa - gesa menyusuri lorong rumah sakit. Selain mengingat nama - nama orang yang dikenalnya, Mama tak menunjukkan kemajuan berarti. Beliau masih belum bisa ditanyai. Tak ada keterangan yang bisa dia berikan. Meski sebetulnya itu tak perlu lagi dengan ditangkapnya Mas Ardan. Tapi polisi membutuhkannya sehat secara mental agar bisa diajukan untuk menjalani persidangan atas perannya sebagai kaki tangan Mas Ardan. Dokter masih mengobservasi apa yang membuat Mama tampak seperti orang hilang ingatan. Dan kudengar hasil CT scannya keluar hari ini.Sesampainya di kamar rawat Mama, kami dikejutkan oleh Mama yang telah di berkemas. Seorang lelaki usia pertengahan 40 berdiri membantunya memasukkan barang - barang ke dalam sebuah koper kecil."Bapak sia
Keluarga Benalu 40 Pagi yang tenang di hari Minggu. Aku dan Aryan menikmati sarapan pagi pertama di rumahku, setelah sekian lama mengungsi di rumah Shandy. Bik Sum tampak lebih luwes di sini. Sejak subuh sibuk membereskan daerah kekuasaan nya, yaitu dapur. Padahal aku sudah berulang kali menyuruhnya untuk bersantai. Toh kami akan tinggal selamanya di sini. Tak perlu tergesa-gesa. "Bibik sarapan di teras aja, Bu. kangen sama taman belakang. Untung tukangnya rajin - rajin. Tanami Bibik disirami." Ujar Bik Sum ketika membawa semangkuk bubur kacang ijo sarapannya ke teras belakang. Aku tersenyum. Bik Sum memang kubebaskan melakukan apa saja yang sekiranya membuat dia nyaman. Dia bukan orang lain buatku. "Belum ada kabar dari Rina, Bik?" Ujarku mengikuti
Keluarga Benalu Season 2 Bab 1 (41)Sebuah Toyota Yaris warna kuning kunyit yang mencolok berhenti di halaman parkir gedung FightClub Muay Thai, sebuah tempat latihan tinju profesional. Pengemudinya turun dan berdiri sebentar, mamatut wajahnya di kaca spion. Dia seorang perempuan muda akhir 20 tahun. Tubuhnya yang tinggi dan langsing dibalut setelan sporty hitam pekat dan bersepatu kets warna putih. Rambut hitam legam sebahu dikuncirnya tinggi di atas tengkuk, menampakkan leher jenjang yang putih dan mulus terawat. Ketika dia menoleh, tampak dari samping hidungnya yang Bangir di atas bibir mungil merah merekah. Mata bulat berbinar dibingkai alis rapi bak semut beriring. Semua itu tercetak di wajah oval berkulit mulus tanpa cela. Hanya ada satu kata untuk menggambarkan fisiknya. Sempurna. Perempuan itu melangkah masuk menuju tempat latihan. Menyapa petugas front office, lalu
Keluarga Benalu season 2.2"Ayahku bukan penjahat!"Nayma tersentak bangun mendengar suara Aryan berteriak dalam tidurnya. Lekas dia memburu tubuh Aryan yang tertidur di sebelahnya. Nafas anak itu naik turun dengan cepat. Peluh membanjiri dahinya. Oh, dia mimpi buruk. Bisik Nayma sedih. Apakah yang terjadi di sekolah sampai sampai kesedihannya terbawa mimpi?Aryan kini terisak. Nayma memeluknya, membisikkan kata kata yang menenangkan. Ingatannya melayang pada Mantan suami yang kini tengah menjalani hukumannya di penjara."Kenapa kau melakukan semua ini, Mas? Tidak kah kau memikirkan Aryan?" Tanya Nayma usai hakim mengetuk palu. Lelaki itu hanya diam menunduk.
Keluarg Benalu S2. 43Berita orang hilang hari ini menguasai layar televisi. Dua orang gadis dari tempat yang berbeda di daerah Lampung menghilang setelah sebelumnya pamit pergi pada orang tuanya. Dan dua gadis ini bukanlah yang pertama. Sebulan lalu, tiga orang gadis juga dinyatakan hilang dalam waktu yang berdekatan. Sampai kini belum ada satu jejakpun yang bisa dilacak untuk mencari keberadaannya.Nayma bergidik menyaksikan berita itu. Gadis gadis lugu dan polos yang berasal dari desa dan baru mengenal dunia Maya. Ada indikasi mereka berkenalan dengan seseorang di media sosial, bercakap cakap intens lalu berlanjut ke pesan WhatsApp. Tak lama mereka menghilang. Apa yang terjadi dengan mereka? Pergi secara sukarela ataukah mereka menjadi korban kejahatan seperti Rina?