Selesai menuntaskan rasa lapar mereka, kedua saudara sepupu itu bersiap meninggalkan café, sekilas furqon melirik kearah rahelsa yang terlihat sangat bahagia bersama kedua orang tuanya. Terlihat sangat hangat dan indah. Lalu furqon berjalan menuju mobilnya. Sesaat Furqon menatap kosong kearah jalanan yang disinari oleh lampu-lampu yang redup beberapa detik, lalu menghidupkan mesin mobil nya, setelah melaju beberapa meter, furqon ingin melintas ke sisi kiri jalan, tiba tiba brruuukkk dan mobil berhenti mendadak. Terlihat seorang lelaki tua dengan sepeda butut nya terjatuh didepan mobil furqon.
“laahh ini kakek-kakek dari mana datang nya?? tiba-tiba menabrak mobil?”
Furqon dan pangeran lalu keluar menghampiri sang kakek.
“maaf kek, kakek tidak apa-apa”
“maaf nak, tadi saya buru-buru untuk menyeberang, hingga nekat menyeberang dari sisi ini tanpa melihat kiri kanan.”
“Ohhh lain kali hati-hati pak, ada yang terluka?”
“tidak nak, tidak, hanya lecet sedikit. Kamu sangat baik sekali” kakek itu tersenyum ramah, lalu beralih ke furqon yang hanya terdiam membeku.
“Ohh dia sepupu ku pak, diaa…”
Brukk bruuk furqon secara tiba-tiba memukul wajah kakek tersebut, pangeran yang terkejut dan panik melihat furqon yang tiba-tiba memukul kakek itu. ia menangkap dan menahan furqon.
“Furr apa yang kamu lakukan”
Furqon menendang laki-laki itu dengan kakinya yang bebas, dan tangan nya memberontak melawan pangeran yang menahannya. tubuhnya menggigil, matanya memerah dan napasnya terdengar menderu naik turun sangat cepat.
“fur, sadarlah, kakek itu tidak sengaja, mobil kamu juga tidak lecet. Kakek itu sudah minta maa kan tadi!!!! Furqoon”
Pangeran berusaha menenangkan furqon
Laki-laki itu pun terheran, ia merasakan sakit di area berut dan wajahnya, terlihat bibir laki-laki itu robek, dan wajahnya sangat kesakitan. Ia berdiri membungkuk menahan sakit diperutnya. pangeran kewalahan menahan sepupunya itu yang dalam keadaan marah besar,
“kakek, sepupuku punya gangguan mental, sekali lagi saya minta maaf kek, ” pangeran berusaha menahan furqon yang seperti kesetanan. sang kakek pun berusaha tertatih-tatih untuk berlalu pergi, tapi ia menatap furqon dengan seksama sebelum pergi.
Lalu furqon berhasil melepaskan diri dan menendang pangeran, dan berusaha mengejar lelaki tua itu. namun sial nya furqon tertabrak oleh mobil lain, dan pingsan.
Dirumah sakit…
“fur.. furr.. furqon…” pangeran memanggil dengan cemas, perlahan matanya terbuka, dilihatnya pangeran sedang menatapnya khawatir
“aduuhh apa yang terjadi,? Dimana laki-laki itu?” Tanya furqon sambil menatap kekiri dan kekanan
“kamu sekarang dirumah sakit, tadi ditabrak mobil. Kata dokter kamu tidak baik-baik saja, hanya lecet sedikit”
“mana laki-laki tadi????” jawab furqon sambil berteriak
“kenapa kamu begitu marah, ia hanya tidak sengaja melintas didepan mobil kita fur, kamu kejam sekali”
“Akuu Tanya sekali lagii dimana laki-laki ituu???
“Sudah pergi.! tadi dia juga melihat kamu ditabrak, tadi aku buru-buru membawa kamu masuk mobil dan membawamu kerumah sakit”
Flashback
Saat melihat laki-laki didepan matanya Seluruh tubuh furqon mengigil dan matanya memerah, ingatannya langsung tertuju pada kejadian beberapa tahun lalu, saat ibunya menorehkan pisau pada wajah seorang lelaki yang akhirya merenggut nyawa ibunya.
“laki-laki ini???” furqon bergumam lirih, ia memperhatikan bekas sayatan diwajah lelaki itu, dan juga wajah lelaki itu yang tidak pernah hilang dari ingatannya, wajahnya sama sekali tidak berubah, hanya sedikit menua dan bertambah kedutan saja,
Amarah furqon membuncak dan tidak tahan melihat laki-laki itu, dan ia ingin langsung membunuhnya seperti yang dilakukan laki-laki itu terhadap ibunya tanpa rasa ampun. Furqon memukul wajahnya dengan sekuat tenaga, lalu memukulnya sekali lagi. Tiba-tiba pangeran menahan tangannya, tapi kakinya masih bebas untuk menendang, dan akhirnya ia menendang lelaki itu, hingga pria tua itu meringis kesakitan.
Persetaan..!!! pangeran malah menahannya dan mengatakan ia memiliki maasalah mental, dan membiarkan laki-laki itu lolos. Melihat punggung laki-laki itu lolos seperti kejadian beberapa tahun silam membuat amarah furqon diatas ubun-ubun, dan akhirnya ia menyiku perut pangeran dan menendangnya, ia berusaha mengejar, tapi sayang nya saat ia melintas mengejar lelaki bersepeda itu, ia ditabrak oleh sebuah mobil.
“siaalll…!!!”
“kenapa sebegitu marahnya fur? Dia hanya lelaki tua dan terlihat miskin, kenapa kamu memukulnya?” pangeran menahan kesalnya dan berusaha menasehati furqon.
“dia… pembunuh ibuku, dia yang membunuh ibuku,!!!”
“Apa???” Tanya pangeran keheranan dan terkejut Furqon lalu meremas rambutnya ia sangat kesal seluruh tubuhnya serasa minta dipukuli, ia mengepalkan kedua tangannya. Melihat hal itu pangeran bertanya lagi, “Apa kamu yakin furqon? Lelaki tua tadi yang membunuh ibumu? Furqon menatap pangeran dengan mata yang berbinar “Apa menurutmu aku lupa atau salah mengenali pembunuh ibuku? Sejak beumur 11 tahun, mimpi buruk itu menghantuiku setiap malam,jadi bagaimana mungkin aku melupakan wajah bajingan itu? tidak sekitpun aku lupa setiap detik kejadian waktu itu” Untuk pertama kalinya furqon berbicara terbuka kepada sepupunya, padahal biasanya ia hanya berbicara sepatah duapatah kata saja. mendengar semua itu, pangeran lalu terdiam, lalu furqon menambahkan lagi “Dan bahkan, Pria itu juga yang mencoba membunuh ayahku.” Pangeran makin terkejut mendengarnya “dari mana kamu tahu fur?” Tanya nya semakin penasaran Fla
Jam 07.00 pagi, furqon pulang kerumah bersama sepupunya itu. Bu diyah, dan Pak Lukman bergegas menghampiri tuan muda mereka yang tak pulang semalaman. “Tuan, dari mana saja? kenapa tidak pulang semalam? Apa tuan baik-baik saja” Tanya bu diyah sangat khawatir, karena ini adalah kali pertamanya furqon tidak pulang kerumah. Biasanya walaupun sudah dini hari, furqon pasti akan tetap pulang. “Apa yang terjadi tuan? Kenapa kepala sama tangannya diperban?” pak luqman yang tak kalah khawatir “Aku baik-baik saja, aku ditabrak mobil saat mengejar pencopet” jawab furqon tanpa ekspresi “Ohhh tuhaan… lalu apa yang terluka tuan muda???” “hanya luka biasa bik, semalam aku sudah dirawat di rumah sakit, permisi aku mau istirahat” Furqon berjalan sendiri menaiki anak tangga menuju kamarnya yang dilantai atas, sementara pangeran ditahan oleh pak luqman dan bu diyah “Bagaimana tuan muda bisa terluka? Apakah pencopet itu memukuli tuan muda? Apa pen
Kedua mata dua besaudara itu terbelalak, terutama pangeran. Ia baru saja bertanya dan seakan mendapatkan jawabannya langsung dan itu… itu adalah suara bu Diyah… Apa mungkin bu diyaah??? Furqon berjalan ke arah pintu dan membukanya sedikit. furqon memang sangat memprivasikan kamarnya, bahkan para pembantu tidak pernah masuk walau untuk membersihkan kamarnya, semuanya ia urus sendiri. “Terima Kasih, bik” jawab furqon dengan raut muka datar seperti biasanya “Sama-sama tuan, jaga kesehatannya tuan, tadi tanpa sengaja saya menyentuh tangan tuan, dan tubuh tuan dingin sekali, saya hanya khawatir tuan akan demam” Ucap bu diyah sambil melihat kearah furqon. “Terima Kasih bik” ucap furqon dengan sedikit senyum kecil di ujung garis bibirnya. Bu diyah pun tersenyum karena memang tuan mudanya itu jarang sekali bahkan hampir tidak pernah tersenyum setelah kejadian tujuh tahun yang lalu. Furqon kembali menutup pintu dan membawa wedang jahe itu dengan hati-h
“Aku kan sudah bilang, aku mau uji nyali” jawab pangeran sambil menyunggingkan senyuman “Bagaimana mungkin aku meninggalkan kamu sendirian bersama para psikopat itu fur? Aku ini sepupu mu! Aku bahkan tidak bisa berfikir bagaimana mungkin kamu bisa bertahan dengan situasi yang bisa membunuhmu setiap detiknya” “Sejak usia 11 tahun, kamu bahkan sudah mengetahui semuanya, dan kamu masih berani memejamkan matamu pada malam hari, dan menyantap makananmu yang bisa saja terdapat racun di dalamnya? apa yang kamu pikirkan furqon.!!!! “Selama ini aku berpikir kamu membenci aku, keluargaku dan semuanya, tapi sekarang aku sadar, kenapa kamu melarang kami minum atau makan masakan pembantu disini, dan melarang kami berkunjung kalau kamu tidak ada. Sekarang aku… aku .. mengerti fur… maafkan aku dan keluargaku yang bahkan tidak mencoba mengerti kondisi mu” mata pangeran tiba-tiba berkaca-kaca mengingat semua tindakan furqon yang sangat dingin dan kejam kepada seluruh keluarga
“saya tidak melarang tuan, tapi kalau bisa jangan pacaran dulu, saya minta dia fokus belajar dan jadi orang sukses, biar tidak jadi pembantu seperti ibunya” “Kalau pacarannya sama saya boleh bu?” Furqon dan bu Diyah sama-sama terkejut dan memandang kearah pangeran “Ahhh tuan, yang benar saja” bu diyah tersenyum kaku, dan tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak enak harus menolak, juga tidak mungkin mengatakan iya. pangeran adalah anak orang kaya, yang bahkan lebih kaya dibandingkan furqon, bagaimana ia bisa menyinggung perasaan pangeran. Pangeran mengerti maksud dari senyum bu diyah, ia juga ikut tersenyum dan sedikit tertawa kecil “kalau tidak di restui ya tidak apa-apa bik, bibik memang ibu yang baik, semoga laras bisa sukses, dengan orang tua bak malaikat seperti ibu dan pak lukman” “Terima kasih tuan” bu diyah tersenyum malu, lalu pergi meninggalkan dapur “restu? Malaikat?” furqon tiba-tiba bersuara setelah bungkam sejak tadi,
“Gilaaaa, apa aku baru saja tertarik dengan anak psikopat itu? Iiii” pangeran langsung bergidik ngeri membayangkan kalau misalkan pembunuh itu bekerja sama dengan kedua orang tua larasati. Waktu berlalu begitu saja, hingga malamnya pangeran tetap menemani furqon seharian dirumah. Malam berlalu tanpa ada hal-hal yang yang penting ataupun special, hingga matahari membangunkan mereka. Pagi itu sangat cerah, setelah selesai sarapan, furqon menyampaikan pesan kepada pangeran, agar berjalan-jalan di luar rumah, dan jangan pulang, seelum ia pulang dari sekolah. Disekolah…. “Hai furqon, bagaimana kabar mu?” Tanya Ruqayya dengan senyum yang dibuat-buat “Baik” furqon menjawab dengan singkat dan langsung berlalu menuju tempat duduknya “Furqon, semalam kenapa kamu absen?” Furqon tiba-tiba bingung bagaimana harus bersikap, ia sama sekali tidak ingin beramah-tamah dengan gadis di depannya, lalu ia melihat gadis itu sekilas, dia adalah gadis ba
“Apa???” “Iyaa furqon, dia adalah kakeknya Rahelsa, Aku tidak akan bertanya kenapa kamu begitu tega memukul seorang kakek yang lemah dan tidak berdaya seperti itu, tapi apapun alasannya kamu tidak seharusnya memukul atau menendangnya seperti itu, itu adalah hal yang salah fur” Flashback On Sebelum ke sekolah, Ruqayya berkunjung ke rumah pak Seno, ia membawa sarapan yang dititipkan oleh ibunya untuk pak seno dan putrinya yang sedang sakit jiwa” “Permisi, kakek Seno, Kak Ayu, ini saya Ruqayya” “Ohh nak Ayya, ayo masuk nak,.. silahkan duduk” Ruqayya masuk dan duduk di kursi kayu yang sangat antik itu… “Waah, makasi nak, hampir setiap pagi kamu mengantar sarapan ke sini, apa tidak telat ke sekolahnya? “Tidak pak, ini baru jam 06.45 pagi, Oh yaa wajah kakek kenapa? Kakek habis berkelahi?” Tanya ruqayya yang pura-pura tidak tahu, “Tidak nak, ini… semalam saat kakek mau ke rumah makan tempat rahelsa merayakan har
Kabar kedekatan ruqayya dan Furqon tersebar dengan sangat cepat, dalam hitungan menit, semua siswa-siswi sudah membicarakan hubungan mereka. Mendengar desas-desus tersebut furqon hanya acuh tak acuh, ia tidak peduli dengan komentar orang-orang. Sebaliknya ruqayya merasa tidak nyaman dengan kesalahpahaman itu. Teeetttt teeetttt teettt Bel pulang sekola telah berbunyi, furqon menghampiri ruqayya ditempat duduknya, semua mata tertuju pada mereka berdua “Ayo” Furqon mengajak ruqayya yang hanya di jawab oleh anggukan oleh Ruqayya “Waahhh, mereka benar-benar pacarannya?” “Lihat lah mereka jalan bersama” “Gadis itu terlihat lugu tapi ternyata ia cukup lihai dalam menjinakkan manusia es situ” “Iya, aku kira intan yang akan berhasil menaklukkann manusia es situ, ternyata ada yang lebih mempesona dari pada intan.” Intan sang Primadona sekolah tentu saja tidak terima jika dirinya dibandingkan dengan perempuan yang bahkan tid