Share

KENDLEYRA - Malas Mendengarnya

“Eh Ra, lo yakin gak—

Sinta tidak melanjutkan kalimatnya saat dia melihat tidak ada siapa pun di sampingnya. Sinta bingung di mana Leyvira berada.

“Vira mana?” tanya Sinta kebingungan.

Milly mengedarkan pandangannya dan mencari di mana Leyvira berada. Sinta juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua tidak ada yang menyadari kalau Leyvira meninggalkan mereka.

“Heh Vira, tunggu!” teriak Milly saat melihat Leyvira yang sekarang sedang melangkahkan kakinya menjauh dari kerumunan ini.

Leyvira menghentikan langkah kakinya dan melirik ke arah dari mana dia mendengar suara yang sangat dia kenali.

“Cepet,” ujar Leyvira dengan begitu enteng.

Leyvira seolah tidak mau berada di sana. Milly dan juga Sinta langsung melangkahkan kakinya untuk mengejar Leyvira.

“Lo kenapa maen nyelonong pergi gitu aja sih?” tanya Sinta dengan nada yang terdengar cukup kesal saat mengetahui kalau Leyvira sudah pergi meninggalkan dirinya dan juga Milly.

“Gue malas dengar lo berdua yang terus-terusan membicarakan para bad boy itu,” papar Leyvira dengan penuh kejujuran.

Leyvira memang kurang suka saat mendengar kedua temannya yang begitu asyik membahas seorang bad boy itu.

Maka dari itu, Leyvira lebih memilih untuk pergi begitu saja, sebab dia malas harus mendengarkan kedua temannya yang membahas sesuatu hal yang tidak dia sukai.

Sinta mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban yang sudah Leyvira ucapkan. Sinta merasa heran akan sesuatu hal.

“Lo kenapa jadi malas denger kita bahas bad boy? Bukannya mantan lo juga seorang bad boy?” tanya Sinta.

Sinta masih ingat kalau mantan Leyvira kebanyakan adalah seorang bad boy, tapi kenapa sekarang Leyvira kurang suka saat dirinya dan juga Milly membahas bad boy itu.

Sebenarnya Leyvira tidak selalu seperti ini. Leyvira biasanya lebih memilih untuk acuh saat kedua temannya membahas seorang bad boy sekalipun, tapi untuk kali ini Leyvira seolah tidak ingin mendengar jauh lebih banyak tentang mereka yang sedang berkelahi.

Leyvira yang semula berniat untuk pergi ke kantin saja mendadak tidak jadi, karena dirinya sudah merasakan yang namanya malas jauh lebih awal, makanya Leyvira langsung melangkahkan kakinya begitu saja, dan menjauh dari area kantin.

“Iya Ra, bukannya mantan lo juga seorang bad boy?” Milly juga masih ingat kalau mantan Leyvira bukan seorang good boy.

“Nah lho. Mantan sendiri aja bad boy, kenapa lo malas membahas bad boy?”

Leyvira dengan seketika terdiam. Leyvira memahami kalimat yang sudah Sinta ucapkan.

Leyvira masih ingat akan hal itu, tapi entah kenapa sekarang dirinya merasa malas kalau terus mendengar banyak perempuan, apalagi teman dekatnya yang membahas seorang bad boy.

Sepertinya sesuatu hal yang sudah terjadi di masa lalunya membuat Leyvira seolah enggan untuk mendengarkan cerita tentang orang yang mempunyai karakter hampir sama dengan masa lalunya.

“Gak usah bahas mantan!” pungkas Leyvira.

Leyvira tidak mau kalau teman-temannya menjadi membahas tentang mantannya lebih dalam lagi.

Leyvira sebenarnya tidak memikirkan hal itu, hanya saja saat mereka membahas mantannya, maka ada sesuatu yang mendadak Leyvira rasakan.

Beberapa kejadian yang pernah terjadi di masa lalunya seolah mulai kembali terputar dalam ingatannya dan Leyvira tidak mau kalau sampai kejadian yang sangat sulit untuk dia lupakan malah kembali teringat dalam pikirannya.

“Kenapa” tanya Sinta dengan nada yang begitu polos.

“Dia kan sekarang pindah sama good boy, makanya dia bosan denger kita bahas bad boy.” Milly tersenyum di ujung kalimatnya.

Senyuman yang Milly berikan sekarang tengah menggoda Leyvira. Milly tahu kalau sekarang orang yang sedang dekat dengan Leyvira adalah seorang good boy.

Ralat.

Bukan sedang dekat, tapi sudah dekat dalam jangka waktu yang lebih dari sebentar dengan Leyvira adalah seorang goodboy.

Leyvira terdiam sejenak sambil memperhatikan Milly yang sekarang masih tersenyum dengan cukup puas.

Leyvira melirik ke arah Sinta. Sinta sedang mengangguk-nganggukkan kepalanya. Sinta juga mengetahui akan hal ini.

Leyvira malah mengernyitkan keningnya. “Terserah lo berdua.” Leyvira kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya dan kembali meninggalkan Sinta dan juga Milly.

Milly dan juga Sinta terdiam sejenak, mereka memperhatikan Leyvira yang sekarang tengah melangkahkan kakinya.

Ada sesuatu yang berbeda dengan langkah Leyvira yang mana hal itu mungkin hanya Milly dan juga Sinta sadari, sebab orang lain entah akan sadar atau tidak.

Milly dan juga Sinta melirik dan seolah mencoba menjelaskan hal itu. Namun, mereka hanya saling melirik hingga akhirnya mereka melangkahkan kakinya dan mengejar Leyvira.

“Ra, tunggu!”

Leyvira malas menghentikan langkah kakinya, ada sesuatu yang membuat dirinya seolah enggan untuk berbicara dengan kedua temannya di waktu yang sekarang.

“Ra, tunggu dulu.”

Leyvira menarik napasnya dalam-dalam. Leyvira akhirnya mengalah, Leyvira menghentikan langkah kakinya. Sinta dan juga Milly langsung menghampiri Leyvira.

“Ra, gue gak bermaksud untuk membuat lo kembali ingat akan masa lalu yang sudah lama lo lupakan.”

Sinta menganggukkan kepalanya. “Iya, Ra. Kita sama sekali gak ada maksud untuk membuat lo ingat kembali akan masa lalu lo.”

Leyvira tersenyum kecil. Sebuah senyuman yang baru saja Leyvira ukirkan nyaris tidak ada artinya. “Gak papa. Kalian gak salah kok, mungkin di sini gue yang salah. Gue yang belum bisa sepenuhnya melepaskan masa lalu gue.”

“Tapi kita juga gak mau buat lo sedih, apalagi karena lo yang kembali ingat akan masa lalu lo.” Milly mengerti kalau Leyvira bukan orang yang bisa dengan mudah menyalahkan orang lain atas masalah yang dia miliki.

Leyvira menganggukkan kepalanya paham. “Iya, gue ngerti kok.”

Sinta tersenyum dengan sebuah senyuman yang terlihat begitu lega. Sinta merasa lega saat tahu kalau Leyvira tidak marah pada dirinya. “Makasih ya Ra,” ucap Sinta.

Leyvira kembali menganggukkan kepalanya santai. “Sama-sama.”

“Nanti akan ada orang yang bisa membuat lo bahagia dan orang itu bakalan bisa menyembuhkan luka yang ada di hati lo.” Milly sangat yakin akan hal ini.

Leyvira menarik lengkungan di bibirnya. “Semoga.”

“Ya udah yuk, ke kelas aja.” Sinta merasa sudah tidak ada hal yang membuat mereka harus diam berdiri di tempat ini.

Mereka akhirnya melangkahkan kaki mereka bersama menuju ke kelas. Leyvira beberapa kali menarik napasnya dengan begitu dalam.

Leyvira mencoba untuk mengalihkan pikiran yang semula memang memikirkan masa lalunya ke arah yang lain.

Ternyata sampai saat ini gue belum sepenuhnya melupakan lo, karena saat ada orang yang membahas tentang lo—gue dengan seketika langsung ingat lagi akan diri lo dan juga semua luka yang sudah lo berikan.

Semula memang Sinta dan juga Milly hanya sedikit membahas tentang mantan, tapi ternyata pikiran Leyvira bisa menanggapi hal ini dengan lebih jauh yang membuat suasana hatinya menjadi tidak baik, makanya Leyvira bisa terlihat seolah dirinya marah pada Sinta dan juga Milly.

Kenapa Leyvira bisa seperti itu? Apa yang sudah terjadi di masa lalu Leyvira sehingga Leyvira begitu enggan mengingat mantannya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status