Share

KENDLEYRA - Menarik Perhatian

Leyvira tengah melangkahkan kakinya dengan santai di koridor sekolah. Leyvira mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.

Leyvira terdiam saat ada seorang cowok yang tengah berjalan tak jauh di depannya. Leyvira mendadak mengubah tujuan langkah kakinya.

Leyvira melangkahkan kakinya mengikuti ke mana arah cowok itu sekarang tengah melangkahkan kakinya.

Leyvira memperhatikan tubuh bagian belakang cowok itu. Rambut cowok itu terlihat sedikit acak-acakan. Cara cowok itu berjalan sulit untuk didefinisikan.

Karena apa?

Karena kalau dikatakan bahwa dia berjalan dengan langkah yang cukup tegak, beberapa kali cowok itu malah berjalan dengan santai.

Dia siapa? Kenapa dari sekian banyak cowok yang gue lihat, kenapa cuma dia yang berhasil membuat gue tertarik untuk memperhatikannya?

Leyvira tanda tanya sendiri dalam hatinya. Beberapa langkah terus dia lalui sampai akhirnya dia semakin dekat dengan cowok itu, hanya saja dia ragu untuk menyapa atau menyuruh orang itu berbalik.

Leyvira merasa bingung lebih awal akan apa yang harus dia ucapkan saat orang itu bertanya mengenai alasan kenapa dirinya menyapa orang itu.

“Vira?”

“Hah?!” Leyvira dengan seketika menjawab dengan nada yang terdengar begitu kaget.

Orang yang semula sudah memanggil Leyvira sekarang menjadi melangkahkan kakinya untuk ke hadapan Leyvira.

“Lo mau ke mana?” tanya Sinta. Sinta adalah teman satu kelasnya Leyvira.

“Gue mau ke kelas,” jawab Leyvira asal.

Sinta mengernyit sambil mengedarkan pandangannya. “Kelas?” tanya Sinta dengan nada yang terdengar begitu heran.

Leyvira menganggukkan kepalanya. “Iya,” jawab Leyvira dengan nada yang begitu enteng.

“Kenapa jadi ke sini? Jauh banget lo pilih jalan?” tanya Sinta lagi.

Sinta sungguh penasaran, karena jalan yang sudah Leyvira pilih sekarang itu nantinya akan membuat Leyvira menjadi semakin jauh untuk menuju ke arah kelasnya.

“Ah au ah, pusing gue.”

Leyvira bingung bagaimana cara menjawab pertanyaan yang sudah Sinta ucapkan, karena dirinya tidak mau mengatakan kalau alasan yang membuat dirinya memilih berjalan ke arah sini, karena dirinya sedang mengikuti seseorang.

“Lah lo mau ke mana?” tanya Sinta kaget saat melihat Leyvira yang langsung meninggalkan langkah kakinya.

“Ke kelas,” jawab Leyvira.

“Lo tadi sebenarnya mau ke mana sih?” tanya Sinta lagi.

Sinta begitu penasaran, karena Sinta merasa kalau semula Leyvira sedang menuju ke suatu tempat yang sudah pasti bukan ke kelas, karena Sinta tahu kalau Leyvira itu jarang memilih jalan ini kalau dirinya mau pergi ke kelas.

“Kepo lo,” jawab Leyvira sambil tertawa kecil di ujung kalimatnya.

“Gue emang kepo. Kalau gue gak kepo gak bakalan gue berulang kali menanyakan hal ini pada lo.” Sinta mengatakan hal itu dengan cukup jujur.

“Lo dari mana tahu gue ada di sana?” tanya Leyvira.

Leyvira tahu kalau sebelumnya tidak ada orang yang mengikuti dirinya saat tadi sedang mengikuti cowok itu.

“Gue tadi liat lo lagi jalan, terus gue penasaran lo mau ke mana, makanya gue ikutin terus, tapi rasa penasaran gue udah gak bisa ditahan dan akhirnya gue tanya sama lo.”

Sinta menjelaskan semuanya pada Leyvira akan alasan kenapa dirinya tadi bisa bertemu dengan Leyvira yang sedang melangkahkan kakinya ke arah yang sudah jelas bukan arah yang biasa dia pilih untuk menuju ke kelas.

“Terserah lo, gue mau ke kelas!” ketus Leyvira yang kemudian langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelas XI IPA 3.

“Lah, gue juga mau masuk.” Sinta langsung melangkahkan kakinya ke dalam kelas XI IPA 3, karena Sinta memang sama-sama anak IPA 3.

*****

Waktu pembelajaran sudah berlalu dan berakhir. Sekarang sudah tiba masa di mana semua murid sudah bebas keluar dari kelas, tapi tidak keluar dari sekolah.

Sekarang waktunya istirahat. Leyvira sekarang sedang melangkahkan kakinya menuju ke arah toilet bersama dengan Sinta.

Sinta dengan santai menunggu Leyvira keluar dari toilet. Tidak perlu menunggu waktu yang begitu lama, Leyvira keluar dari toilet.

Mereka sekarang melangkahkan kakinya menuju ke arah kantin, karena memang tujuan mereka keluar dari kelas juga untuk menuju ke kantin, hanya saja semula Leyvira ingin ke Toilet terlebih dahulu.

“Di kantin kenapa ribut-ribut?” tanya Leyvira saat menyadari kalau sekarang suasana kantin sedang berbeda dari biasanya. Kantin sekarang sedang dipenuhi oleh begitu banyak siswa dan juga siswi.

Sinta mengernyitkan keningnya. Sinta juga merasa heran akan hal ini. “Gak tahu, oh ya nanti tunggu Milly balik.”

Sinta yakin kalau Milly akan memilih untuk kembali mencari dirinya dan juga Leyvira saat kantin sedang begitu ribut seperti ini.

“Nah tuh ada Milly,” ucap Sinta saat melihat Milly yang berjalan ke arahnya.

Leyvira menganggukkan kepalanya dan menunggu Milly sampai ke tempat di mana dirinya berada sekarang.

“Ada apa di kantin? Kenapa mendadak rame?” tanya Leyvira dengan penuh penasaran.

“Biasa tuh para bad boy lagi bertengkar,” jawab Milly dengan nada yang terdengar begitu santai.

Sinta mengernyit bingung. “Bad boy yang mana aja maksud lo?” tanya Sinta penasaran sama siapa yang sudah Milly maksud sekarang.

“Kenan sama biasalah,” jawab Milly dengan nada yang cukup santai. Milly sudah merasa tidak aneh saat tahu kalau yang berkelahi sekarang itu adalah cowok itu.

Sinta bukannya paham akan siapa orang yang sedang bertengkar di kantin, tapi Sinta semakin mengernyitkan keningnya.

“Siapa woy, SMA kita kebanyakan bad boy. Gue bingung kalau dikatakan sama seorang bad boy, karena banyak.”

Sinta mengatakan hal yang cukup jujur, karena memang sekarang dirinya kesusahan untuk mengetahui siapa cowok yang sudah Milly maksud sebagai lawan bertengkar Kenan.

Milly tersenyum kecil. Apa yang sudah Sinta ucapkan memang benar. Milly lupa akan hal itu. “King of bad boy SMA kita. Gue udah bosen dengar kasus dia,” jawab Milly. Milly sangat yakin kalau dirinya mengatakan hal ini, maka Sinta akan langsung memahaminya.

“Oh dia, aneh ya dia sering banget berantem?”

Sinta dengan seketika langsung tahu siapa orang yang sudah Milly maksud saat Milly mengatakan bahwa dia seorang King of Bad boy SMA-nya.

Milly mengangkat kedua bahunya. “Gak tahu lah gue, tapi memang akhir-akhir ini dia sering buat ulah.”

Milly tidak tahu hal apa yang membuat cowok itu menjadi sering berbuat ulah akhir-akhir ini, tapi dirinya memang menyadari kalau orang itu sering terlibat banyak kasus dalam beberapa waktu ke belakang.

“Tuh cowok kalau gak ganteng gak bakalan bisa jadi cowok populer di SMA kita,” celetuk Sinta.

“Ya iyalah, kalau gak ganteng gue juga gak bakalan suka sama dia.” Milly sangat tahu akan hal itu.

Orang yang Milly maksud memang ganteng. Jadi, pantas saja kalau banyak siswi yang mengidolakan dia, meski dia seseorang yang bad boy.

“Eh Ra, lo yakin gak—

Sinta tidak melanjutkan kalimatnya saat dia melihat tidak ada siapa pun di sampingnya. Sinta bingung di mana Leyvira berada. “Vira mana?” tanya Sinta kebingungan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status