Leyvira sekarang sedang berada dalam sebuah taxi. Leyvira melihat ada sebuah cowok yang tidak asing untuknya. Leyvira terus memperhatikan cowok yang sekarang berada di depan mobilnya.“Pak berhenti,” ujar Leyvira.Setelah mobil yang Leyvira tumpangi berhenti. Leyvira melangkahkan kakinya keluar dan berjalan ke arah di mana cowok itu berada. Leyvira memperhatikan cowok yang sekarang sedang menundukkan pandangannya.“Lo?” Leyvira terlihat begitu kaget saat melihat siapa cowok yang sedari tadi sudah membuat dirinya tanda tanya.“Ya?” Cowok itu menjawab dengan nada yang begitu santai.“Lo ngapain mabok lagi?” tanya Leyvira dengan nada yang sangat bingung dan ekspresi yang benar-benar kebingungan kenapa cowok itu kembali mabuk.“Gak ada alasan yang membuat gue berhenti buat mabok.” Cowok itu menjawab dengan nada yang terdengar begitu enteng. Dirinya memang tidak mempunyai alasan yang membuat dirinya berhenti mengkonsumsi alkohol.Mendengar alasan yang sudah cowok itu ucapkan membuat Leyvir
Cowok itu terlihat begitu lemas. Leyvira membopong cowok itu ke gedung Apartemennya. Sangat tidak mungkin kalau Leyvira membiarkan cowok itu melangkahkan kakinya sendiri untuk sampai ke Apartemennya.Sebenarnya tidak terlalu tidak mungkin, hanya saja Leyvira tidak tega kalau membiarkan cowok yang sekarang dalam keadaan mabuk ini dia biarkan melangkahkan kakinya sendirian. Leyvira terus melangkahkan kakinya masuk sampai akhirnya sudah di dalam Apartemennya, Leyvira membiarkan cowok itu duduk di sofa.Leyvira mengedarkan pandangannya mencari dapur. Leyvira berniat untuk mengambilkan sebuah minuman untuk cowok itu. Setelah selesai melakukan apa yang sudah dia niatkan, Leyvira kembali lagi ke tempat di mana cowok itu berada.“Nih minum dulu,” ucap Leyvira sambil menyimpan satu gelas minuman dingin di meja.Stella cukup tahu kalau minuman dingin jauh lebih bagus untuk menetralkan dan mengembalikan kesadaran orang yang sedang mabuk, dibandingkan dengan air putih biasa.Setelah mendengar kal
Leyvira terus melangkahkan kakinya mundur, dia mulai kesal saat cowok itu malah terus mengikuti langkah kakinya. Leyvira tersentak saat dirinya sudah tidak bisa mundur lagi, karena dirinya sekarang sudah mentok dengan tembok.Nih cowok mau ngapain sih sebenarnya?Leyvira begitu bertanda tanya akan hal ini. Leyvira tidak bergerak dengan posisi tubuh yang sudah menempel dengan dinding. Leyvira terus memperhatikan cowok itu yang semakin mendekat ke arahnya.Tatapan cowok di hadapannya benar-benar tidak Leyvira sukai dan dia semakin deg-degan saat cowok itu semakin mendekat dengan posisi bibir yang sudah dia ketahui ke mana maksudnya nanti.PlakSebuah tamparan mendarat dengan begitu pas di pipi cowok itu, saat dia hendak menempelkan bibirnya dengan bibir Leyvitta.Ekspresi yang cowok di hadapannya pasang semakin membuat Leyvira tidak suka dengan keberadaannya, apalagi posisinya yang sangat dekat. Leyvira yakin kalau cowok ini sekarang sudah kehilangan kesadarannya.Mendapatkan sebuah ta
Leyvira sekarang sedang melangkahkan kakinya dengan cukup santai di Taman ini. Leyvira terus mengedarkan matanya untuk melihat berbagai pemandangan indah lainnya yang ada di Taman ini.Leyvira menyipitkan matanya saat melihat sesuatu yang cukup menarik fokus matanya. Leyvira akhirnya memilih untuk berjalan ke arah di mana cowok itu berada.Semula pemandangan yang sudah menarik fokus matanya adalah pemandangan seorang cowok dengan sebuah botol kaca di tangannya. Cowok itu beberapa kali menenggak cairan yang ada di dalam botol itu.Leyvira terus melangkahkan kakinya untuk menghampiri cowok itu. Alasan yang membuat Leyvira ingin menghampiri cowok itu adalah untuk mengetahui apakah cowok sedang mabuk atau tidak.Saat sudah sampai di sana, ternyata cowok itu memang sedang mabuk. Leyvira terus memperhatikan cowok itu dengan cukup serius. Cowok itu sekarang sedang duduk di salah satu bangku panjang yang masih ada di area Taman ini.“Lo mabok di sian
Malam sudah pergi berganti menjadi pagi. Cahaya sinar rembulan sudah terganti oleh sinar mentari. Sinar mentari terus naik bersamaan dengan waktu yang terus bertambah. Seorang cowok sekarang sedang tertidur dengan cukup nyenyak di atas tempat tidurnya. Tidak ada tanda-tanda kalau orang itu akan bangun, karena dirinya memang masih nyaman di alam tidurnya. “Bangun,” ucap seorang perempuan dengan nada yang terdengar cukup lembut. “Hm.” Orang yang dibangunkannya tidak bangun, tapi hanya menggeliat dengan mata yang masih terpejam. “Bangun,” ulang perempuan itu. “Emh.” Orang itu masih merasakan yang namanya mengantuk, makanya dia tidak langsung keluar dari alam tidurnya, meski beberapa kali sudah dibangunkan. “Bangun sayang, ini Mamah.” Orang yang sedari tadi membangunkan dirinya ternyata orang yang berstatus sebagai Mamahnya. Cowok itu akhirnya keluar dari alam tidurnya. Dia terdiam bengong sambil melirik ke arah sekitar. Di kamarny
Seorang cowok yang mempunyai tinggi badan lebih dari 175 cm dengan atasan kemeja putih serta bawahan celana mocca tengah melangkahkan kaki panjangnya dengan santai menyusuri koridor.Penampilan cowok itu cukup rapi dengan rambut yang tidak acak-acakan, dasi yang melingkar rapi di lehernya dan sebuah jam tangan yang bertengger rapi di tangan kanannya.Orang itu mengukirkan senyumannya sepintas saat banyak para siswi yang memperhatikan dirinya dengan cukup serius, memberikan sebuah senyuman, bahkan menyapanya.Dirinya hanya menghargai mereka, tanpa mengucapkan kata apa pun, karena dirinya malas untuk berkomunikasi dengan banyak orang.Seorang perempuan yang sekarang tengah duduk dengan kepala yang tertunduk sebab dirinya tengah memperhatikan rumput Taman ini berhasil menarik perhatian cowok itu. Cowok itu berdiri sambil diam memperhatikan gadis itu beberapa saat.Setelah beberapa saat memperhatikan perempuan itu, akhirnya cowok itu kembali melangkahk
Leyvira dengan santai sedang merapikan celana dan juga kaos tangan panjangnya. Leyvira kemudian mengambil jam tangan yang tak lama itu dia pakaian. Leyvira mengambil tas dan juga handphone-nya.Setelah itu Leyvira melangkahkan kakinya dengan santai keluar dari kamar dan berniat untuk langsung pergi.Leyvira tidak langsung menuju ke arah pintu saat dirinya melihat ada seorang perempuan yang ternyata Mamahnya sedang berjalan.Leyvira melangkahkan kakinya ke arah orang itu. “Kamu mau ke mana?” tanya Bella. Bella merasa yakin kalau anaknya sekarang akan pergi ke luar.“Aku mau keluar, makan malam.” Leyvira menjawab dengan penuh kejujuran. Leyvira lebih baik dilarang, tapi dirinya sudah mengucapkan hal yang sejujurnya.“Oh, ya sudah.” Bella tidak mau terlalu memperpanjang pembahasan tentang hal ini dengan Leyvira.“Iya, aku pamit.” Leyvira kemudian menyalami tangan Mamahnya dengan cukup santai yang
Leyvira tengah melangkahkan kakinya dengan santai di koridor sekolah. Leyvira mengedarkan pandangannya ke arah sekitar.Leyvira terdiam saat ada seorang cowok yang tengah berjalan tak jauh di depannya. Leyvira mendadak mengubah tujuan langkah kakinya.Leyvira melangkahkan kakinya mengikuti ke mana arah cowok itu sekarang tengah melangkahkan kakinya.Leyvira memperhatikan tubuh bagian belakang cowok itu. Rambut cowok itu terlihat sedikit acak-acakan. Cara cowok itu berjalan sulit untuk didefinisikan.Karena apa?Karena kalau dikatakan bahwa dia berjalan dengan langkah yang cukup tegak, beberapa kali cowok itu malah berjalan dengan santai.Dia siapa? Kenapa dari sekian banyak cowok yang gue lihat, kenapa cuma dia yang berhasil membuat gue tertarik untuk memperhatikannya?Leyvira tanda tanya sendiri dalam hatinya. Beberapa langkah terus dia lalui sampai akhirnya dia semakin dekat dengan cowok itu, hanya saja dia ragu untuk menyapa atau m