#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET
#35
"Terima kasih sudah menjaga hati untukku," ucap Nia saat kami berdua sama-sama berada di kamar.
Aku mengecup lembut keningnya, kemudian mengusap bayi dalam perutnya yang susah mulai bergerak.
"Wah, dia bahagia ..." ucapku antusias.
Aku terus menempelkan telinga di perut Nia, berharap ia kembali bergerak dan aku bisa merasakan sedikit saja gerakan lembutnya.
"Sayang ... sehat ya. Jangan nakal sama Mama," ucapku gemas.
Sementara itu, Nia terlihat geli karena memang ada sedikit kumis tipis yang belum sempat aku bersihkan.
Aku merasa begitu beruntung atas apa yang terjadi padaku, banyak sekali pelajaran yang bisa aku petik dari semua musibah yang menimpa keluarga kecilku.
Semoga ini yang terkahir dan tak akan pernah lagi ada badai untuk rumah tanggaku dan Nia sampa
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#36Setelah semua aku lepaskan, sejujurnya ada rasa galau dalam hati. Bukan tentang Disty, bukan sama sekali.Hanya saja, aku tak tahu harus mencari pekerjaan dimana lagi setelah ini. Usiaku yang sudah tak lagi muda pasti akan membuat perusahaan besar menolakku.Namun, aku tetap diam. Berusaha bersikap baik-baik saja di depan keluargaku terutama Nia. Meski sesungguhnya aku sangat berpikir keras untuk kehidupan masa depan rumah tanggaku kelak."Mas, kamu kenapa?" tanya Nia seraya menghampiriku yang tengah duduk santai di teras."Ga apa-apa Sayang, cuma lagi bingung aja. Aku harus kerja apa, umur aku kayaknya udah gak akan cukup untuk kerja di perusahaan besar," ungkap ku.Seperti janjiku, aku berusaha jujur dan tidak memendam apapun yang tengah aku rasakan."Sabar Mas, pasti nanti ada j
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#37Dalam malam yang sunyi, aku menatap wajah polos Nia, istriku. Betapa lapang hatinya. Terbuat dari apa perasaan wanita ini?Ya Allah, begitu baiknya Engkau memberikan istri dan keluarga yang luar biasa untukku. Bahkan, aku tak bisa membayangkan jika Nia yang mengkhianatimu. Mungkin, hatiku tak akan seluas dia. Maafku mungkin tak akan selembut maafnya.Entah harus bagaimana lagi aku bersyukur atas semua karunia yang telah Tuhan berikan padaku.Bahkan, ketika aku melakukan banyak dosa. Saat aku melalaikan banyak kewajiban sebagai seorang hamba. Allah masih dengan baik memberikan semua yang aku mau.Aku cium kening istriku yang masih terlelap, wajahnya begitu terlihat lelah. Aku yakin, meski ia terlihat baik-baik saja akan tetapi, dalam hatinya sangat khawatir pada apa yang terjadi padaku.Perutnya yang me
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#38#NiaPraaang!Setumpuk piring yang ada di tanganku lolos begitu saja hingga terjatuh dan pecah berserakan di lantai."Ada apa Nia?" tanya Ibu mertuaku yang langsung sigap melihatku di dapur.Aku tersenyum getir, "Maaf Bu ..." ucapku dengan perasaan bersalah."Ya ampun, udah nanti biar ibu saja yang bereskan. Kamu pasti susah jongkok buat ambil pecahan piring itu," usul Ibu mertuaku."Biar Nia aja Bu, pakai sapu kan bisa ..." tolakku.Aku merasa tidak enak jika harus meminta ibu mertuaku yang membereskan pecahan yang aku buat."Udah biar bapak aja, kamu istirahat sana. Capek pasti kamu," ucap bapak mertuaku.Mereka memang selalu bersikap baik padaku, bahkan terkadang aku tidak merasa seperti menantu di rumah ini.
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#39Terkadang, manusia bisa begitu mudah melakukan kesalahan tanpa berpikir bahwa kesalahan itu bisa membuat luka di hati banyak orang.Terutama, adalah orang-orang tersayang yang seharusnya mendapatkan kasih dan cinta sepenuhnya. Allah memberikan cobaan, agar diri semakin kuat dan Karena Sang Maha Pencipta yakin bahwa diri ini mampu menghadapi cobaan yang terjadi._____Dalam ruang yang gelap wajah Nia semakin terbayang, aku semakin tak mampu lagi menahan sesak dalam dada setiap kali mengingat bagaimana aku pernah menghianatinya."Mas ..." Suara Widya terdengar lirih."Iya ..." jawabku."Di bawah ranjang tempat aku berbaring, ada pisau dan balok kayu. Pakailah untuk keluar dari tempat ini," ucap Widya.Aku melirik ke arah kolong tempat tidur yang Widya bicarakan.
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#40#NiaDering telpon menghentikan aktifitasku pagi hari ini, segera aku mengambil ponsel yang terletak di atas meja.Widya? ada apa nomor Widya menelponku? Apa ia ingin pamer dan mengatakan bahwa ia telah memenangkan Mas Roby dari tanganku.Hah! dasar wanita gak tahu diri! sudah dimaafkan bukannya tobat malah bikin ulah lagi. Aku menggerutu, sebelum akhirnya memutuskan untuk menggeser tombol berwarna hijau."Halo!" sengaja aku menyentak ucapanku karena aku tak ingin selalu di anggap rendah oleh Widya."Nia ..."Dugaanku salah, ternyata suara Mas Roby yang ada di balik sambungan telepon. Huh! apa kali ini ia yang akan menunjukan bahwa ia telah memilih Widya?Dasar lelaki egois, tak tahu di untung. Harusnya ia bersyukur aku masih mau memaafkan dia, tapi kenap
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#41Aku menuntun keluarga, para anggota kepolisian dan pihak apartemen untuk pergi ke kamar Widya. Aku sangat berharap Widya masih bisa di selamatkan meski keadaannya sudah sangat parah."Aku harap kamu masih bisa bertahan Wid," batinku sendiri.Nia terus menggenggam erat jemariku sepanjang kami pergi menaiki lift.Saat sampai, semua masih terlihat sama. Kunci yang aku bawa segera aku serahkan ke pihak apartemen dan mereka dengan sigap membukanya.Ya Allah, semua masih terlihat sama. Bahkan, Pratama belum sempat masuk ke ruangan ini untuk melihatnya.Aku arahkan mereka semua ke ruangan sempit yang beberapa hari lalu telah menjadi tempat aku dan Widya di sekap."Siapapun di dalam serahkan diri kalian, kalian sudah di kepung!" teriak pihak kepolisian.Ceklek!
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#42Aku menyusul Nia ke dalam kamar, membujuknya agar ia tak lagi merasa bahwa aku akan menduakan nya. Aku memang pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal akan tetapi aku berusaha keras agar bisa mendapatkan maaf dari Nia."Sayang, jangan ngambek lagi ya ... aku minta maaf kalau aku jadi ngingetin kamu ke masalalu yang bikin hati kamu sakit," ucapku seraya duduk di sampingnya.Nia diam, ia hanya sibuk memainkan ujung sprei yang nampak kotor."Sayang ..."Aku menggenggam jemari istriku seraya menatap lekat kedua netra hitamnya."Maafkan Mas ya Sayang ..." ucapku lagi.Nia tertunduk, wajahnya mendung bagai langit yang hitam menandakan akan turun hujan dan petir."Iya Mas, maaf kalau aku gak bisa nahan diri. Seharusnya aku gak cemburu di saat seperti ini. Be
#KETIKA_ISTRIKU_TAK_LAGI_CEREWET#43"Astaghfirullah!"Nia berteriak saat mengetahui apa yang sedang membuat kami tercengang. Aku memeluk tubuhnya agar ia tak terlalu khawatir."Kita akan lewati ini semua bareng-bareng," ucap Bapak yang kemudian bangkit."Tunggu Pak, jangan di buang dulu ..." teriak Asmara dari dalam rumah.Kami semua menoleh, ternyata Asmara datang dan membawa ponsel untuk mengambil gambar. Setidaknya akan di gunakan sebagai tambahan bukti nantinya."Jangan sentuh pakai tangan langsung, biar sidik jarinya gak hilang," usulku.Kami semua bergotong royong menyimpan benda terkutuk itu secara perlahan. Meski kami semua takut, akan tetapi kami harus menjadikan ini bukti agar semua tidak berlalu begitu saja.Setelah hari itu, aku merasa semakin trauma untuk bepergian. Keadaan sem