Diam-Diam Jadi Madu

Diam-Diam Jadi Madu

By:  Amanah Cinta  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings
50Chapters
9.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Tia dan Mega adalah sepasang sahabat. Keserakahan cinta membuat Mega lupa diri. Mega diam-diam menikah dengan Mas Indra yang merupakan suami Tia. Sampai kapan mereka dapat menyembunyikan hubungan? Lalu, bagaimana dengan akhir cerita yang dibangun awal ketidaksetiaan?

View More
Diam-Diam Jadi Madu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nur Cahyani
..............................
2021-12-11 19:48:29
1
user avatar
Amanah Cinta
Terima Kasih
2021-10-13 18:48:23
1
50 Chapters
Prolog
 PrologSetiap orang punya pilihan masing-masing dalam hidup. Apalagi dalam memilih pendamping hidup, berumah tangga. Seperti aku yang memilih menjadi madu sahabatku sendiri. Dulu kami berbagi segalanya dari makanan sampai baju, bahkan tempat tidur. Lalu, sekarang aku pun berbagi tidur dengan suamimu. "Aku baik bukan?"Kamu pernah bilang "Kita harus selalu bersama." Kini, perkataanmu jadi kenyataan. Aku menemani dalam duka dan sukamu.Kamu juga bilang bahwa aku harus selalu bahagia, agar tak ada yang merasa sedih diantara kita. Sekarang aku bahagia sejak masuk dalam rumahmu, Kehidupan pilu telah aku lepas selamanya sejak kamu datang membantuku dalam setiap proses. Lalu membawaku masuk ke dalam hidup yang harusnya hanya ada keluargamu, kini aku masuk di dalamnya. Saat ini aku bahagia jadi madumu, aku benar-benar diperlakukan seperti adik olehmu. Akan tetapi, kamu belum tau aku juga diperlakukan sebagai istri ole
Read more
Bab 1
Bab 1"Saya terima nikahnya Mega binti Bapak Subarjo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai""Bagaimana saksi"Sah... Riuh para saksi pernikahan kami. Kami menikah secara siri jadi hanya beberapa orang saja datang menghadiri acara sakral ini. Meski tidak megah, tidak ada pesta. Aku bahagia. Setidaknya kami sudah sah daripada terus jatuh dalam kubangan dosa. Sebenarnya Suamiku memiliki istri bernama Tia, dia adalah sahabatku. Sedangkan Aku baru saja bercerai. Tialah yang membantuku proses perceraian, tetapi tidak dengan proses pernikahan ini. Tia tidak tahu suaminya menikahiku.Malam yang dinanti pun telah tiba. Malam pertama sepasang pengantin yang romantis.  Biarpun sering melakukan, malam ini terasa lebih indah."Sayang," Mas Indra, memandangku penuh nafsu. Tenggorokannya terlihat naik turun menelan saliva. Lelaki manapun tak tahan melihatku, berdiri dihadapannya memakai lingerie. "Kamu memang ta
Read more
Bab 2
Bab 2 Aku bingung harus jawab apa. Kenapa bisa Tia, yang menjawab. Ke mana Mas Indra? Lebih baik aku matikan saja, anggap saja aku tak menelepon Mas Indra.  Akhirnya aku pulang naik taxi. Sebelum masuk rumah, aku menghembuskan nafas. Kakiku terus berjalan, tapi hati dan pikiranku menolak. Ingin segera pindah. Beginikah rasanya serumah dengan madu! "Assalamua'laikum," Aku memgucapkan salam sembari mengetuk pintu.  "Waalaikum salam," Terdengar sahutan Tia dari dalam. "Meg, kamu jalan kaki, harusnya telpon aku biar aku jemput," ucap Tia penuh khawatiran.  "Enggak kok, Tia,  aku naik taxi tadi. Baru pergi tu, taxinya," ucapku menunjuk jalan Aku mandi, kemudian merebahkan diri di kasur. Ingin ikut makan malam, tapi malas karena udah makan tadi di restoran. "Mega, ayo kita makan sama-sama," jeritan Tia terdengar. Aku tidak ingin beranjak menyaksikan mereka makan berdua tapi, Tia begitu baik membuatku t
Read more
Bab 3
Bab 3"Mas Indra!" suara Tia, terdengar makin kuat. Aku yakin pasti Tia, sedang mencari keseluruh ruangan. Aku langsung menyuruh Mas Indra lewat jendela. Kebetulan sekali kamarku jendelanya langsung kearah belakang. Mas Indra bisa langsung bersembuyi di dapur. "Ada apa sih, Tia? Pagi-pagi udah kaya sempritan aja. Kenceng bener" cecarku sok asyik. "Tumben udah bangun kamu, Meg. Biasanya masih molor." ledeknya, sepertinya Tia tak menaruh curiga. 'Selamet-Selamet'."Kamu lihat Mas Indra, enggak, Meg" tanya Tia. "Lah,  mana aku tau. Dia kan suamimu" ucapku sok cool. "Yeh, orang aku cuma tanya. Kok,  gitu sih" Tia nampak kesal. "He-he-he.  Aku enggak liat, Tia" ucapku cengengesan. Aku tidak ingin kelihatan gugup agar Tia tidak curiga. "Hai, Dek" sapa Mas Indra, muncul membawa cangkir."Mas Indra, kamu habis ngapain" Tanya Tia, "Bikin susu buat kamu. Boleh,
Read more
Bab 4
Bab 4Aku hanya kekasih yang disimpan. dikeluarkan jika perlu, disembuyikan bila tak dibutuhkan. Lantas, sekarang aku cemburu menyaksikan dua insan saling bahagia, meski ku tahu Mas Indra melakukan itu agar Tia tak curiga. Aku tahu cincin berlian yang indah itu di peruntukan aku.Mereka berpelukan dalam bahagia. Tia terlihat begitu mencintai Mas Indra. Sedangkan tatapan Mas Indra terus mencuri pandang terhadapku."Kamu bener-bener romantis banget, Mas." ucap Tia. Terlihat begitu bahagia memandang terus cincin yang diberikan suaminya."Aku jadi iri deh, sama kalian" Aku berusaha tersenyum meski sebenarnya kesal."Aku yakin kamu bakal nemu pasangan seperti Mas Indra. Kamu yakin aja, ya" timpal Tia dia terlihat bahagia, aku iri padanya yang bisa bahagia sesimpel itu. "Mega, kamu sendirian aja disini" Mas Indra bertanya seolah kita tak bertemu. Ada yang mengganjal melihat perlakuan Mas Indra. Ah, sepertinya aku telah dirudung asmara.
Read more
Bab 5
Bab 5Aku keluar dari kamar. Ada rasa gemetaran dalam hati, namun saat keluar yang ku lihat Mas Indra sedang menyantap pizza.Oh, rupanya hanya kurir. Hampir membuat jantungku copot saja, dan Mas Indra. Kelaparan ia kah? sampai disaat seperti ini sanggup makan.Akupun ikut makan bersama Mas Indra, dengan duduk dipangkuannya. Aku bisa romantis bukan, makanpun penuh dengan kemanjaan. Kapan lagi? Kalau tidak sekarang. Beginilah nasib menjadi Istri kedua, diutamakan tapi nunggu giliran.------------------Aku dan Mas indra menikmati angin pantai Bali, hari-hariku terasa indah, bila boleh diminta aku ingin lebih lama lagi, tetapi tuntutan pekerjaan Mas Indra tak bisa lama.Ting... Sebuah pesan masuk[ Mega, kamu dimana? Katanya kamu cuti. Dikontrakan enggak ada. Kamu pulang kampung kah? ]Pesan dari Tia berurutan disertai puluhan panggilan telepon.'Tia, Tia. Tak bisakah kamu tak mengangguku saat ini. Aku ingin bersama Mas
Read more
Bab 6
Bab 6Meski kami kembali berbaikan, aku dan Mas Indra sepakat tak bertemu beberapa minggu.  Kami takut Remon memata-matai kami. Sekaligus sebagai pelajaran supaya lebih berhati-hati lagi.Sampai suatu hari aku mendapat panggilan telfon misterius, setiap hari mengirim pesan. Mas Indra menyuruhku memblokir nomer tersebut, tetapi nomer tersebut mengirim sebuah foto, bahkan foto kami di Bali. Lalu sebuah pesan ancaman bermunculan. [ Temui aku, lok. Gedung Jaya xxx no.1xxx ]Aku tak pernah membalasnya, namun kali ini terpaksa aku membalas. Siapa dia? Apakah Remon?[ Siapa kamu? ][ Aku pelacur! ] jawaban pesan ini membuat otakku mendidih. Aku langsung pencet tombol call, tapi herannya peneror tak mengangkat. [ Angkat telfonmu pecundang! ] pesan makian pun terkirim.[ Datang ke sini atau ku kirim foto ini ke madumu ]Aku tak membalasnya, aku langsung menghubungi Mas Indra. Aku hampir stres diteror terus menerus.
Read more
Bab 7
Bab7Remon kebingungan, melihat aku menembak Mas Indra. Lalu, suara sirine polisi terdengar nyaring."Kurang ajar!" maki Remon, terjawab sudah kebingungannya."Sialan!" Remon menamparku lalu, merebut pistol dari tanganku."Daripada aku di tangkap polisi Karena dijebak. Aku lebih memilih pembunuhan" Remon menodongkan pistol ke arah kami. Remon menarik pelatuk pistol, tapi sangat di sayangkan pelurunya kosong. Aku sudah hapal akal bulus Remon. Sengaja aku mengosongkannya. Pucuk dicinta ulampun tiba, momen Remon seperti seorang penjahat disitu polisi datang."Jangan bergerak! Angkat tangan!" seru seorang polisi. Akhirnya Remon hanya bisa pasrah. Dia tak bisa menyangkal tuduhan. Polisi melihat sendiri adegannya. Aku ditodong pistol, Mas Indra tertembak serta tas berisi uang ada di tangan Remon. ----------"Ini Rencana kamu, Meg?" Mas Indra bertanya melalui bisikan telinga"Kamu gila! Kamu mau membunuhku!"
Read more
Bab 8
Bab 8Sebelum ke pengadilan aku sengaja mendatangi Remon. Aku ingin melihat betapa sengsaranya ia berada di jeruji besi."Mau apa kamu ke sini, jalang!" sapaan Remon terdengar mengerikan layaknya bajingan."Aku hanya ingin memberimu selamat. Congrolation..." aku memberi kejutan sebuah kue. Kue yang mengingatkanku setiap saat, aku pernah di ambang kematian saat ulang tahunku Remon memberikan kue itu. "Selamat menikmati. Aaaaaa" Aku ingin Remon menikmati. Sengaja kusodorkan tanganku ingin menyuapinya, belum sempat sampai ke mulut, Remon menampel tanganku."Kenapa? Kamu takut" Aku tersenyum miris."Aku tak licik sepertimu Remon," Lalu, aku sengaja memakan kue di hadapannya.Tatapan Remon begitu sengit memadangku seolah ingin melahapku hidup-hidup. "Lihat aku tak mati, bahkan jika ini beracun pun aku takkan mati" sindirku mengingatkan dengan kejadian dulu. "Katakan apa maumu pe-la-cur" Remon bertanya seraya
Read more
Bab 9
Bab 9Virus cinta datang menyerangku, aku demam menggigil karena rindu. Sungguh aku tak percaya telah jatuh cinta saat itu, pertemuan lima menit membuat aku selalu terbayang.Kerap kali malam tak bisa tidur, menanti pagi dan sore. Ketika orang lain ingin kemacetan segera berlalu, aku malah ingin berlama-lama, berharap menemukannya ditengah keramaian lalu lintas. Dari kejauhan aku melihat orang berseragam sama seperti orang yang menggugah hatiku. Hatiku berbunga-bunga melihat kejauhan. Aku segera menyela motor-motor di depanku.Akhirnya aku sampai di samping pria berseragam pizza. Pipiku bersemu merah takut dan malu menyapa duluan, lalu aku memberanikan diri. "Hai, Remon" aku menepuk bahu pria itu, saat menoleh aku kaget, dia bukan orang yang kucari. "Alamak salah orang! Mukanya kaya anoman pula," aku bergumam lirih menahan malu. Orang bergigi berantakan itu malah menunjukan senyum tak indahnya. "Apa neng?" Oran
Read more
DMCA.com Protection Status