Share

177. Jangan Minta Buku Terus

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-02 18:48:58

“Ikut Mommy sebentar, yuk.” Marissa menggandeng tangan Bianca.

Geo hanya mengangguk singkat saat Bianca memberi kode. Ia memang sedang bicara serius dengan Atrick.

Marissa mengajak Bianca ke kamarnya. Karena baru pertama kali menginjakkan kaki di kamar sang mertua, Bianca langsung terpana dengan situasi ruangan tersebut.

“Klasik dan mewah banget.” Bianca bergumam sendiri.

“Sini, Bi.” Marissa membuka salah satu pintu yang ternyata adalah ruangan pakaian dan perlengkapannya.

Ruangan itu cukup luas. Sekelilingnya lemari tinggi kaca dengan berbagai pakaian, tas dan sepatu. Di tengah ruangan ada sebuah meja persegi yang memiliki banyak laci.

Marissa membuka salah satu laci. Bianca membulatkan mata melihat berbagai macam perhiasan berkilauan di sana.

“Hmm… ini sepertinya cocok. Simpel.” Marissa memilih sepasang anting berlian kecil dan menyerahkannya pada Bianca. “Dicoba, Bi.”

Bukannya menerima, Bianca hanya mengerjap pada benda mungil di tangan Marissa. Lalu. kepalanya menggeleng. “Bi pake
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
rianur378
betul betul betul ... wkwkwk 🫣🫣🫣
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
jangan beli buku terus Bi, beli kripto gitu, beli aham, beli pulau, itu jari isi cincin semua, jangan mau kalah sama Tessy Srimulat hahaha
goodnovel comment avatar
ReyNotes
msh ada satu bab lagi agak malem yaa. tungguin. makasii kakak ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   265. Bosan Sekolah

    “Kami sudah buat presentasi kegiatan yang bisa dilakukan jika kami tidak sekolah.” Blue mengangguk pada Grey, memberi kode untuk memulai presentasi.Taylor terkekeh. “Presentasi? Waduh, pantas kalian mendesain ruangan ini seperti ruang rapat dadakan.”Grey menaruh map di atas meja. Ia membuka lembaran besar berisi coretan diagram, tabel, dan beberapa foto kebun yang mereka ambil minggu lalu. “Kami serius, Uncle. Ini laporan kami selama kami liburan di perkebunan.”Taylor melipat tangan di dada, menatap dengan penasaran. “Baiklah, aku dengarkan.”Grey memulai dengan nada bersemangat, menunjuk diagram hasil panen.“Ini hasil panen apel minggu lalu, Uncle. Dari tiga hari bantu panen, kami hitung ada sekitar dua ton apel yang bisa dijual. Kami bantu sortasi, dan Blue menghitung hasil keuntungannya.”Blue menyambung cepat, “Dan hasilnya bisa untuk beli komputer baru, bahan tanam, bahkan... buat bantu kafe Auntie Nina, kalau mau.”Taylor mengangguk, menahan senyum. “Hebat sekali. Tapi… kena

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   264. Penasehat

    “Nina?”“Mmm... Iya.”Taylor mengerutkan kening mendengar suara yang dibuat-buat itu. Jantungnya yang tadi berdebar kencang mulai berdetak teratur. Ia menghela napas berat.“Nggak baik ngerjain Uncle sendiri lho, Grey!” sungut Taylor sambil menyandarkan punggung.Terdengar suara kekehan. Lalu deheman kecil yang membuat tawa kecil itu hilang. Taylor menggelengkan kepala.Itu pasti teguran Geo pada Grey yang barusan mengerjainya dengan berpura-pura merubah suaranya seperti suara wanita.“Ada apa, Grey?”“Kata Kakek, Uncle punya apel jenis baru? Sudah panen? Kok belum dikirim ke mansion? Aku kan mau coba. Uncle tau kan buah favoritku apel?”Sekali lagi, Taylor menggeleng mendengar rentetan pertanyaan keponakannya. “Iya. Ini Uncle sedang siap-siap mau ke mansion bawa apel.”“Yeayyy. Aku izin gak sekolah ya, Dad. Aku mau tungguin Uncle Taylor.”“Tidak!”Taylor mendengar percakapan keponakan dan kakaknya. Ia senyum-senyum sendiri mengetahui bahwa akhir-akhir ini Grey sedang malas sekolah de

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   263. Balasan Pesan

    Taylor menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Nina di mansion. Ruang keluarga itu langsung sunyi. Geo dan Bianca saling berpandangan begitu Taylor selesai bercerita.“Nina tidak menghubungiku sama sekali.” Bianca menggeleng sambil menatap layar ponselnya.“Nggak papa, Bi. Mungkin Nina butuh waktu sendiri untuk berpikir.” Taylor menyahut.“Tapi... Kalau kamu memang mencintai Nina, kamu harus memperjuangkannya, Taylor.”Pernyataan Geo membuat Taylor hanya bisa menghela napas. Baginya jelas, Nina keberatan dengan masa lalunya. Apalagi itu berhubungan erat dengan Bianca.“Mungkin memang sudah takdirku, Kak. Atau karma yang diberikan Tuhan. Aku pasrah saja jika pada akhirnya aku hanya sendirian tanpa pendamping.”“Kamu bicara apa, Taylor? Tuhan menciptakan mahluknya berpasangan!” Geo tak setuju dengan ucapan Taylor.“Aku hanya menduga, Kak. Cinta pertamaku pada Sel

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   262. Kita Putus!

    Mendengar ucapan Bianca, Taylor segera menghubungi Nina. Mereka berjanji bertemu di kafe milik keluarga Nina.Perasaan Taylor berubah tak enak kala melihat wajah Nina. Setelah duduk berhadapan, Nina bahkan tidak memulai pembicaraan dan terlihat malas menatap wajah Taylor.“Kamu marah karena hubunganku dengan Selina dulu?” Pelan, Taylor bertanya.Nina menggeleng. “Semua orang punya masa lalu. Tetapi, aku melihat... sepertinya, kamu masih sangat perhatian pada wanita itu.”Segera, Taylor menggeleng tegas. “Tidak, kamu salah menilai. Itu hanya spontanitas membantu menenangkan. Kisah kami sudah selesai.”“Yakin? Aku juga baru tau bahwa keluarga Willson memiliki masalah pelik. Kamu dan Elara pernah akan menabung benih di rahim Bianca?” Nina menggeleng-geleng tak percaya. "Itu sangat gila!"“Saat itu kami memiliki alasan dan semua sudah berlalu. Kami sudah sama-sama saling memaafkan.”

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   261. Alasan Sentimentil

    Tepat saat Taylor berlari dan menangkap tubuh Elara yang lunglai, Nina datang. Ia terkejut melihat Taylor yang begitu perhatian. Nina segera mengalihkan pandangan dan menghampiri Bianca.“Kamu tau kami di sini?” bisik Bianca.“Aku tadi melihat pengawal Blue dan Grey di luar.” Nina melirik Taylor yang masih menemani Elara. “Siapa dia?”Bianca menghela napas panjang. “Maaf, kamu jadi melihat ini semua. Tidak perlu dipikirkan yang tidak-tidak.”Nina terdiam. Di sudut sana, Taylor dan Edgard masih menenangkan Elara. Hingga akhirnya Geo memanggil Bianca.“Bagaimana menurutmu, Sayang?” tanya Geo.“Aku baru tau niat Taylor dan Selina dulu ternyata bukan hanya untuk menguasai harta keluarga Willson, tetapi ada alasan sentimentil lain.” Bianca menghela napas berat.Geo menatap Blue dan Grey. Blue tetap dengan wajah datarnya sementara wajah Grey lebih melunak.Saat Geo dan Bianca masih berbincang, Edgard menghampiri. Lelaki tua itu dengan santun menyapa.“Salam kenal. Saya Edgard, paman Elana a

  • KETIKA SANG BILIONER BANGUN DARI KOMA   260. Kita Berubah

    Taylor tidak mungkin menghindar dari pengawalan. Lagipula, ia juga butuh pengamanan jika sesuatu hal buruk terjadi. Ia juga dengan pasrah melapor pada Geo.Setelah diskusi panjang, akhirnya yang bisa ia lakukan adalah mengatur pertemuan rahasia di sebuah restoran. Dalam ruang private di mana pengawal hanya berjaga di depan saja.“Oke, Blue, Grey. Ingat rencana kita baik-baik. Hari ini juga masalah ini harus selesai.”“Iya, Uncle Taylor. “ Blue dan Grey mengangguk setuju.Mereka menunggu Elara karena sengaja datang lebih awal. Taylor membawa beberapa kamera agar bisa merekam kejadian saat pertemuan dengan Elara. Ia merasa bingung karena jantungya berdebar kencang.Suara ketukan heels membuat mereka menoleh pada pintu. Seorang wanita tinggi masuk dan langsung tersenyum pada Blue dan Grey. Ia hanya menunduk singkat pada Taylor dan mengambil jarak agak jauh.“Terima kasih atas pertemuan ini. Saya, Elara.” Wani

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status