Compartir

ERLAN & RANIA [92]

last update Última actualización: 2025-09-20 19:50:50

Hari berikutnya ...

Erlan tersenyum lembut, sembari memandangi wajah polos istrinya yang masih terlelap.

Waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB, tapi Rania seakan enggan untuk meninggalkan dunia mimpi.

Cukup lama Erlan memandangi Rania, kira-kira sudah setengah jam. Kendati demikian, dirinya tidak merasa bosan sama sekali. Tidak ada niatan untuk membangunkannya juga.

Waktu telah berlalu hingga lima belas menit. Tampak, kedua mata Rania mulai berkedut-kedut. Erlan masih setia pada posisinya, menunggu sang istri benar-benar membuka matanya.

Rania sedikit menggeliat, perlahan-lahan kedua matanya mulai terbuka.

Kali ini, hal pertama yang Rania lihat, iyalah wajah tampan semuanya, sedang tersenyum lembut, begitu hangat.

"Morning, Sayang," ucap Erlan lembut, disertai senyuman berseri-seri.

Rania melotot, kaget.

Segera, dia menutupi wajahnya dengan selimut. Sangat malu. Erlan terkekeh kecil, melihat tingkah malu-malu istrinya.

Kali ini, Erlan tidak kalu sungkan untuk menunjukkan cinta dan perhat
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [92]

    Hari berikutnya ...Erlan tersenyum lembut, sembari memandangi wajah polos istrinya yang masih terlelap. Waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB, tapi Rania seakan enggan untuk meninggalkan dunia mimpi.Cukup lama Erlan memandangi Rania, kira-kira sudah setengah jam. Kendati demikian, dirinya tidak merasa bosan sama sekali. Tidak ada niatan untuk membangunkannya juga.Waktu telah berlalu hingga lima belas menit. Tampak, kedua mata Rania mulai berkedut-kedut. Erlan masih setia pada posisinya, menunggu sang istri benar-benar membuka matanya.Rania sedikit menggeliat, perlahan-lahan kedua matanya mulai terbuka.Kali ini, hal pertama yang Rania lihat, iyalah wajah tampan semuanya, sedang tersenyum lembut, begitu hangat."Morning, Sayang," ucap Erlan lembut, disertai senyuman berseri-seri.Rania melotot, kaget.Segera, dia menutupi wajahnya dengan selimut. Sangat malu. Erlan terkekeh kecil, melihat tingkah malu-malu istrinya.Kali ini, Erlan tidak kalu sungkan untuk menunjukkan cinta dan perhat

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [91]

    Malam harinya ...Rania, tertidur pulas, di samping ranjang, tempat Erlan berada. Tubuhnya duduk telungkup, kedua tangan dijadikan sebagai bantal. Erlan terbangun. Kedua matanya mengerjap, ketika menatap sang istri yang tertidur pulas di sampingnya. Helayan rambut, hitam legam itu, sedikit menutupi wajah Rania. Erlan menggerakkan jari jemarinya untuk menyingkirkan rambut yang mengganggu itu.Erlan tersenyum tipis, wajah polos istrinya tanpa polesan make terlihat begitu indah. Wajah tenang Rania, seakan membawa ehangatan dalam raganya. Erlan melihat jam dinding yang terpajang di sana. Waktu menunjukkan pukul 01.30 WIB. Rania sedikit menggeliat. Erlan diam, terus memandanginya tanpa lelah.Perlahan-lahan, Erlan beranjak, turun dari ranjang. Sesekali dia melihat Rania, memastikan gerakannya tak membuat sang istri terbangun.Erlan telah menapak pada lantai. Dia berjalan menuju sofa. Tangannya mengambil selimut yang masih terlipat rapih.Erlan kembali ke tempatnya. Tidak merebahkan tub

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [90]

    DOOORRRR "EERRRLANNN!"BRUK! Tubuh Erlan ambruk. Rania memangkunya. Tubuhnya sangat berkeringat, bercampur air mata yang mengalir deras. "Lan, bangun, Lan! Jangan tinggalin gue sendiri di sini! Kalau lu pergi, nanti gue sama siapa?" Tangis Rania pecah seraya memeluk Erlan yang sudah tidak sadarkan diri, bersimbah darah. "Nanti siapa yang ngajak gue ribut, Lan, kalau bukan lu?" Dia menepuk-nepuk pipi suaminya, berharap ini hanya halusinasi saja. "Please! Bangun, Lan.""Gue mohon." "Jangan bikin gue kesepian lagi, Lan. Gue baru sebentar ngerasain bahagia, bareng lu. Kalau lu pergi, nanti gue sama siapa? Enggak ada yang bikin bikin gue bahagia selain lu, Lan."Rania meraung seraya memeluk wajah Erlan. Setiap detik yang terlewat, ia merasakan kesedihan begitu dalam. BRAK!"ERLAN!" "TUAN MUDA!"Aldo, Boy dan yang lainnya, akhirnya datang. Mereka berlari, segera mengangkat tubuh Erlan yang sudah tak sadarkan diri.||•||"AAAAAAAAA!!!!!" Pemuda itu, dengan penuh kemarahan, ia menya

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [89]

    Erlan menggenggam kedua pergelangan tangan istrinya, menekannya dan tersenyum penuh kemenangan. Sementara Rania terpejam, pasrah.Ekspresi takut istrinya membuat Erlan ingin tertawa. Terlihat lucu."Ayo, gue siap," kata Rania, sedikit meringis.Erlan menahan tawa. Kemudian dia melepaskan istrinya, turun dari ranjang.Rania membuka matanya, heran. Dia lantas beranjak bangun, menatap suaminya yang berdiri di hadapannya sambil melipat kedua tangan di dada.Suasana menjadi canggung. Rania bingung harus bicara apa?"Gue bakalan tagih janji itu nanti. Buat gue, enggak masalah kalau harus menunggu ..." Erlan menjeda kaliamatnya, lalu mendekatkan wajahnya sedekat mungkin dengan Rania, "karena menunggu itu, akan terasa menyenangkan." Dia tersenyum tipis, penuh makna.Rania bergidik ngeri. Tau, maksud dari 'Menunggu itu terasa menyenangkan?' Bayangkan saja ... Hahaha....Rania buru-buru bangun dari ranjang."Gue pergi dulu," katanya, canggung, hanya menatap sekilas suaminya."Mau pergi kema

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [88]

    "SEBENARNYA, APA YANG KALIAN KERJAKAN AH? BAGAIMANA BISA ERLAN SAMPAI TERLUKA SEPERTI ITU?!" Desi menatap nyalang, Boy, Roy, Rangga dan Aldo, satu persatu."DAN YA! MENGAPA TIDAK ADA SATU PUN YANH MELAPOR KEPADA SAYA SOAL RANIA?!" "Maaf kan saya, Nyonya, tapi Tuan Muda sendiri yang memberi perintah, untuk tidak memberitahu Nyonya soal Nona Rania." Roy angkat bicara, penuh kehati-hatian. Hanya menatap Desi sekilas, kembali tertunduk.Desi diam."Benar, Nyonya. Tuan muda memiliki rencana. Tuan Muda tidak mau, sampai Nyonya khawatir." Boy menimpali."Iya, Tante. Erlan dapat pesan dari seseorang. Isi pesannya, Erlan tidak boleh membawa anggota Naga Merah ke sana, atau nyawa Rania dalam bahaya." Aldo ikut menambahkan."Tante Desi tau sendiri, sifat Erlan seperti apa? Dia mengambil keputusan sendiri, tanpa memikirkan akibatnya," lanjut Aldo pelan.Desi menghela napas berat, menekan emosi dalam raganya."Jika memang itu perintah, lantas mengapa kalian tidak mengawasinya dari kejauhan? Menga

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [87]

    Hari itu ...."AYAH!" Rania begitu histeris ketika menatap sang Ayah yang terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit, alat medis terpasang di tubuh ringkihnya.Dirinya begitu takut. Takut, tidak lagi bisa melihat sang Ayah untuk selama-lamanya. "Ayah! Rania datang, Yah! Buka matanya, demi Rania, Yah." Rania menggenggam tangan sang ayah dengan kedua tangannya. Dia duduk tepat di samping pria yang akrab dipanggil Hermawan itu. Tetas air mata jatuh membasahi tangan Hermawan. "Rania, mohon, Yah. Buka matanya. Rania janji, setelah ini, Rania akan jadi anak yang baik seperti yang Ayah inginkan, tapi Ayah harus buka mata," ruangnya frustasi.Dia yang sedang bersekolah, tiba-tiba dihubungi pihak rumah sakit, diberi kabar bahwa sang Ayah mengalami kecelakaan, mengakibatkan dirinya kritis dan harus menjalani operasi.Rania langsung meninggalkan pelajarannya, pergi seorang diri dengan perasaan cemas, menunju rumah sakit."Rania mau sekolah, di sekolah yang Ayah rekomendasikan, tapi Ay

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status