Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.
Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu. "Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!" "Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai." Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka. Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan. Kini umur Qin Shan sudah genap Sepuluh Tahun. wajahnya yang sedari lahir sudah tampan, kini semakin terlihat jelas ketampanannya itu. Ia terlihat sedang berlatih tanding bersama adiknya yang tidak lain adalah Putri Kekaisaran Qin, Qin Hua.mereka berlatih tanding dibelakang Istana. "Saarrrggghhh.... Kakak Shan terlalu kuat, aku bahkan tidak bisa menyentuh ujung pakaianmu itu Kakak..." Terlihat Qin Hua sangat kesal terhadap Kakaknya itu, karena sejak awal mereka berlatih tanding, Qin Hua selalu kuwalahan menghadapi serangan-serangan sederhana yang dilakukan oleh Qin Shan. "Hua'er, kamu terlihat tidak fokus dalam menyerang maupun bertahan." Qin Shan mencoba untuk menghibur adiknya itu supaya sang adik tidak merasa lemah dan putus asa dalam bertarung. Padahal kenyataannya memang Qin Shan sudah memiliki aspek bawaan sewaktu masih dalam kandungan. Disaat bertarung Qin Shan terlihat sangat gesit seperti Angin, Tubuhnya ringan disaat melompat dan berputar-putar sederhana sesaat di Udara. "Anak ini memang berbeda dengan Anak-anak seumurnya. aku sangat yakin meski dia melawan anak-anak Remaja yang jauh di atas umurnya itu, pasti dia dapat mengalahkannya." Sosok Pria Kurus itu tiba² berkata dengan sangat pelan, bahkan semut pun tak bisa mendengar suaranya. "Cukup sampai disini dulu, kalian istirahatlah... tunggu keringat kalian mengering terlebih dahulu baru kalian pergi mandi dan nanti setelah kalian selesai mandi, Kakek akan menyuruh Pelayan Istana untuk memasak Mie dan Jamur kesukaan kalian...!" Mendengar perkataan Pria Tua Kurus itu, mereka berdua pun seketika menghentikan pergerakan dari pertarungan yang mereka lakukan. mereka terlihat sangat senang sekali karena sebentar lagi mereka akan memakan makanan favorit mereka. Sementara itu diWarung-warung ditengah perkotaan maupun diDesa-desa, mereka terlihat sedang berbisik-bisik pelan sambil menoleh celingak celinguk. "apakah kalian sudah tahu tentang Sekte yang baru saja berdiri itu? rumor yang aku dengar bahwa Sekte itu adalah Sekte Aliran Hitam." Semua mata menoleh ke arah suara yang mereka dengar. meskipun suara itu terdengar sangat kecil tapi semua orang-orang yang berada didalam Warung itu dapat mendengarnya cukup jelas. "Iiissshhh... Sekte Aliran Hitam...?" Seorang Pemuda dari salah satu Kawanan orang yang sedang menceritakan tentang adanya Sekte baru yang telah berdiri itu merespon dengan sebuah kengeriannya. "Ya, itu benar, itu Sekte baru saja berdiri, rumor yang ku dapatkan mengenai Sekte itu sudah membuka sebuah Pendaftaran untuk Penerimaan Murid baru. batas umur yang ditetapkan Minimal 15 Tahun dan maximalnya 25 Tahun." "Sekte itu juga tidak peduli dari mana kau berasal dan dari Kasta manapun, semua murid akan di terima tanpa sebuah ujian tes tertulis maupun praktik. jika kalian tertarik, kita bisa pergi bersama-sama untuk mendaftar ke Sekte itu." "konon rumor yang aku dengar lagi, Penatua Sekte itu akan mengajari semua murid-muridnya tentang Rafalan Mantra Kuno Pengendali Iblis dan Pemurnian Jiwa." "apa...pemurnian Jiwa...? Terlihat salah satu diantara mereka secara spontan berkata karena merasa terkejut dengan apa yang diceritakan oleh temannya itu. "Tidak, aku tidak tertarik sama sekali, karena jelas-jelas ajaran Sekte itu menyesatkan." Salah satu dari kawanan yang lainnya itu mengeluarkan pendapatnya yang tidak setuju untuk bergabung. semua matapun tertuju padanya seperti mata panah yang siap menembus tubuhnya kapan saja. "Huuuu... apa yang kau katakan itu... jangan bilang kau ingin masuk ke Sekte Ortodok Aliran Putih yang Munafik itu...?" Salah satu dari kelompok para Pemuda itu merasa tak senang dengan apa yang di ucapkan oleh temannya itu. "Apa maksudmu dengan Sekte Aliran Putih itu Munafik?" karena mendapat respon seperti itu, Pemuda itu pun melontarkan pertanyaannya. "Aku hanya berpendapat seperti itu, karena mereka menganggap diri mereka yang paling Suci, padahal mereka sendiri sering membuat onar dan tak segan-segan membunuh. "Omong kosong... justru Sekte Aliran Hitamlah yang jelas-jelas menyesatkan. dari namanya saja sudah terlihat gelap seperti itu, bagaimana mungkin kau malah mengganggap Sekte Aliran Putih itu Munafik...?" Melihat teman-temannya malah jadi berdebat Seperi itu, Pemuda yang awal pertama kali membahas tentang Sekte yang baru berdiri itu pun angkat bicara. "Sudah-sudah... kenapa kalian jadi adu mulut seperti itu? kita ini semua teman, berbeda pendapat itu sangatlah wajar. jika diantara kalian memiliki rencana yang berbeda, itu masih dalam hal yang wajar." "Janganlah kita terlihat seperti anak kecil.pertemuan kali ini kita akhiri saja sampai disini, kalian mau masuk ke Sekte Aliran Putih atau Hitam, itu hak kalian masing-masing.!" "Dan ingat, jangan sampai perbedaan ini membuat hubungan keakraban kita menjadi retak. oke... aku pulang dulu..." Setelah menyelesaikan beberapa kalimatnya, Pemuda itu pun berdiri dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari dalam Warung tersebut. Sementara itu disisi yang berbeda, terlihat Dua Bocah Tampan dan Cantik sedang menikmati makanan favorit mereka. "Enak sekali ya Kak Mie dan Jamur ini... kalau Kakak tidak bisa menghabiskannya, kasih saja padaku Mie dan Jamur Kakak itu... hihihi..." Tanpa merasa malu sedikit pun, Qin Hua secara terang-terangan meminta Mie yang bercampur dengan Jamur yang terlihat sudah setengah dimakan oleh Qin Shan itu. "Hua'er, mendekatlah... biar Kakak bisa menyuapimu...!" Mendengar kata mengajak yang terlihat tulus dari Sang Kakaknya itu, Qin Hua pun terlihat girang sekali. tanpa menunggu aba-aba, ia bergerak dengan cukup gesit menuju ke samping Qin Shan. Setelah posisi mereka cukup dekat, Qin Shan pun mulai menyuapi adiknya itu. kesannya begitu tulus dan terlihat penuh kasih sayang walau mereka sebenarnya bukanlah Saudara Kandung. Tapi bagi mereka berdua yang masih terlalu muda dan polos, tentu saja belum mengetahui akan kebenarannya itu. Mereka beranggapan kalau mereka adalah saudara kandung. dengan wajah mereka yang memang terlihat mirip satu sama lainnya. berwajah tampan dan cantik. Qin Shan memiliki perpaduan dari kedua wajah Ayah dah Ibunya, ia sangat terlihat sangat tampan namun lebih terlihat cantik bak Peri di Kayangan. sedangkan Qin Hua sendiri lebih mirip dengan wajah Ayahnya.. Qin Shan sangat tampan. ia terlihat tampan seperti Kaisar Langit. sedangkan Qin Hua, ia sungguh cantik seperti Dewi Bulan. Sementara itu disisi lain, Hutan Terlarang. di Tengah Pusat Hutan itu kini sudah terlihat Bangunan-bangunan yang cukup tinggi menjulang. Tanah yang subur serta banyaknya Pohon-pohon Raksasa yang tumbuh tinggi menjulang seakan-akan menembus langit. memberi kesan kengerian yang nyata bagi setiap mata yang melihatnya. "Aku umumkan tepat pada hari ini, bahwa Sekte Aliran Hitam secara resmi berdiri disini." Heian De berkata dengan lantang. suaranya menggema keseluruh pelosok Hutan itu. Binatang-binataang Spritual dan dari sejenis lainnya yang mendengar suaranya itu terlihat meringkuk penuh dengan rasa ketakutan. Burung-burung yang sempat terlihat terbang menghentikan kepakkan Sayapnya secara naluriah dan Burung-burung itu pun melesat terbang dengan cepat menuju ke sangkarnya. Meski sebelumnya Sekte Iblis itu belum diresmikan, tapi Anggota-anggota mereka sudah menyebarkan selebaran-selebaran kertas di Desa-desa dan Kota terdekat untuk penerimaan Murid baru. -BERSAMBUNG-Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka.Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya."Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey.""Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin."Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang irin
Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal.Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu."Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya."Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan.Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti
Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena
Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu."Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!""Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai."Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka.Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan.Kini umur Qin
Suasana yang semula yang begitu terlihat kental dengan unsur Melankolis pun kini menjadi hening sejenak, seolah-olah waktu merasa malas untuk berputar.Setelah keheningan tanpa rencana itu terjadi untuk beberapa saat saja, Sang Kaisar pun memecahkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaaan atas dasar rasa penasarannya itu."Ayah, apakah yang terjadi itu karena Kakak... karena setibaku ditempat kejadian itu aku melihat Kakak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi...?."Sang Kaisar berkata-kata dengan cukup serius."Zhiyu'er, kemungkinan alasan itu masuk di akal, dikarenakan pada saat itu ayah bukannya tidak merestui hubungan terlarang Kakakmu dengan Suaminya itu.""Melainkan ayah tidak bisa berfikir dengan jernih pada masa itu. seandainya ayah diberi waktu untuk berfikir, ayah pastikan semuanya akan baik-baik saja."Terlihat sosok Tua kurus itu menyesali akan sikap dan perbuatannya dimasa lalu. kini anak Perempuan satu-satunya yang ia cintai dan sayangi setelah istrinya telah ti
Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya. Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai.Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu."Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..."Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka.Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah."Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!"Heian De langsung menurunkan sebuah peri