หน้าหลัก / Fantasi / KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI / BAB 5 : TRIBULATION CROSSING (Ujian Langit)

แชร์

BAB 5 : TRIBULATION CROSSING (Ujian Langit)

ผู้เขียน: Shadow.501
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-12 22:43:12

Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.

Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.

Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.

Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.

Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.

Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena itu telah dibatasi oleh peraturan ketat oleh sistem Kekaisaran Qin.

Dan meskipun Sekte itu kini berkembang pesat menjadi sebuah Sekte terbesar di Benua Tengah yang memiliki jumlah Murid dengan jumlah Sepuluh Ribu Murid.

Namun jumlah itu masih seperempat jumlahnya jika dibandingkan dengan kekuatan dari Kekaisaran Qin itu sendiri.

Kekaisaran Qin terkenal dengan Sebelas Penunggang Dewanya, dan kesebelas pasukan itu memiliki masing-masing seekor Serigala Perak bertanduk dan bersayap seperti Naga.

Disisi lain, ditempat yang berbeda. di sebuah Hutan Lindung belakang Istana Kekasiran Qin, ditengah Hutan yang lebat tempat biasanya para orang-orang istana berburu.

Terlihat dua sosok yang sedang bertarung melawan masing-masing dari Binatang Roh Spritual, Singa emas Petir Bintang Tiga Bertanduk yang memiliki sepasang Sayap.

Binatang Roh Spritual itu cukup tinggi dan besar, setinggi Pohon Kelapa di Pantai pada umumnya dan besar dari tubuhnya sebesar Kontainer. itu jenis Binatang Roh Spritual tingkat tiga, yang dimana kekuatannya tidak bisa untuk diremehkan.

Didalam pertarungan itu, Qin Hua terlihat cukup direpotkan oleh serangan-serangan dari Hewan Buas itu, sementara disisi lain, Qin Shan seperti terlihat sedang berusaha untuk menjinakkan Hewan Buas tersebut.

Dikarenakan Hewan Buas itu terlalu kuat untuk di jinakkan, Qin Shan pun menyunggingkan sebuah senyumannya yang sedikit terbuka.

"Bbbooommm..."

Sebuah pergerakan tinju yang terlihat sederhana namun elegan mendarat mulus tepat mengenai leher Hewan Buas itu.

Binatang Roh Spritual itu pun terpental terbang melayang seperti sebuah Layang-layang yang terputus dari tali benangnya.

Tanah tempat terjatuhnya Hewan Buas tersebut kini menyerupai sebuah Kawah kecil yang menyerupai bagian tubuhnya disaat terjatuh.

Qin Shan yang melihat tempat jatuhnya Hewan Buas itu, ia langsung melesat seperti bayangan menghampiri Hewan Buas tersebut.

" Hmmm... apakah kau tidak mau menyerah juga Hewan kecil? jika kau mau bekerja sama denganku dan melakukan kontrak darah denganku serta menjadi tungganganku, aku berjanji akan menjadi seorang Tuan sekaligus sebagai seorang teman yang baik hati dan berbudi luhur dalam merawatmu dimasa depan."

Binatang Spritual itu hanya terlihat menatap Manusia kecil dihadapannya dengan tatapan yang tak berdaya, seakan-akan Hewan Buas itu dapat memahami apa yang dikatakan oleh Manusia kecil didepannya.

Entah apa yang dipikirkannya, tiba-tiba saja mulutnya sedikit terbuka, lalu terdengar desahan suara yg terdengar pasrah akan takdirnya.

"Ggrrrhhhmmm..."

Dan pada akhirnya Binatang Spritual itu dapat di jinakkan. Qin Shan melakukan sebuah kontrak darah dengan Hewan Buas tersebut.

Sementara itu disisi lain, Qin Hua pun mengakhiri pertarungannya, dia terlihat bersusah payah dalam menjinakkan Hewan Buas itu. ternyata setelah pertarungan yang cukup menguras energi itu berakhir dimenangi oleh mereka.

Mereka baru menyadari bahwa kedua Hewan Buas itu ternyata adalah Pasangan Binatang Roh Spritual.

Qin Hua pun melakukan sebuah kontrak darah dengan Binatang Spritual itu sesuai dengan apa yang disarankan oleh Qin Shan.

Setelah kontak darah itu selesai dilakukan, tiba-tiba saja Langit di Hutan itu perlahan-lahan berubah mendung. awan-awan hitam terlihat berkumpul di atas Langit.

"Ujian Langit... siapa yang akan menghadapi Ujian Langit ini?"

Sosok Pria Tua kurus itu tiba-tiba berkata, kedua matanya membulat. ekspresinya sangat terlihat serius sekali.

"Hua'er, kamu pergilah menjauh sejauh mungkin dari tempat ini, karena sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Langit...!"

Mendengar perkataan Qin Shan yang secara tiba-tiba itu, Qin Hua pun segera beranjak pergi dari tempat tersebut menuju ke sisi tempat sosok Pria Tua kurus itu berada.

"Jadi Bocah itu yang akan menerima Ujian Langit ini... kenapa aku jadi pelupa seperti ini... bocah itu benar-benar sulit di prediksi."

Sosok Pria Tua kurus itu berkata dengan sangat pelan sekali sambil mengeleng-geleng kan kepalanya seraya mengajak pergi Qin Hua beserta kedua Hewan Buas yang sudah dijinakkan itu.

Di atas langit, mendung yang terjadi membuat cuaca yang semula sangatlah cerah, terang benderang kini berubah menjadi seperti malam hari.

Matahari yang bersinar cukup elegan kini tertutup awan-awan yang sudah menghitam pekat seperti Aura Iblis yang turun menyelimuti Jiwa-jiwa yanglemah yang penuh dengan ketakutan.

Langit terlihat mulai muram, percikan-percikan dari Lidah Petir mulai terlihat menjilati udara kosong.

Awan-awan yang hitam kini diwarnai oleh bermacam-macam warna Petir bak Pelangi yang muncul disaat Hujan berhenti menyirami Bumi, mungkin lebih tepatnya terlihat seperti sebuah Lukisan pemandangan Surgawi di Surga.

"JEEEDDDAAARRR"

Sebuah Petir warna-warni bak Pelangi turun begitu saja menhantam Tubuh Bocah kecil itu yang terlihat sudah duduk bersila dengan sangat serius.

Kedua matanya tidak terpejam. kedua mata itu malah terlihat menyipit seperti sedang melihat musuh bebuyutannya.

Tidak ada suara teriakan yang keluar dari mulut bocah kecil yang tampan itu. ia hanya terlihat menggertakkan giginya. itu baru Petir pertama yang turun. masih tinggal delapan petir kesengsaraan yang tersisa.

"Jjjeeedddaarrr... jedddaarrr... jjjeeedddaarrr..."

Tujuh buah Petir datang lagi menghujam tubuh kecil yang terlihat sedang duduk bersila diperenukaan Bumi. Petir itu turun secara beruntun, terlihat seperti merobek ruang hampa.

Bumi seakan-akan terjadi Kiamat. ditempat Qin Shan yang duduk bersila itu, sebuah Kawah yang cukup dalam kini terlihat disana, persis seperti lubang yang terbuat oleh sebuah meteor yang jatuh menghantam permukaan Bumi.

Petir yang pertama kali jatuh menghantam tubuh Qin Shan itu, membuat semua pakaian yang ia pakai hancur tak tersisa. kini ia terlihat tak memakai sehelai Benang pun ditubuhnya.

Qin Shan memeriksa keadaannya sendiri, luka-luka yang menganga di sekujur tubuhnya terlihat sangat memprihatinkan. lebih tepatnya ia terlihat seperti terkena sebuah penyakit terkutuk.

Kulit yang semula putih bersih, kini berubah menjadi Hitam kebiru-biruan.

"Huu... tinggal satu Petir lagi... aku harus bisa menahannya. karena jika aku sampai tak dapat bertahan, apa gunanya aku berlatih sampai sejauh ini. aku akan membuat kalian berdua merasa bangga ayah, ibu... aku tidak ingin mengecewakan kalian berdua."

Qin Shan bergumam pelan sambil menggertakkan giginya lagi. dia terlihat mengambil sebuah Pil Penyembuh dari dalam cincin ruangnya.

Luka-luka yang terlihat mengerikan sebelumnya itu, kini luka-luka itu perlahan tertutup rapat karena efek yang kuat dari Pil penyembuh itu.

Ia terlihat tersenyum tipis melihat kesembuhan yang secara perlahan namun pasti di luka-lukanya itu.

Tapi sebelum rasa senangnya berlanjut lagi, tiba-tiba saja di atas sana, Langit Seperti bergumam pelan. seolah-olah Langit sedang memberi sebuah peringatan terakhir untuk dirinya yang kecil itu.

Lidah-lidah petir mulai mengembang, menjilati kekosongan. itu terlihat rakus karena lLidah-lidah petir itu seperti Lidah Ular berbisa yang sedang mengendus-ngendus mangsanya.

Langit bergemuruh, seperti terbelah seperti akan runtuh. terlihat di atas sana, Sembilan jenis warna Petir saling menjilat satu sama lainnya. saling melingkari seperti ular raksasa yang sedang menari-nari.

Sementara itu Qin Shan yang berada dibawah, tepatnya didalam sebuah lubang yang berbentuk sumur tua yang sudah lama tak berpenghuni itu sedang melambai-lambaikan kedua tangannya.

Mulutnya terlihat komat Kamit seperti seorang Dukun yang sedang membaca Mantra. kedua tangannya bergerak-gerak seirama.

Namun Jauh disana, dikedalaman Lautan Jiwanya. Kristal Jiwa Sang Ayah yang tak lain ayah kandung nya sendiri itu, Sang Kaisar Dewa Iblis Surgawi. ternyata sudah cukup lama ia terbangun dari tidurnya yang cukup panjang itu.

Dikarenakan ia merasa sangat khawatir akan kesalamatan putranya, Sang Kaisar Dewa Iblis itu pun membuka mulut nya untuk pertama kalinya dalam kehidupan Qin Shan selama ini.

"Anakku, pada akhirnya aku bisa melihatmu sangat berkembang. di umurmu yang masih sangat muda ini, ranah dari Basis Kultivasimu berkembang dengan pesat melampaui semua Jenius yang ada disemua Alam Semesta ini. jadi ayah tidak akan mati dengan sia-sia."

Qin Shan yang mendengar suara itu, suara yang sangat asing baginya, karena suara itu adalah suara yang pertama kali ia dengar dari sepanjang hidupnya itu, jelas ia merasa sangat terkejut, dan hampir saja dia melompat keluar dari dalam lubang yang cukup dalam itu.

Merasakan Qin Shan yang seperti keheranan itu , Sang ayah pun berkata.

"Kamu jangan terkejut nak, ini ayah, maafkan ayah yang baru saja terbangun dari tidur yg cukup melelahkan ini. ayah sengaja menanam Kristal Jiwa ayah didalam Lautan Jiwamu semenjak kamu masih Bayi."

"kamu jangan berprasangka buruk, carilah kebenarannya nanti pada Paman Kaisarmu itu... yang terpenting saat ini"

"Kamu harus menyerap sepenuhnya Kristal Jiwa ini dan jangan lupa untuk menstabilkannya dengan Energi Yin dan Yang yang sudah menjadi Energi Spritual bawaan lahirmu itu...! sekali lagi ayah minta maaf..."

"JJJEEEDDDAAARRR..."

Setelah sosok dari Kristal Jiwa Sang Kaisar Dewa Iblis Surgawi itu menyelesaikan perkataannya, kilatan-kilatan Petir yang warna-warni berjumlah Sembilan warna itu menghantam tubuh kecil Qin Shan.

Qin Shan yang sangat penasaran atas kemunculan suara asing yang tiba-tiba didalam Lautan Jiwanya itu, ia tak sempat membalas perkataan dari suara yang asing baginya itu.

DiSaat ini baginya tak ada waktu untuk berbincang-bincang santai seperti dipantai. ia masih ingat dengan jelas tentang apa yang dikatakan oleh sosok itu, sosok yang mengaku sebagai ayahnya itu.

Dengan ingatan yang masih sangat jelas di ingatannya itu, Qin Shan pun mulai memurnikan Kristal Jiwa ayahnya itu.

Pemurnian Kristal Jiwa itu bertepatan dengan kedatangan Sembilan warna Petir tersebut. Sembilan warna Petir itu kini terlihat menyatu dengan energi internal yang kuat dari Kristal Jiwa Sang Kaisar Dewa Iblis Surgawi itu.

Sebuah Aura Hitam pekat terlihat mendominasi, seakan-akan kehadiran sembilan warna dari petir kesengsaraan itu layaknya seperti hembusan angin semata.

Qin Shan yang merasakan Aura yang sangat kuat itu pun jelas ia merasa sangat heran. sebelum ia berpikir terlalu mendalam, tiba-tiba saja sebuah Peti Kayu Tua yang lebih jelas terlihat seperti sebuah Peti mati itu menggantung dibelakang punggungnya.

Sebuah Peti Kayu tanpa pengikat Seperti sebuah tali. seakan-akan Peti Kayu itu adalah bagian dari tubuhnya sendiri.

Lagi dan lagi Qin Shan dibuat heran tanpa henti. sebelumnya ada suara asing yang ia dengar, terus kini ada Peti Mati yang menggantung di belakang punggungnya. ia sangat heran sekali dengan apa yang di alaminya saat ini.

Sebelum sempat ia berpikir lgi, tiba-tiba saja dari dalam Peti tersebut keluar sebuah Rantai Besi sebesar lengan Orang Dewasa yang terbalut oleh Liidah Api Hitam ke Unguan.

Rantai Besi yang terbalut lapi itu melesat ke depan seperti dua tangan cadangannya karena berada masing-masing disamping kiri dan kanannya.

Qin Shan yang melihat kejadian-kejadian aneh yang di alaminya itu hampir saja ia pingsan ditempatnya.

Dengan sisa-sisa Energi yang sudah sangat menipis dan hampir habis tak tersisa lagi, Sang Kaisar Dewa Iblis Surgawi itu berkata.

"Kamu jangan berpikir yang tidak-tidak Nak, semua yang kamu lihat itu adalah bagian dari Harta Karun yang telah lama tersembunyi didalam Lautan Jiwamu. kini Harta Karun itu sudah mengakuimu sebagai pemiliknga, dan kamu dapat mengaktifkannya cukup melalui pikiranmu saja."

"Gunakanlah disaat kamu benar-benar merasa terpojok oleh lawanmu disaat kamu sedang bertarung melawan musuh yang jauh lebih kuat darimu. tidak ada penyesalan bagi ayah karena sudah melihatmu tumbuh cepat seperti ini."

Suara asing itu pun menghilang dalam benaknya. seperti sebuah mimpi, ketika sudah terbangun, mimpi itu lenyap seketika. seperti itulah akan kenyataan yang terjadi pada kehadiran suara asing itu.

"Hah... Suara itu benar-benar menghilang...?"

Qin Shan bergumam pelan sambil menstabilkan fluktuasi dari sisa-sisa terdistorsinya sembilan warna Petir itu dengan menggunakan kekuatan energi Spritual bawaannya yaitu Energi internal Yin dan Yang miliknya.

Setelah selesai ia menatabilkan energi-energi yang tersisa, kini kulit Qin Shan terlihat seperti kulit Bayi yang baru lahir ke Bumi. rambutnya yang memang sudah berwarna putih sejak lahir, kini semakin terlihat putih seperti Salju.

Melihat lebih dalam, pupil matanya agak berwarna ungu keperakan. luka-luka bekas hantaman dari petir kesengsaraan itu kini semua luka itu sudah sembuh total dan bekas luka itu pun tak ad lagi yg terlihat.

"Akhirnya aku sudah menembus ranah Kultivasi Tribulation Crossing tingkat awal..."

Qin Shan berkata pada dirinya sendiri. ia terlihat sedikit bangga namun masih belum mrasa puas karena dia ingin bisa menembus ranah yang jauh lebih tinggi lagi seperti yang tercatat didalam Buku Kuno yang pernah ia baca didalam Perpustakaan ke Kaisaran.

Melihat dirinya yang kini tak memakai sehelai benang pun, ia pun tersadar. ia lalu segera memeriksa Cincin ruangnya.

"Intung cincin ini tak ikut hancur menjadi Abu seperti pakaian yang aku pakai itu."

Qin Shan sedikit merasa heran dengan kekuatan dari Cincin Ruangnya itu.

Tanpa berpikir lagi, Qin Shan pun mengambil sepasang pakaian dari dalam cincin ruangnya.

"Warna serba hitam ini sepertinya sangat cocok untukku."

Qin Shan memakai pakaian sederhana yang warnanya hitam. setelah selesai memakai pakaian, Qin Shan pun melangkah kan kakinya menuju ketempat Qin Hua yang sedang menunggunya cukup lama disana.

Sementara itu di semua Alam yang ada, ternyata semua Petapa Tua yang sedang mengasingkan diri dalam bertapa nya membuka kedua mata mereka atas Fenomena Alam yang terjadi bbrapa saat yang lalu.

Terutama di Alam Atas, tepatnya di Alam Langit. masih dengan sosok Pria Tua dan Sang Kaisar Dewa Langit. percakapan mereka berdua terjadi lagi.

"Sudah lima belas tahun telah berlalu dari Alam Bawah sana, dari kejadian itu, Fenomena yang hampir sama, tapi yang kali ini agak berbeda, namun auranya masih terasa sama. apakah Bayi yang dulu itu yang sedang menjalani ujian Langit kali ini?"

Sosok dari Pria Tua kurus itu berkata-kata pada sosok yang berwajah tampan di hadapannya.

Sementara itu masih didalam Hutan tempat Qin Shan berada.

"Selamat ya Kakak atas pencapaian Kakak selama ini, sesuai dengan janji Kakak yang dulu itu, kalau Kakak berhasil menembus basis ranah Kultivasi Tribulation Crossing, Kakak akan mengajakku berkeliling Kota, makan-makan di Warung seperti Penduduk Kota."

Qin Hua tiba-tiba saja berkata disaat Qin Shan sudah tiba diantara kelompok kecil itu. Qin Shan yang melihat adiknya seperti seorang Rentenir itu, ia pun berkata.

"Tentu saja dik, nanti Kakak akan meminta ijin pada Ayah dan Ibu sewaktu kita tiba di rumah. ehya kakek, aku berhasil, apakah Kakek tidak akan memberiku sebuah hadiah atas keberhasilanku ini?"

"kamu adalah Jenius diantara para jenius itu Shan'er, jika hanya sekedar sebuah hadiah biasa, Kakek rasa itu tak sebanding atas pencapaianmu selama ini."

Tak banyak hal yang mereka perbincangkan di Hutan itu, dikarenakan sudah malam, mereka pun beranjak dari tempat itu menuju pulang ke Istana.

-BERSAMBUNG-

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI   BAB 7 : GANGGUAN KECIL

    Ditengah keramaian Penduduk Kota itu, baik Qin Shan maupun Qin Hua, mereka sama-sama berdiri di tepi jalan. masih menyaksikan iring-iringan kecil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.Di karenakan mereka berdua baru pertama kalinya keluar di tempat keramaian seperti ini, jelas mereka merasa penasaran dan ingin terus melihat tontonan yang cukup menarik bagi mereka.Bisikan-bisikan para Penduduk Kota pun kian saling berbisik menciptakan gosip-gosipan satu sama lainnya."Jadi mereka adalah dari keluarga Bangsawan Klan Xiang... ku dengar-dengar Putra tertua patriak Xiang ingin mengikuti sebuah sayembara untuk mempersunting Putri Mey Lin dari Keluarga Mey.""Husssttt... Patriak Xiang itu juga salah satu dari Para Menteri Kekasiran. jaga mulutmu kalau sedang bicara, begitu juga dengan ayahnya Putri Meylin, dia juga anak dari salah satu Menteri Kekaisaran Qin."Para Warga Kota saling bergosip di jalanan itu. suasana sore hari di jalanan Kota itu semakin ramai dikarenakan di belakang irin

  • KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI   BAB 6 : JALAN-JALAN

    Setibanya rombongan kecil itu di Istana ke Kaisaran Qin, Qin Shan tidak langsung menuju ke kediamannya. ia malah pergi untuk menghadap pada Sang Kaisar.Disaat ia memasuki Aula Istana itu, disana sudah terlihat cukup banyak orang-orang yang sedang duduk. Seperi terlihat sedang membahas suatu hal.Sang Kaisar yang melihat dua bocah itu masuk, ia pun langsung berdiri dari kursi tempat ia duduk, lalu secara perlahan namun terlihat elegan ia melakangkahkan kakinya berjalan untuk menyambut secara langsung akan kedatangan kedua bocah-bocah kecil itu."Aha, Shan'er, kamu benar-benar seorang jenius diantara jenius di Benua Tengah ini. Ayah tidak menyangka kalau di umur mu yang masih sangat muda seperti ini, kamu sudah menerima Ujian Langit. dan kamu pun berhasil melewatinya."Seraya berkata-kata seperti itu, orang nomor satu di Benua Tengah itu memperlihatkan senyuman serta raut wajah penuh kebanggaannya pada Qin Shan.Semua orang yang mendengar perkataan dari Sang Kaisar yang memuji seperti

  • KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI   BAB 5 : TRIBULATION CROSSING (Ujian Langit)

    Hari yang cerah berganti malam, waktu pun terus berputar tanpa mengenal sedikitpun rasa lelah yang terlihat di perwujudannya yang terlihat perkasa itu.Peneriimaan dari pendaftaran Murid baru di sebuah Sekte yang baru saja berdiri itu, terlihat beberapa Murid terlihat sedang antusias berlalu lalang dalam mendaftarkan dirinya.Ada yang menaruh harapan penuh bahwa nasip kehidupannya akan mulai berubah total ketika mereka masuk sebagai Murid di Sekte ditempat mereka mendaftarkan diri.Dunia Kultivator memang menjanjikan sebuah kekuatan, karena didunia tersebut seperti Hukum Rimba, yang lemah sudah pasti akan tertindas dan selalu berada dibawah bagi yang lebih kuat.Seiring dengan bsrjalannya waktu yang tak terbatas itu, sudah Lima Tahun berlalu tanpa terasa dalam ingatan. kini Sekte Aliran Hitam itu berubah total menjadi sebuah Sekte Raksasa diBenua Tengah.Meski Sekte itu sebuah Sekte Aliran Hitam, yang disinyalir kerap melakukan tindakan brutal, namun pergerakan mereka yang semena-mena

  • KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI   BAB 4 : BERDIRINYA SEKTE ALIRAN HITAM

    Langit menangis, Paras menjadi bayang-bayang... Waktu tanpak tidak ingin berhenti untuk berputar. ia masih dengan kesombongannya seperti Iblis yang memandang rendah Manusia Fana.Ditengah kedalaman Hutan Terlarang itu terlihat siluet-siluet bayangan lalu lalang yang sedang berkerja keras pagi, siang dan malam. Dikarenakan terjadi sebuah gerimis-gerimis kecil, Hutan itu semakin terlihat mencekam karena Kabut Hitam tebal serta Aura Kegelapannya yang sangat pekat di Hutan itu."Teruslah bergerak cepat, Klian sangat terlihat lemah, terlalu lamban. jangan hanya tahunya bersenang-senang saja...!""Bahkan sudah Sepuluh Tahun kehidupan diBumi ini tapi Pembangunan Sekte yang kita dirikan ini tak juga selesai-selesai."Heian De terlihat murka karena melihat orang-orangnya terlalu malas dalam berkerja keras untuk pembangunan Sekte mereka.Disisi yang berbeda, di Istana Kekaisaran Qin. Sepuluh Tahun berlalu begitu saja, waktu yang terus berputar seperti tak terasa didalam ingatan.Kini umur Qin

  • KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI   BAB 3 : SEBUAH PERINTAH

    Suasana yang semula yang begitu terlihat kental dengan unsur Melankolis pun kini menjadi hening sejenak, seolah-olah waktu merasa malas untuk berputar.Setelah keheningan tanpa rencana itu terjadi untuk beberapa saat saja, Sang Kaisar pun memecahkan suasana dengan melontarkan sebuah pertanyaaan atas dasar rasa penasarannya itu."Ayah, apakah yang terjadi itu karena Kakak... karena setibaku ditempat kejadian itu aku melihat Kakak serta suaminya sudah tidak bernyawa lagi...?."Sang Kaisar berkata-kata dengan cukup serius."Zhiyu'er, kemungkinan alasan itu masuk di akal, dikarenakan pada saat itu ayah bukannya tidak merestui hubungan terlarang Kakakmu dengan Suaminya itu.""Melainkan ayah tidak bisa berfikir dengan jernih pada masa itu. seandainya ayah diberi waktu untuk berfikir, ayah pastikan semuanya akan baik-baik saja."Terlihat sosok Tua kurus itu menyesali akan sikap dan perbuatannya dimasa lalu. kini anak Perempuan satu-satunya yang ia cintai dan sayangi setelah istrinya telah ti

  • KULTIVATOR TITISAN IBLIS SURGAWI   BAB 2 : SUNGGUH TAK TERDUGA

    Cahaya Bulan sudah kembali normal seperti takdirnya yang sudah ditetapkan oleh Langit. waktu terus berputar dengan keangkuhannya. Hampir menjelang Subuh, Bala pasukan dari Negeri Atas sana mulai terlihat turun bergelombang seperti Deburan Ombak yang selalu merindukan bibir Pantai.Mereka terlihat seperti sekumpulan Organisasi Pembunuh Bayaran. ada sekitar ribuan sosok yang terlihat mendarat mulus tepat di sekitar Gua yang berada di kedalaman Hutan Terlarang itu."Kurangajar... bisa-bisanya kita terlambat, padahal kita semua sudah menggunakan kecepatan penuh..."Heian De mendengus kesal setibanya di tempat lokasi yang sudah di tetapkan menjadi target mereka.Tidak ada lagi sisa-sisa aura yang dirasakan ditempat itu. Gua yang sebelumnya terlihat menanfakkan wujudnya yang cukup indah itu kini sudah rata dengan Tanah."Kalian semua segera berpencar, cari sampai dapat, kita tidak boleh kembali atau kita semua akan mati tanpa bisa bereinkarnasi...!"Heian De langsung menurunkan sebuah peri

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status