KUPULANGKAN UANG SUAMIKU BAB 11. **"Bolehkah Mia tinggal di sini?" tanya Ibu sebelum Bang Hadi pergi. Bang Hadi menghentikan langkahnya. "Tinggal di sini?" "Ya. Karena dia akan sering manggung di kota. Sebenarnya Mia datang ke rumah sebelum Ibu pergi ke sini. Dia meminta sama Ibu agar mengizinkan kamu memberikan tempat untuk Mia." Aku menghela napas mendengar tutur Ibu yang gak masuk akal. Di mana pikirannya? Mia itu janda? Dia mikir gak sih. "Bu, kenapa harus tinggal di sini. Ibu berpikir apa enggak. Dia kan bisa kos atau sewa rumah!" kataku dengan mata mendelik karena heran dengan pemikiran Ibu. "Hebat benar kamu suruh Ibu mikir. Mia itu saudara sama Hadi. Apa salah kalau saudara saling membantu?" "Tapi Bu ...." "Jelita juga akan tinggal di sini. Kamu gak perlu takut gitu. Jelita akan kuliah dan Mia bekerja. Kalau Mia jadi artis terkenal kamu juga akan bangga!" sungut Ibu padaku. Bertambah lah beban kami. Belum Mia dan Jelita. Mengapa harus tinggal di sini? "Siapa yang ak
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 12.**POV HadiEntah mengapa masalah bertubi-tubi datang silih berganti antara Ibu dan Ratna. Aku juga bingung menghadapi mereka berdua. Ibu segala inginnya harus ku penuhi karena aku adalah anak lelaki satu-satunya. Sedangkan Ratna, bagaimanapun terkadang aku bosan dengan sikap istriku. Tetapi, dia sudah menemani aku selama hampir enam tahun kami menikah. Dalam suka dan duka. Ibu juga datang ke sini membawa Mia. Wanita itu adalah cinta pertamaku. Mia itu saudaraku. Tetapi, kami bisa menikah. Dahulu, dia menolakku demi anak juragan Karsa. Tetapi, kenyataannya dia bercerai juga dengan suami lamanya. Aku gak ngerti mengapa dia mau ke sini. Tapi, kata Ibu. Dia akan sering manggung dia kota. Menjadi penyanyi. Impian Mia dari dulu memang menjadi artis terkenal. "Hadi! Kamu harus tegas ke istri kamu. Izinkan Mia tinggal di sini. Kamu tahu, pakaian kami di rusak Ratna semua!" Ibu manatap sengit istriku. Ratna hanya berkata santai. "Elah, masih aja nyalahkan ak
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 13. **PoV Ratna "Kalian sudah semua bersiap?" tanya Bang Hadi setelah dia selesai mengganti pakaian. "Sudah, dong," sahut Jelita. "Kalian pergi semua terus kami ditinggal?" tanyaku dengan wajah datar ke Bang Hadi. "Gak pergi jauh kok, Rat. Kami cuma beli oleh-oleh dikit buat Ibu saja. Kamu sementara di rumah saja dengan anak-anak ya," katanya dengan lembut. "Lala mau ikut, Yah. Ikut ...," kata Lala memelas diikuti adiknya Lily. Aku merasa gak tega. "Anak-anak gak boleh ikut. Bagaimana menjaga kalian. Sudah di rumah saja!" sentak Ibu dengan kasar ke anak-anakku. "Bawa lah, Bu. Bukankah mereka cucu Ibu!" kataku. "Halah, Ibu gak sanggup membawanya. Kami mau senang-senang dulu dan jangan kamu ganggu. Jaga saja anak-anak di rumah!" sentak Ibu dengan kasar. "Sini, Sayang. Mereka pergi dan kita juga pergi bermain. Lebih seru dari mereka permainan kita," kataku mengajak ke dua anak-anakku. Lala dan Lily menuruti ku. Mia telah selesai berdandan. Dia yang pa
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 14. **PoV RatnaSetelah Ibu pulang ke kampung maka tinggallah kami di sini. Mia dan Jelita menempati satu kamar Seperti yang kemarin. Aku juga sudah mewanti-wanti Bang Hadi agar tidak tebar pesona dengan janda satu itu.Dia harus tahu jika dia adalah seorang suami. Seorang ayah dari kedua anakku. Seperti biasa Setiap pagi aku sudah menyiapkan makanan untuk keluargaku. Hari ini katanya Jelita akan melihat kampusnya, sementara Mia akan pergi ke studio musik nya. Studio musik? Dia mengaku seperti itu. Tetapi aku tidak percaya itu studio musik. Paling juga orkestra keliling. Anakku sedang makan. Lala antusias karena hari ini adalah hari pertama dia sekolah TK. Sedangkan Lily masih tertidur. "Rat, siapa di kamar mandi?" tanya Bang Hadi. "Mia. Dari tadi mandi gak selesai-selesai!" kataku. Bang Hadi menghela nafasnya. dia sepertinya harus segera mandi untuk berangkat bekerja. aku menyuruhnya minggir sebentar untuk mengetuk pintu kamar mandi. Mia memang benar-
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 15. **PoV AuthorJelita tampak tak acuh dengan apa yang Ratna katakan. Jelita memandang sinis Ratna dan pemikirannya yang sangat primitif. Benar kata Mia kalau dia percuma tinggal di kota. Sayang juga melewatkan lelaki sekeren David. Jelita baru masuk kampus dan berkenalan dengan David. David sudah berani memujinya cantik membuat Jelita terbang melayang. "Kamu baru saja jadi mahasiswa. jangan macam-macam di kota di sini banyak orang jahat. Jangan kau samakan di kota dengan di desa!" kata Ratna memperingatkan Jelita. "Percuma kamu tinggal di kota, Mbak. Kalau kamu ini pemikirannya udik. Pantesan kamu nggak berkembang." "Heh, Jelita. Asal tahu saja. Kamu baru datang dan banyak manusia gak bertanggung jawab di sini! Sekarang kamu suruh teman kamu pulang! Atau Mbak akan adukan ke Bang Hadi atau Ibu kamu. Kalau Ibu kamu juga gak dengar nanti aku adukan saja kamu ke Bapak kamu!" ancam Ratna ke Jelita. "Berani kamu, Mbak!" Ratna memandang sengit. "Kenapa aku
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU BAG 16. **PoV Author. "Bisakah aku pulang bersamamu, Bang?" tanya Mia dengan manja. Hadi meringis menatap wanita itu. Menolak juga bagaimana karena Mia juga saudaranya. "Aku duluan kalau gitu, Bro," sahut Benny menepuk bahu Hadi. Benny pergi begitu saja dengan motornya. Hadi terkadang iri dengan Benny. Hidupnya lempeng saja seperti gak ada masalah. Padahal anaknya sudah tiga. Lebih banyak anaknya dari pada anak Hadi. Istri Benny juga cantik sekali. Pantas Benny merasa betah di rumah dan gak mau berpaling ke lain hati. Hadi menghela napas kapan-kapan akan dia tanya mengapa hidupnya bisa sebahagia ini. "Kita pulang bareng kan, Bang?" tanya Mia lagi. Hadi mengangguk. Akhirnya dia pulang bersama Mia dengan sepeda motor. Wanita itu juga sangat menempel padanya ketika di atas motor membuat Hadi tidak konsentrasi berkendara. Tubuh Mia sangat dekat kepadanya bahkan Hadi bisa merasakan gesekan dadanya. Benar-benar menghilangkan konsentrasinya. Belum lagi Mia mem
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 17. **PoV Ratna. "Apa yang kalian lakukan malam-malam begini. Mia kenapa kamu nggak tidur. Kenapa kamu malah berdua dengan Bang Hadi. Kamu sendiri Bang kenapa kamu meladeni Dia berbicara seperti ini!" kataku dengan sengit ke mereka berdua. Melihat kedatanganku tangan keduanya segera terlepas. Wajah Bang Hadi menjadi pias begitupun Mia. "Aku haus dan ingin minum. Tak sengaja melihat Bang Hadi sedang bekerja. Kasihan dia sendiri dan aku temani saja." Mia berkata dengan tenang. Aku hanya tersenyum getir Padahal aku lah yang haus. Rasanya haus ku hilang seketika melihat mereka berdua ada disini."Bang, kamu belum menjawab pertanyaan Mia. Aku juga ingin mendengar jawabannya!" kataku ke Bang Hadi. Rasa kesal masih ku rasakan tadi karena dia masih sempat menjelekkan aku sebagai istri. "Pertanyaan yang mana?" Bang Hadi menjadi gugup. "Kenapa kamu tiba-tiba enggak mengingatnya. Padahal Mia baru saja bertanya kepadamu. Bisakah kamu mengulangi lagi, Mia?" kataku
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 18. **PoV Author. "Mia!" panggil Hadi saat wanita itu pergi begitu saja ketika Ratna tidak menyiapkan makanan untuknya. Wajah Mia cemberut dia merasa kesal sekali."Untuk apa kamu menyusulku!" katanya dengan ketus."Maaf atas tindakan Ratna. Dia mungkin merasa kesal dan sedikit cemburu." "Maklum saja kamu selalu membelanya. Karena dia istrimu dan merasa kamu adalah miliknya, Bang." Wajah Mia masih saja kesal. "Ratna sudah bekerja keras di rumah mengurus anak. Mungkin saja dia merasa lelah," ucap Hadi tersenyum getir. "Aku sangat heran. Mengapa dia seolah-olah gak kamu kasih uang, Bang!" Wajah Hadi memerah. Memang Ratna di beri uang sedikit. Istilahnya di jatah hanya sejuta perbulan. Hadi agak malu bercerita ke Mia. Dalam hal ini yang Mia dan Ibu serta keluarganya tahu kalau Hadi itu sangat baik. Memberi banyak sekali pada Ratna. Padahal kenyataannya adalah nol. Kalau gak ada Ratna mungkin dia dan anak-anaknya enggak bisa makan. Belum lagi hutang di Ban