Share

Lima Puluh Dua

"Nggak usah. Biar aku bayar sendiri," tolak Mia buru-buru saat Azmi mengulurkan uang.

Sesaat kasir ragu-ragu. Namun, saat Mia memberi isyarat agar wanita itu mengembalikan uang Azmi, sembari Mia mengulurkan uangnya sendiri, maka kasir pun segera menyerahkan kembali uang Azmi pada lelaki itu.

Ya, Mia tak mau berhutang budi sedikit pun pada Azmi karena sedikit banyak ia sadar jika saat ini lelaki itu tengah melancarkan jurus ingin merayunya agar ia luluh kembali. Dan ia tak mau itu terjadi.

Saat dekat, bau comberan. Sementara saat sudah jauh dan tak mungkin lagi dimiliki, berubah sewangi bunga. Begitulah mungkin peribahasa yang tepat untuk menggambarkan apa yang dirasakan Azmi saat ini terhadapnya.

Pura-pura tak enak hati, Azmi menjadi salah tingkah sendiri. Namun, sesaat kemudian ia ambil juga uang dari tangan kasir yang membuat Mia tersenyum sinis di dalam hati. Ternyata cuma segitu saja keberanian seorang Azmi dalam berkorban. Untuk keperluan anak kandung sendiri saja masih hitung-
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status