Share

Bab 15A

Alarm berbunyi begitu nyaring dan berisik, pertanda malam telah berganti pagi. Jam setengah lima alarm keduaku terdengar sedangkan alarm pertama setengah tiga dini hari sama sekali tak terdengar telinga.

Entah. Mungkin karena aku cukup kecapekan, jadi tidur terlalu lelap sampai bunyi alarm di samping telinga pun terlewat begitu saja. Bersyukur alarm kedua ini aku mulai terjaga. Jadi, masih banyak waktu menjalankan perintahNya. Setelah itu ingin menikmati semilirnya angin pagi di balkon penginapan sembari minum teh hangat.

"Sudah subuhan, Mi?" tanyaku saat Arumi keluar kamar lalu ikut duduk di sampingku dengan wajah lesunya.

"Sudah, Va. Mimpi buruk aku. Astaghfirullah, horor." Aku menoleh sesaat lalu tersenyum tipis ke arahnya.

"Makanya baca doa kalau mau tidur, bukan baca mantra," balasku asal. Arumi mencebik.

"Iya, mantra biar Mas Zain jatuh cinta sama aku, sayangnya dia justru jatuh cinta sama kamu yang terlalu bucin sama Mas Amran. Dasar cinta segitiga yang ribet," sambungnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status