Home / Fantasi / Kaisar Badai Petir Zera / Chapter 6. Monster Rank Ss

Share

Chapter 6. Monster Rank Ss

last update Last Updated: 2024-10-27 13:00:55

Pagi yang cerah. Mentari sudah menampilkan karismanya. Setelah istirahat selama tiga hari di goa bukit kesaksian, Zera, Tifany dan Isaac memulai perjalanan untuk mencapai Pulau Terapung dengan berjalan kaki. Sebab tidak jauh dari balik bukit ini ada sebuah desa yang bisa membuat mereka beristirahat untuk sebentar sebelum melanjutkan perjalanan kembali.

"Kira-kira berapa lama kita akan sampai di desa terdekat, Kak Isaac?" Tanya Tifany sambil berjalan dengan kelelahan.

"Kisaran 2 jam lagi kita akan sampai. Apa kamu sudah lelah? Kalau iya kita istirahat sebentar." Jawab Isaac.

"Ayo kita istirahat dulu 15 menit, Kak Isaac!" Ajak Zera sambil menghampiri sebuah pohon yang agaj rindang.

"Baiklah, kita istirahat dulu." Isaac dan Tifany pun ikut menghampirinya dan duduk. Dan mengeluarkan sebotol air dari cincin penyimpanannya.

Sedang asyik duduk dan bersandar di bawah pohon, terdengar suara yang agak bising oleh Zera dan Isaac.

"Kayaknya kita telah dikepung, Kak Isaac?" Zera mengambil pedangnya dan berdiri.

"Seperti katamu, Zera. Mereka agak sedikit banyak." Jawab Isaac dan sambil mengeluarkan tongkat sihirnya.

"Tks, kenapa selalu begini sih setiap kita berjalan," timpal Tifany.

Whusss..... Sebuah kapak besar melayang yang hampir mengenai Tifany. Dan dengan gesit Tifany menembakkan panah ke arah tempat kapak itu berasal. "Panah hujan es," panahnya pun melesat cepat hingga memberikan kebekuan. Dengan melesatnya panah Tifany, segerombolan Orc keluar yang dipimpin oleh Orc Champion.

Orc adalah monster rank B, dan sering berburu berkelompok. Setiap bulan purnama, mereka sering datang ke desa-desa terdekat untuk menghancurkan dan menculik manusia untuk dijadikan santapan. Namun, adakalanya Orc keluar untuk berburu, dan akan menyergap mangsanya.

"Oi Tifany, kayaknya kamu berhasil memancingnya keluar," Ungkap Zera.

Orc itu pun memburu mereka bertiga dan melawannya sampai mereka mati.

"Kayaknya kita tidak bisa bersantai Kak Isaac," Ucap Tifany.

"Aku setuju dengan perkataanmu, Fany." Isaac pun mengeluarkan mantra sihirnya. "Sihir bintang, Racun Scorpion," keluarlah asap biru mengarah ke para Orc. Sihir racun kalajengking merupakan debuff yang kuat untuk melemahkan para Orc.

"Oi Zera, Fany! Sekarang giliran kalian!" Isaac memberitahu sinyal kepada mereka. "Ok Kak," sahut mereka.

"Langkah angin," Shuuut.....  Zera pun melesat dengan kecepatan tinggi. "Tebasan lengkung Pedang Petir."

Ting... Duargh...  Memancarlah petir yang seperti melengkung memotong tubuh Orc.

"Grrrh... Grrrrh.. " Para orc yang melihat pun merasa ketakutan. Melihat hal ini, Tifany pun tak mau tinggal diam dan mengambil busurnya dan melancarkan serangan. "Panah angin es."

Shuuuut... Tuuung.  Shuuut.... Tuuuung. Melajulah angin kencang yang diiringi kedinginan es menusuk tubuh Orc.

Serangan mereka pun berhasil membuat para Orc berjatuhan. Hanya saja Orc Champion yang mempunyai kemampuan rank tinggi yang tidak lain rank SS karena telah banyak pertempuran yang ia lalui tidak bergeming sedikit pun. Orc itu pun melepaskan serangan balik, dan maju dengan kekuatan yang besar. Karena nalurinya memberitahunya bahwa lawan yang ia hadapi bukanlah lemah.

Clank... Teng.... Tang....

Zera pun melayaninya dengan segenap kekuatannya. Namun, Zera terpukul mundur dengan kekuatan gada orc champion itu.

"Tsk...  Sepertinya aku akan sedikit berlebihan kali ini. Oii Tifany! Tembakan panahmu dulu." Pinta Zera. Dengan sinyal itu Tifany pun memberikan serangan jangkauan yang luas.

"Panah combo hujan badai es,"  zhuiii.........

Serangan yang sangat luas. Sehingga urat kayu pun akan terbongkar dan membeku. Orc champion pun mengeluarkan gadanya kembali dan memukuli tanah di depan pijakannnya. Isaac memberikan sihir temeng kepada dirinya dan Tifany. Dengan demikian mereka tidak akan terkena dampak dari serangan luas itu. Setelah mengumpulkan aura Zera membuat kuda-kuda untuk melancarkan serangannya.

"Jurus pemungkas langkah pertama, Tebasan Pedang Kaisar Petir Gabungan Bebas." Melesatlah Zera secepat kilat seperti garis gabungan menebas dan membelah orc champion itu dengan diikuti cahaya petir biru.

Duaaaargh...... Duaaargh... Terdengarlah gemuruh yang sangat keras di langit. Selepas suara itu berhenti, maka pertarungan itu pun usai. Setelah itu, Zera mengambil inti orc champion supaya bisa digunakan untuk meningkatkan aura mana.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk sampai ke desa terdekat.

**

Di Tower Kehidupan Pulau Terapung yang terletak  di Ibu Kota Kerajaan Maqdis. Tempest sedang meneliti di ruangannya tentang Inti Naga. Sedang fokus dalam penelitian terdengar suara yang gaduh dari luar ruangan.

Gedebak... Bunyi suara pintu yang terdorong kuat.

"Tempest!!! Beraninya kamu fokus terhadap penelitianmu ketika kamu datang sendiri ke tempat ini yang katanya kamu pergi menjemputnya." Seorang perempuan menarik kerah baju Tempest dengan nada marah.

"Tenang Azzura. Tenang, dia akan sampai ke sini dengan selamat. Lagian, dia tumbuh besar dengan keahlian bela diri yang tinggi." Bujuk Tempest dengan wajah pucat sambil memegang kepala belakangnya. "Tidak akan ada yang bisa menyakitinya," timpal Tempest menambah perkataannya.

"Awas saja, jika ia terluka parah di luar sana, akan kujadikan kamu daging sate cincang." Bentak Azzura dan ia pun keluar dari ruangan Tempest sambil membanting pintu.

"Aduh... Dia tidak pernah berubah setelah sekian lama. Maka dari itu, tidak ada orang yang mau menjadi suaminya." Tempest berbicara sendiri sambil melanjutkan penelitiannya. "Omong-omong, apa dia baik-baik saja kah? Tsk... Bocah itu selalu buat orang khawatir sejak dulu."

**

Istana Rayan, Kerajaan Gaffar. Nampak gelap dan penuh mana iblis.

"Apa semua jenderal sudah berkumpul?" Pertanyaan Kazen yang sedang berjalan kepada Lonjing.

"Sudah, Jenderal. Semuanya sudah berkumpul dan duduk di ruang pertemuan. Hanya saja aura mereka memenuhi ruangan, sehingga para prajurit bayangan tidak kuat menahan aura mereka." Jawab Lonjing dengan nada rendah dan penuh kehati-hatian.

"Kalau begitu, mari kita percepat langkah kita." Tidak berapa lama mereka berdua memasuki ruang pertemuan. Ketika mereka masuk, Ryu dan Kaijin memasang niat membunuh yang kuat diarahkan kepada Kazen dan Lonjing.

Kazen mengeluarkan auranya untuk membentengi bawahannya. Lonjing dengan seketika tersontak menggigil melihat aura niat membunuh yang dipancarkan oleh Jenderal Ryu dan Kaijin. Jika tidak dia tidak dibentengi dengan aura yang dimiliki Jenderal Kazen, maka dengan seketika, dia akan tersungkur jatuh.

"Jen...Jenderal.." Kata Lonjing dengan terbata.

"Tenang saja, dan cepat kembali ke regumu," Sambil tersenyum tipis, Kazen menenangkan bawahannya. Dan Lonjing pun memberi salam hormat kepada atasannya kemudian kembali ke regu yang dipimpinnya.

"Tsk. Hoiii... Kazen! Kamu meminta kami datang, tapi lihat, kamu sendiri yang datangnya terlambat. Kebiasaanmu itu tak pernah berubah dari dulu." Sapa Kaijin dengan nada kesal.

"Maaf, aku ada keperluan mendadak tadi. Maka dari itu aku terlambat." Jawab Kazen dengan senyuman tipis.

Melihat senyuman itu Kaijin bertambah kesal. "Langsung saja, kenapa kamu mengumpulkan kami?" Tanya Kaijin.

Tanpa basa basi, Kazen langsung ke inti pembicaraan. "Bukit Kesesatan sudah dimurnikan."

Mendengar hal itu mereka berdua sontak terkejut.¤

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 56. Demon Slayer

    Zhuan dan Vatsal pun pergi ke arah pintu keluar dunia kecil ini. Setelah mereka berdua pergi, kedua orang itupun langsung memeluk Zera. Zera pun merasa bingung dengan apa yang mereka berdua lakukan. "Kamu telah besar ya, nak." Kata orang itu sambil mengusap kepalanya. "Maaf, kamu siapa? Kenapa aku merasakan sesuatu yang dekat denganmu?" Tanya Zera. "Oh iya, kamu belum pernah melihat kami berdua. Tetapi kami selalu mengawasimu." Kata salah seorangnya lagi. "Namaku Azzumar Rahil, yang dulu terkenal dengan sebutan si Harimau Petir." Kata Azzumar sambil tersenyum ramah. "Dan, aku Louyi Grader, yang dulu disebut dengan Saintes Bintang." Kata Louyi sambil menangis terharu. Mendengar nama itu, Zera pun bingung antara senang dan sedih. "Jangan bercanda, ayah dan ibuku telah lama meninggal akibat melawan pasukan kegelapan." Kata Zera sambil menahan perasaannya. "Kami berdua memang telah lama mati. Ini adalah kehendak yang kami tinggalkan di kalung ruby yang kamu pakai itu, sebelum kami

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 55. Tombak 7 Lautan Bintang

    Pertempuran semakin mencekam antara pasukan kegelapan melawan tentara aliansi empat kerajaan. Dromid yang memimpin pasukan iblis di sayap kiri, ditahan Alwen yang melancarkan serangan dengan menyeruduk semua pasukan Dromid. Dromid pun menebaskan pedangnya dengan niat membunuh yang kuat. "Apa menurutmu aku tidak bisa mengalahkanmu, kehendak Gill?" Kata Dromid sambil menyerang dengan enam tangannya. "Iblis sialan, berhentilah memanggilku dengan sebutan itu. Aku adalah Alwen Sang Penguasa Tombak yang akan menghancurkanmu." Jawab Alwen sambil menggerakkan tombaknya menepis serangan Dromid. "Aku akui kamu mempunyai nyali yang kuat, bocah. Tapi itu saja tidak cukup, Teknik Iblis Asura, Enam Pedang Penghapus Cahaya." Dromid pun menebaskan enam senjatanya yang telah dialiri aura hitam pekat ke arah Alwen. "Tak usah kamu banyak bacot, aku akan melawanmu sampai hancur tak bersisa. Teknik Tombak, Tebasan Tujuh Tornado Lautan Mengamuk." Datanglah tujuh pusaran angin yang diikuti air membentuk

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 54. Kembalinya Kaisar Iblis

    Peperangan pun tertahan selama seminggu, karena kedua belah pihak telah kehilangan banyak pasukan. Dalam masa itu, Tempest membuka saluran komunikasi ke Istana Tashrif untuk memberi tahu mereka apa yang telah terjadi selama perang. Ia pun memberitahukan semuanya ke putra mahkota, dan bersiap untuk hal-hal yang tidak terduga nantinya. Tempest pun menyuruh semua menteri untuk langsung mengangkat putra mahkota menjadi raja Kerajaan Maqdis. Hal itupun langsung diterima oleh orang yang berada di istana. Besoknya pun diselenggarakanlah penobatan putra mahkota menjadi raja di depan semua penduduk yang telah dievakuasi ke ibukota. Maka dengan resmi diangkatlah Pijai Loza menjadi raja kerajaan ini. * Seminggu sudah berlalu dari gencatan senjata, keluarlah tiga jenderal iblis memimpin pasukannya untuk kembali menyerang pasukan Tempest. Pasukan yang mereka bawa kali ini sangatlah kuat dan mendominasi. Namun, begitu juga dengan pasukan yang berada di pihak Tempest, kali ini Bruq dan dua rekann

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 53. Enam Jendral Iblis

    Enes dan Ryu pun ikut serta bersama para iblis dalam melancarkan serangannya untuk menghantam Isaac dan Alwen. Ryu yang telah kembali ke bentuk naganya, mendaratkan serangan yang kuat di arahkan ke Tempest dan Azzura. "Hantaman Cakar Naga Hitam Mengamuk." Naga Hitam Ryu pun memberikan pukulan kepada Tempest dan Azzura yang sedang berada dalam barier untuk memulihkan energi mana dan auranya. "Tidak akan kubiarkan itu terjadi," Alwen pun berlari ke arah mereka. Namun, para iblis menahannya. "Pelindung Kehidupan Ilahi," terbukalah sebuah energi memperkuat barier penghalang dari Tempest. "Ini,,, energi ini sangat murni dan kuat. Apakah Lucia juga datang untuk memberikan bantuan?" Tanya Azzura. "Panah Api Kehendak Phoenix," meluncurlah serangan anak panah yang dibalut mana api yang sangat kuat mengenai sayap kiri Ryu. Kemudian, membakar sebagian kecil dari sayap itu. "Urgh, serangan yang menyakitkan." Kata Ryu sambil mundur ke belakang. Adapun serangan panah itu, juga memberikan dam

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 52. Portal Iblis

    Dalam ruang bawah tanah, Rukame telah menarik barier penghalangnya. Karena, semua pewaris kehendak sudah selesai mengultivasi teknik mereka. "Aku rasa, sudah waktunya bagi kalian untuk tampil di panggung sebenarnya. Karena para prajurit kerajaan sudah habis dilumat kegelapan di medan perang. Begitu juga dengan rajanya." Kata Rukame. "Apakah sesuatu telah terjadi ketika kami berkultivasi, senior?" Tanya Bruq. "Benar, peperangan telah terjadi antara Gaffar melawan 4 kerajaan. Sudah lebih satu minggu perang itu terjadi. Kerajaan yang beraliansi dengan Maqdis telah melarikan diri dari peperangan. Sehingga seluruh pasukan kerajaan telah musnah, begitu juga dengan raja dan jenderalnya." Rukame menjelaskan. "Isaac dan Alwen telah berangkat dari tadi untuk mencegah mereka terlalu jauh." Sambungnya. "Kalau begitu, kami akan ikut melawan pasukan Enes," kata Bruq. "Memang harus demikian, jika kerajaan ini jatuh, maka Benua Cengal akan dikuasai oleh kegelapan. Maka dari itu, tolong selamatka

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 51. Serangan Jiwa

    Dalam perang yang tidak seimbang itu, Tempest dan Azzura beserta pasukan kerajaan yang tersisa, sudah merasa putus asa. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pasukan kegelapan mengalahkan jumlah dari pasukan kerajaan yang tersisa. Dan ditambah dengan pasukan aliansi kerajaan melarikan diri dari medan perang. Dalam situasi yang tidak menguntungkan itu, ketika Enes ingin memberikan serangan jangkauan luas yang ditargetkan kepada Tempest, datanglah sebuah serangan yang menepis serangan dari Enes, dan memberikan gravitasi yang kuat. Sehingga membuatnya terjatuh, begitu juga dengan naga hitam yang ditungganginya. * "Apa kamu tidak apa-apa, Pak Tua?" Tanya orang itu sambil membantunya berdiri. "Urgh, kamu siapa, nak?" Tanya Tempest sambil memegang tangannya. "Sihirmu sangat mirip dengan profesor Rukam." Sambungnya. "Maksud anda leluhurku, Pak Tua? Namaku Isaac Radian, seorang penyihir bintang." Jawab Isaac dengan singkat, karena akan ada serangan yang datang kepada mereka. "Nanti kita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status