Share

02. Kehidupan yang baru

"Long'er, kamu itu sudah ibu Lukis sejak kecil. Apa kamu ingin melihatnya?" Wajah pangeran ketiga sontak berubah mendengar kalau ibunya telah melukis ia sejak kecil. Melepas tangannya dari pelukan di leher ratu, pangeran ketiga perlahan mundur untuk menjauh.

"Ibu… Aku berubah pikiran, mungkin tidak baik untuk melukis wajah seseorang terlalu sering. Nah! Sepertinya aku akan kembali dulu ke kamar. Jadi, sampai jumpa ibu." Jawabnya langsung kabur dari taman meninggalkan ratu yang melihatnya dengan senyuman.

"Anak nakal itu…" Ratu menghela nafas senang. Dia meminta pelayannya mengganti lukisannya dengan kertas kosong, lalu dia mulai melukis lagi. Saat dia menggerakkan tangannya, tampak sebuah wajah perlahan terbentuk dan itu terus dengan tangan serta kakinya. Setelah satu jam berlalu, semua pelayan dapat melihat kalau yang dilukis oleh ratu adalah pangeran ketiga.

"Anakku, apa kamu pikir ibu tidak dapat melukismu meski kamu tidak ada? Sayang sekali, jika ibu tidak dapat melakukannya mana mungkin ibu disebut sebagai goddess hand." Ucapnya sambil tersenyum puas melihat lukisan yang telah jadi itu.

"Benar ratu, lukisanmu benar-benar sangat indah. Ketampanan pangeran ketiga pun tidak hilang dalam lukisanmu, aku benar-benar tidak dapat berhenti untuk melihatnya." Ucap pelayan lain memuji lukisan dari ratu Chen. Senyuman cantik Ratu Chen muncul, bagaimanapun yang dia lukis adalah anaknya dan anaknya ini membuat hidup lebih bahagia dari dia yang dulu. Tapi sesaat kemudian hatinya terasa sedih sebab, Anak ketiganya ini tidak dapat hidup seperti dua saudaranya yang biasa. Bagaimana pun karena statusnya yang sensitif di mata rakyat membuat Chen Long Anaknya menjadi anak rumahan. Padahal bila wanita-wanita datang dan melihatnya pasti akan jatuh hati pada pandangan pertama, meski ada beberapa kali dia juga mengajak teman-teman atau keponakannya datang ke istana, anaknya dalam keadaan memakai topeng untuk menutupi wajah. Jadi, tidak ada orang luar yang melihat wajah asli dari Chen Long kecuali pelayan atau beberapa penjaga yang datang untuk menjaga.

“Huf, sayang sekali dia belum pernah pergi ke akademi padahal anakku itu lebih pintar dari kakak pertamanya.” Ucap Ratu dengan sedih.

“Oh! Kalau begitu, setelah merayakan ulang tahunnya, bagaimana jika kita mengirimkannya ke akademi?” Suara pria yang dia kenal terdengar di telinganya, saat dia menoleh raja Chen tersenyum sambil melangkah ke tempat dia duduk. Para pelayan langsung memberi hormat saat melihat kedatangan raja mereka, yang sekarang tampak penuh wajah gembira.

"Sayang, kenapa kamu tiba-tiba datang dengan wajah yang bahagia? Apa terjadi sesuatu di pertemuanku tadi?" Tanya Ratu tersenyum manis menyambut suaminya tersebut. Raja Chen menceritakan bagaimana keadaan di rapat tadi, dia berhasil membuat seluruh bangsawan dan menteri untuk membiarkan pangeran ketiga menjalani hidup di luar istana. Dan rencananya dia juga akan mengadakan upacara ulang tahun untuk sang anak, yang mereka adakan sesuai dengan di saat mereka menemukannya semasa masih bayi dulu.

“Baiklah, kalau begitu aku harus mengundang teman-teman dan seluruh keluargaku. Aku ingin membuat mereka tahu kalau putraku sangatlah tampan dan juga satu-satunya yang terbaik di kerajaan Chen ini.” Ucap sang ratu sangat bahagia mendengar kalau istana mau mengadakan acara ulang tahun kelima belas untuk putranya. Raja melihat betapa senang ratu menampakan senyum tulus, meski sudah lima belas tahun tapi selama ini juga mereka belum pernah menampakan wajah pangeran ketiga ke luar. Bahkan bisa dikatakan hanya dia, istri, dua anaknya dan pelayan yang bertugas di istana saja pernah melihat wajah dari topeng pangeran ketiga.

“Aku akan memberitahu kedua kakaknya, mereka pasti sangat senang mendengar kalau ulang tahun adiknya akan di meriahkan.” Ucap ratu sangat bahagia sampai tanpa pikir panjang ingin mengirimkan pesan pada kedua anaknya yang lain.

“Baiklah, lakukanlah apa yang kamu mau. Untuk ulang tahun anak ketiga akan diserahkan padamu, tidak masalah bukan?” Ucap Raja sambil meletakan kedua tangannya pada pundak ratu.

“Tentu, aku pasti akan membuat ulang tahun anakku menjadi yang paling meriah di seluruh kerajaan ini.” Jawab ratu dengan tegas dan percaya diri untuk membuat pesta bagi anaknya. Senyuman ratu dan raja sungguh membuat para pelayan jatuh dalam kebahagian, selama ini mereka melihat pangeran ketiga tumbuh dan bagaimana keluarga kecil ini memperlakukan anak yang bukan dari keluarga mereka begitu tulus. Sejak dulu mereka ingin pengangkatan dan juga acara resmi untuk memberitahu dunia luar kalau mereka punya tiga anak tapi itu semua ditolak oleh para tetua dan bangsawan-bangsawan yang tidak setuju dengan pengangkatan pangeran ketiga. Jika bukan karena ketegasan raja Chen yang tetap memberi pangeran ketiga gelar, mungkin banyak yang akan tetap menganggap Anak ketiga sebagai hama.

….

Di akademi kerajaan Chen, disana banyak jenius muda yang memiliki berbagai keahlian di latih dan di dukung untuk menjadi penerus kerajaan. Mereka adalah sosok-sosok hebat tentu juga ada beberapa yang hanya mengandalkan orang tua mereka untuk tinggal disana. Dalam sebuah ruangan besar, tempat anak-anak bangsawan mengadakan pertemuan atau pesta. adalah tempat yang paling ingin dimasuki oleh anak-anak muda, bagaimanapun tempat itu hanya dimasuki oleh elit yang paling elit dari seluruh anak muda di dalam akademi.

“Putri, apa kamu benar memutuskan mengakhiri latihan mu disini?” Tanya seorang wanita pada wanita lain yang duduk di meja dengan teh di atas meja.

“Iya, aku harus mengakhirinya bulan ini. Bagaimanapun aku datang ke akademi hanya untuk melihat-lihat dan berlatih. Dan lagi aku sudah masuk umur untuk membantu pekerjaan ayahku.” Jawab wanita cantik yang tidak lain adalah putri kerajaan Chen, Chen Mei. Dia adalah putri yang telah berlatih sejak berumur lima belas tahun di akademi. Seharusnya dia sudah keluar sejak berumur dua puluh tahun tapi karena beberapa alasan dia memilih tinggal dalam akademi selama lima tahun lagi. Tentu alasannya karena beberapa omongan yang tidak menyenangkan dari bangsawan-bangsawan dan menteri yang sangat ingin dia menikah dengan kerajaan lain untuk meningkatkan hubungan antar kerajaan. Tapi sekarang dia sudah tidak perlu lagi untuk mundur karena dia sudah mengerti bagaimana cara hidup kerajaan yang dia tinggali sekarang. Dan dia juga ingin membantu adik kecil imutnya untuk mendapatkan apa yang seharusnya didapat sejak ia kecil dan hanya bila dia turun tangan dalam membantu ayahnyalah baru dia mendapatkan semua itu.

“Oh! Apa kamu merindukan adik kecilmu lagi?” Suara pria yang diiringi langkah kaki terdengar dari arah belakang Chen Mei, saat dia menoleh itu adalah suara dari pria dengan pakaian yang biru putih dengan tangan dilipat ke belakang.

“Salam pangeran mahkota.” Ucap para wanita dan orang-orang yang ada disana saat melihat kedatangan pria tersebut.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Uhkty Aeni
seru gg b AA gorjxhxjxjd
goodnovel comment avatar
tutorial terbaik
gak nyambung dengan s 1 ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status