"Long'er, kamu itu sudah ibu Lukis sejak kecil. Apa kamu ingin melihatnya?" Wajah pangeran ketiga sontak berubah mendengar kalau ibunya telah melukis ia sejak kecil. Melepas tangannya dari pelukan di leher ratu, pangeran ketiga perlahan mundur untuk menjauh."Ibu… Aku berubah pikiran, mungkin tidak baik untuk melukis wajah seseorang terlalu sering. Nah! Sepertinya aku akan kembali dulu ke kamar. Jadi, sampai jumpa ibu." Jawabnya langsung kabur dari taman meninggalkan ratu yang melihatnya dengan senyuman."Anak nakal itu…" Ratu menghela nafas senang. Dia meminta pelayannya mengganti lukisannya dengan kertas kosong, lalu dia mulai melukis lagi. Saat dia menggerakkan tangannya, tampak sebuah wajah perlahan terbentuk dan itu terus dengan tangan serta kakinya. Setelah satu jam berlalu, semua pelayan dapat melihat kalau yang dilukis oleh ratu adalah pangeran ketiga. "Anakku, apa kamu pikir ibu tidak dapat melukismu meski kamu tidak ada? Sayang sekali, jika ibu tidak dapat melakukannya mana
“Kenapa kamu disini?” Tanya putri Chen menoleh melihat pangeran mahkota yang tidak lain adalah kakak pertamanya sendiri. "Aku hanya sedang senggang jadi memutuskan kesini untuk melihatmu. Bagaimana keadaanmu disini selama lima tahun ini?" Tanya pangeran pada putri."Lebih baik daripada di rumah. Sekarang katakan padaku kenapa tiba-tiba saja kamu ada disini? Bukankah seharusnya kamu ada tugas dari ayah?" Pangeran mahkota menghela nafas melihat sikap putri padanya. Meski adiknya tidak membenci, tapi dia tahu kalau adiknya ini masih marah dengan apa yang terjadi dua tahun lalu. Dimana dia dan ayahnya berencana untuk membuat pertunangan dengan pangeran kerajaan lain tapi adik ketiga menolak langsung rencana mereka. Meski awalnya itu tidak sampai ke telinga putri karena masih rahasia, tapi sepandai-pandainya mereka tutup mulut masih ada saja yang menyampaikan masalah itu pada putri yang membuat marah dia. "Aku kesini hanya karena ingin bertemu dengan kepala akademi. Dan karena sudah sele
Di perbatasan utara dari kerajaan Chen, yang jaraknya jauh dari ibukota kerajaan Chen. Terdapat hutan yang menjadi batas dari kerajaan Chen dan Kerajaan Du. Kerajaan Du adalah kerajaan besar yang termasuk dalam empat kerajaan besar di dunia tersebut, yang dimana tiga kerajaan lain adalah Chen, Jin, dan Yao. Selain empat kerajaan besar, tidak ada yang tahu kalau di antara empat kerajaan ada satu lagi kekuatan yang tersembunyi tinggal dalam hutan belantara utara perbatasan kerajaan Chen. Mereka disebut sebagai istana langit, sosok mereka memiliki kekuatan yang jauh dari kata manusia normal dalam empat kerajaan besar dan mereka juga termasuk pasukan tersembunyi yang berdiri sejak lima tahun belakangan. Hanya raja dan beberapa jenderal yang mengetahui tentang mereka, awalnya karena takut kekuatan itu menjadi ancaman bagi kekuasaan empat kerajaan, mereka berencana untuk menghancurkannya tapi yang tidak terduga terjadi dimana salah satu sosok dari istana langit datang mengunjungi keempat ke
"Maaf raja, tapi pangeran ketiga bukan…" dia tidak lagi melanjutkan ucapannya karena tatapan raja sangat menakutkan saat melihat dia."Ayah, aku ingin keluar sebentar. Apa boleh?" Tanya Long Chen langsung berbicara untuk menghilangkan amarah ayahnya."Oh! Tumben sekali? Apa yang terjadi? Apa kamu sedang jatuh cinta? Atau ada gadis yang menarik di luar sana membuatmu ingin bertemu? Atau kamu ingin bersenang-senang di restoran flower? Ini uangnya, sana pergi. Hahahaha" Terlihat raja langsung mengubah wajahnya saat berbicara dengan Long Chen. Mereka yang disana melihat juga terkejut, bagaimanapun raja Chen meski sering tersenyum dan baik hati, tapi masih memiliki wibawa serta ketenangan yang kuat. Sekarang di depan mereka malah seperti seorang ayah yang sangat memanjakan anaknya."Ayah, itu tidak perlu. Aku tidak menyukai siapapun di luar sana, hanya saja aku ingin membeli sesuatu untuk ibu jadi aku ingin keluar tapi tidak berani bicara dengan ibu." Jawab Long Chen menghela nafas. Raja C
Dari arah berlawanan, sebuah kereta melaju dengan cepat dan jelas kereta itu tidak memperlambat lajunya meski ada seorang anak kecil di depan yang sedang berlari ke seberang jalan. Ibu dari gadis itu yang sadar anaknya menghilang segera ketakutan saat melihat anaknya berada di jalanan dan kereta yang tampak tidak ada tanda-tanda akan berhenti itu. “Awas! Anakku!” Teriak si wanita dengan cemas dan berlari ke jalan untuk menyelamatkan anaknya. Tapi dia sudah terlambat karena kereta lebih cepat dari larinya yang hanya manusia biasa. “Hiyat!” si pengemudi tampak malah menambah kecepatan keretanya meski sudah tahu ada anak kecil yang melintas di jalan. "Ah! Tidak, ada yang terlindas.""Anakku!" Swisshh….Di saat yang bersamaan, angin berhembus lebih kencang yang membuat kereta kuda tiba-tiba menjadi tidak seimbang dan langsung berhenti. Pengemudi kereta juga tiba-tiba menjadi kaku dan kudanya juga menjadi diam saat angin itu berhembus. Sedangkan anak yang tadi menyeberang jalan sudah a
Pangeran mahkota di dalam kereta tidak keluar dan hanya duduk sambil tersenyum melihat tingkah adik perempuannya. Dari dulu adiknya sangat menyayangi Long Chen dan menganggap Long Chen sebagai harta berharga melebihi apapun. Bahkan bisa dikatakan sebagian waktu adiknya dihabiskan untuk merawat Long Chen."Pangeran, apa tidak masalah dengan tindakan putri? Semua rakyat akan tahu kalau pangeran Chen Long adalah pangeran ketiga itu." Tanya kepala penjaga yang berbicara dengan pangeran mahkota melalui jendela."Yah, wajar jika kakaknya marah saat melihat adik kesayangannya ada diluar seperti ini. Dan juga, aku melihat kalau ada masalah disini jadi tidak akan ada masalah bila rakyat tahu tentang Long'er. Karena cepat atau lambat mereka juga akan tahu siapa dia." Jawab pangeran mahkota dengan tenang."Bagus! Masih tidak kesini? Satu, dua, tiga, empat…""Kakak, aku.. Aku tidak tahu kalau kamu akan kembali sekarang. Bukankah kamu masih ada di akademi dan berencana untuk menjadi guru disana?"
"Yah, anggap saja sebagai pelajaran untuk kalian." Ucap Long Chen lalu berjalan masuk tanpa mengatakan apapun lagi atau memandang putri Zan. Pintu kereta ditutup dan kereta kerajaan pun berjalan melewati kerumunan yang tadi masih hormat kepada mereka. Setelah kereta kerajaan menghilang, rakyat kembali ke aktifitas biasa mereka. Tapi, putri Zan tidak dapat untuk tidak takut setelah mendengar bisikan dari Long Chen."Pangeran ketiga…. Benar-benar bukan manusia." Ucapnya sambil berjalan dengan bantuan pelayan miliknya. Bagaimana tidak dia ketakutan di saat semua bisikan Long Chen Benar-benar mengarah pada kehancuran keluarga Zan bila ucapan itu sampai ke telinga raja. Tapi mungkin bisa dikatakan kehancuran dia dan kakak laki-lakinya karena bagaimanapun ayahnya sejak dua tahun belum kembali dari perbatasan dan tidak tahu apa yang mereka lakukan selama ini di ibukota."Adik, apa yang kamu bisikan pada wanita itu?" Tanya pangeran mahkota penasaran. "Tidak, tidak ada kak. Aku hanya mengatak
"Hei, bukankah empat hari lagi adalah ulang tahun pangeran ketiga? Biarkan aku bertemu dan melihat sendiri seperti apa pangeran ketiga yang terkenal akan keburukan wajahnya." Tentu untuk melihat apakah Long Chen benar tahu atau tidak dia harus pergi sendiri ke acara besar yang mempertemukan seluruh wajah dari kerajaan Chen ini."Kakak, apa benar dia sangat jelek? atau itu hanyalah omong kosong berita orang-orang di luar sana saja?" "Tentu saja itu dari sumber pasti. Karena, bangsawan lain mengatakan hal yang sama dan mereka tahu sendiri dari pelayan dari pangeran ketiga sendiri." Jawab Zan Za dengan senyum mengejek. Itu sudah lama tersebar mengenai wajah pangeran ketiga yang mana, mereka tidak pernah melihat atau mendengar kalau ada yang melihat langsung wajah pangeran ketiga. Yah, kecuali para pelayan yang setia dan terpilih dari kerajaan, hanya saja karena masalah wajah Long Chen sering menjadi topik saat umurnya sepuluh tahun. Raja dan ratu diam-diam membuat berita bohong mengenai