Share

Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian
Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian
Penulis: kirito

01. Kehidupan manusia

Penulis: kirito
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 12:51:54

"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?"

Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya. 

"Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya.

Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi setelah kejadian yang menimpanya itu.

……

Di desa De, yang masih terletak di wilayah kerajaan Chu. Ada sosok anak laki-laki kecil berumur delapan tahun hidup bersama dengan ayah dan ibunya. Mereka hidup bahagia bersama dengan orang-orang desa yang juga bergaul akrab dengan mereka. Setiap hari di hiasi dengan senyuman, setiap pagi di awali dengan suara ayam dan berbagai binatang lain di desa itu yang menyambut datangnya mentari pagi.

Dan saat matahari mulai terbenam, juga disambut dengan suara domba, sapi yang dibawa gembala kembali ke desa. Meski desa itu kecil, tapi seluruh orang desa tidak pernah kekurangan apapun, mereka selalu berkecukupan dan memiliki pakaian cukup. Hidup seperti itu saja sudah cukup memuaskan bagi mereka. 

Dan Ini kejadian sebelum terjadinya malam berdarah yang merenggut semuanya dari seorang anak kecil berumur delapan tahun itu. Penderitaan yang membuatnya hidup dalam kegelapan selama bertahun-tahun, mengubahnya menjadi anak yang ceria menjadi anak pendiam berhati dingin.

Di dunia yang kejam, dimana yang kuat menjadi penguasa dan si lemah menjadi budak yang dapat di siksa, di bunuh sesuka hati si kuat. Dunia yang tidak akan pernah berubah dimanapun kita semua berada.

“Ibu, Aku ingin makan daging domba.” Ucap seorang anak laki-laki yang tampak sedang memeluk kaki ibunya. Anak kecil berwajah tampan dan memiliki aura unik sendiri padanya, sehingga membuat orang lain tidak dapat menolak kehadirannya.

“Hei, bukankah kemarin kita sudah makan daging? Tidak! Makan daging terus tidak baik untuk kesehatanmu, ibu akan membuat beberapa sayuran untukmu.” Jawab wanita berusia tiga puluh tahun yang tidak lain adalah ibu dari anak itu.

Wajah si anak berubah menjadi jelek saat mendengar ibunya tidak ingin memasak daging untuk dia. Padahal ayahnya sudah berburu dan membawa daging dari hutan tapi ibunya sangat ketat padanya dengan mengatasnamakan kesehatan.

Anak kecil itu melihat ayahnya yang baru pulang dari hutan, dia ingin ayahnya membantu agar ibunya dapat memasak daging. Tapi nyatanya si ayah memalingkan wajah ke arah lain agar tidak diganggu dengan permintaan si anak.

Si anak menyadari kalau ayahnya juga takut kepada si ibu jadi dia hanya dapat menghela nafas dan menyerah untuk meminta bantuan dari ayahnya tersebut.

“Sayang, apa kali ini tidak ada masalah di hutan? Aku dengar kemarin ada yang melihat beruang bertubuh besar sedang berkeliaran di hutan loh!” Tanya si ibu sambil memotong beberapa sayuran di dapur.

“Ah! Aku juga mendengar itu dari teman-temanku, ayah benarkah itu semua?” Si anak juga bertanya dengan rasa penasaran kepada sang ayah.

Tampak pria tampan yang duduk itu berpikir sebentar sebelum mengangguk, benar jika ada beruang besar sebelumnya di hutan tapi setelah hari ini dia tidak menemukan apapun jejak mengenai beruang tersebut di dalam hutan.

Mendengar kalau tidak ada lagi jejak beruang di hutan, hari istrinya lebih lega. Memang desa mereka terbilang sangat kecil hanya ada delapan puluh keluarga hidup disini dan total hanya lebih dari dua ratus orang yang hidup disini. Meski mereka terbilang miskin di dunia luar tapi mereka sangat bahagia dapat hidup di desa kecil yang penuh orang-orang baik. 

"Ibu, ayah, besok aku ingin bermain dengan teman-temanku ke danau. Apa boleh?" Tanya anak berumur delapan tahun itu meminta izin bermain kepada ayah dan ibunya.

Keduanya mengizinkan si anak untuk bermain tapi mereka tetap mengingatkan agar berhati-hati karena masih banyak binatang liar di luar sana yang berbahaya.

"Aku mengerti ayah, aku akan berhati-hati. Tapi besok pagi kita makan daging yah?" 

"Tidak boleh!" Jawab ibunya langsung dengan tegas. Mendengar kata tidak boleh, wajah di anak agak sedih tapi dia juga tidak berdaya karena ayahnya saja tidak berani melawan singa betina di depannya ini.

"Sttt! Sini!" Si ayah memanggil anaknya dengan suara pelan. Dia mendekat ke ayahnya sambil bertanya-tanya kali ini apa yang ingin ayahnya lakukan.

"Jangan melawan ibumu. Besok pagi, sebelum ayah berburu ikutlah bersama ayah! Ayah akan membawamu ke suatu tempat yang bagus," bisik si ayah pada anaknya yang ingin mengajak keluar desa untuk memperlihatkan sesuatu.

"Benarkah? Kalau begitu aku akan menunggu ayah besok pagi di depan rumah!" Jawab si anak bahagia saat ayahnya ingin membawa ke suatu tempat. Si ayah tentu meyakinkan anaknya kalau yang dikatakan tidak ada kebohongan.

"Sudah! Ayo makan," setelah semua makanan siap. Keluarga yang berisi tiga anggota itu pun makan dengan penuh kebahagian di rumah kecil mereka.

Pada keesokan harinya, tepat seperti kata ayah si anak dia membawa ke suatu tempat yang jauh di luar desa. Keduanya berjalan menjauh dari desa tapi di wajah ayah dan anak itu tidak ada rasa takut sedikitpun. Padahal banyak yang bilang hitam berbahaya tapi keduanya seolah sudah terbiasa dengan semua itu.

Sampai di depan tebing, si ayah meletakan tangannya di depan tebing dan sebuah pintu terbuka dengan sendirinya. Anak itu terkejut tapi tidak mengatakan apapun kepada sang ayah. Dia terus mengikuti ayahnya dari belakang dengan mata penuh rasa takjub melihat seluruh isi dalam gua tersebut. 

"Ayah, ini dimana? Kenapa banyak buku dan juga apa itu?" Ta ya si anak melihat berbagai macam buku serta ada banyak perak, emas di dalam gua.

"Ini adalah tempat rahasia ayah! Mulai sekarang ini juga tempat rahasiamu, suatu saat nanti tempat ini pasti berguna untukmu jadi ayah akan mengajarimu cara untuk masuk ke tempat ini!" Jawab si ayah yang akan mengajari anaknya cara untuk masuk ke dalam tempat penuh harta itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Andi Asdar
bagus ,tertarik untuk baca seterusnys
goodnovel comment avatar
Achmad Nur Fuady
Author koq yg s2 masih bersambung ?
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap buku baru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   506. Kebanggaan

    Tian Sen terkejut pada perubahan matanya yang tiba-tiba itu, padahal dia tidak melakukan apapun tapi terjadi hal aneh pada matanya. Kucing putih melihat semuanya dalam diam tapi pikirannya sudah sedikit memahami semua yang terjadi. Telur biru juga mendekat kepada Tian Sen dan memberi kode kalau dia ingin masuk ke dalam laut mental Tian Sen. Kucing putih memberi kode kalau Tian Sen bisa melakukannya dan tidak akan ada masalah telur biru itu masuk ke dalam tubuhnya. Tian Sen dengan tenang berpikir sedikit lalu setuju dengan telur biru masuk ke dalam laut mentalnya.“Eh, kalau begitu masuklah!” Tian Sen tidak keberatan lalu setelah mendapatkan izin, telur biru masuk ke dalam lautan mental Tian Sen. Dan saat itu Tian Sen melihat kalau telur tersebut malah berbaring di daratan yang ada di laut mentalnya. Jelas si kecil ini tampaknya sedang melakukan meditasi karena aura dari telur itu perlahan mengembang lebih kuat. “Apa yang akan aku lakukan sekarang?” Setelah selesai, Tian Sen merasa ti

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   505. Pergi dengan bahagia

    “Meskipun aku tahu tapi aku kurang mengetahui keluarga ini, dari dulu di alam dewa keluarga kuno ini tidak pernah terlihat. Sekali terlihat hanya pada perang dan kekuatan mereka memang sangat menakutkan, memang. Aku pernah mendengar kalau keluarga ini memiliki sosok kuat di tempat yang disebut benua dewa tapi aku tidak tahu karena meski leluhur ada disana. Tidak ada yang pernah melihatnya!” Penjelasan ini membuat kura-kura paham, di dunia mereka sekarang bukan dunia tingkat rendah tapi di tingkat menengah, lalu ada dunia tingkat tinggi, dan di atas semua dunia ada yang disebut sebagai alam atas tapi sebenarnya itu juga disebut alam dewa. Dimana wilayah dari alam dewa itu bahkan lebih luas dari begitu banyaknya dunia itu sendiri, memiliki berbagai alam tersendiri di setiap tempat. Dan punya banyak kekuatan yang luar biasa disana, setidaknya yang berkuasa disana pun adalah seorang dewa yang baru saja naik. Jika mereka tidak mencapai tingkat yang ditentukan, tidak ada yang dapat naik ke

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   504. Perubahan total Tian Sen

    “Kau ingin mati?” Tanya kucing putih dengan wajah geram melihat kura-kura hitam tersebut yang mengatakan omong kosong lain. Jelas tidak bertanggung jawab dalam kata-katanya tersebut, bagaimana kucing putih itu akan percaya dengannya? “Ahaha, kawan. Aku memang sudah mati, jadi tenang saja dan tidak perlu khawatir untuk membunuhku!” Jawab jiwa kura-kura seolah mendengar sesuatu yang lucu dari mulut kucing putih tersebut. Mendengar ucapan dari kura-kura membuat kucing putih sangat marah dan ingin sekali memukul. Tapi apa yang dikatakan oleh kucing itu ada benarnya, makhluk ini sudah mati dan bagaimanapun dia ingin membunuh ataupun mencincangnya mana mungkin bisa dia lakukan. Matanya benar-benar berharap bisa melakukan itu semua bahkan itu membuat kura-kura tersebut agak takut. Dia pernah mendengar dari sesama kalau makhluk seperti kucing putih ini sangat pendendam dan sangat suka melakukan apapun yang mereka sukai. Jika ada yang tidak mereka sukai, mereka tidak akan segan-segan untuk

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   503. perebutan tubuh

    Budak? Tian Sen menatap dingin kepada pria berpakaian hitam, makhluk asing selalu menganggap manusia sebagai budak mereka dan mereka tidak peduli apakah manusia atau makhluk lain itu mati atau tidak. Dan dikatakan mereka juga sangat suka memakan manusia sebagai nutrisi, bahkan ada naga petir mengatakan makhluk ini menggunakan manusia seperti banteng. Laki-laki di adu seperti banteng lalu wanita di jadikan sapi ternak untuk di peranakan dan di ambil susu mereka. Tian Sen menarik nafas dalam-dalam, dengan tenang berkonsentrasi untuk mengumpulkan energi mentalnya di satu tempat. Ia ada di soul master simbol, mana mungkin dapat di tahan oleh seembun jiwa jahat in? Dengan konsentrasi yang dalam, lautan mental energi dan juga kekuatan petir berkumpul. “Nak, apa yang akan kamu lakukan? Tidak ada yang dapat kamu lakukan sekarang, selama kamu ada disini kamu akan jadi mainanku. Hahahaha, dengan menyerap jiwamu aku yakin bisa pulih lima puluh persen dari kekuatanku! Bagus, bagus!” Ucap sosok t

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   502. Di tangkap oleh sesuatu yang jahat

    “Apa? Bagaimana benda ini ada dalam perut kura-kura?” Tanya Tian Sen terkejut kristal elemen Devouring ternyata ada di dalam perut kura-kura yang telah mati. Dan lagi, jika memang benda itu adalah kristal dari elemen Devouring, kenapa tidak ada yang mencoba untuk mengambilnya? Tidak ada jebakan dan tidak ada bahaya disini, tapi memang berbahaya karena ada badai serta pusaran air laut yang sangat besar di bawahnya. Sekali terjerumus masuk, kamu akan di bawa sampai ke dasar dan mati di dalamnya. Kucing putih menggelengkan kepala, ia tidak tahu bagaimana elemen Devouring ada disini. Tapi yang jelas itu memang adalah elemental Devouring tidak ada keraguan karena dia sudah memeriksanya dengan sangat hati-hati. Tian Sen menghela nafas, perjalanannya memang tampak sangat mudah karena ada yang membantunya. Tian Sen bergerak mendekati kristal elemen tersebut tapi saat itu telur biru tampak ingin menghentikan Tian Sen. Hanya saja telur biru terlambat dan pada saat itu Tian Sen menyadari kalau

  • Kaisar Naga Beladiri S3 : Perjalanan Dewa Tian   501. elemen Devouring yang di cari muncul

    Tian Sen tersenyum, membentuk segel sambil menghindari serangan bom lontar dari monster ikan. Saat segel pertama selesai, mata Tian Sen sedikit berwarna keunguan lalu saat itu matanya menatap ke arah mata monster yang sontak membeli di tempat dengan sendirinya. Tidak lama setelah itu, ikan tersebut menutup mata dan mulai tenggelam ke dasar laut. Kucing putih yang melihat hal tersebut sedikit memuji akal Tian Sen, pemuda ini benar-benar menemukan cara untuk membunuh lawannya yang memiliki kulit sekeras besi. Saat ikan monster itu mulai tenggelam, telur di dalam cincin Tian Sen keluar dengan sendirinya dan bergerak ke arah ikan tersebut. Perlahan energi yang ada di dalam monster terserap dan sebuah bola seukuran kepalan tangan keluar dari tubuh si monster. Itu adalah Pill, Pill itu di serap oleh telur biru yang membuat warna cangkangnya menjadi biru sepenuhnya. “Ho, tampaknya aku harus mengumpulkan core monster laut jika ingin membuatmu menetas lebih cepat. Bukankah begitu teman kecil?

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status