Share

Kala Cinta Menggoda
Kala Cinta Menggoda
Author: Orion Lovelace

Epilog

last update Last Updated: 2025-03-15 15:33:38

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan yang sedikit kencang terdengar di lorong hotel tempat Laura dan David seharusnya menginap.

Krieett...

Pintu kamar pengantin pun terbuka, Morgan Jhonson sedikit terkejut saat melihat Laura dengan mata sebabnya membuka pintu kamar.

"Laura? Ada apa? Dimana David?"

"Ti.. dak.. ada pah... David... David..."

"Anak itu... Keterlaluan!" Ucap Morgan geram.

Laura yang sejak tadi berusaha menahan air matanya, tiba-tiba saja merasa emosional saat melihat emosi Morgan.

Morgan yang tidak tega melihat keadaan Laura saat ini melangkah masuk ke dalam kamar Hotel, yang seharusnya menjadi kamar pengantin David dan Laura. Morgan memilih untuk duduk di sofa, sementara Laura berdiri mematung di depannya.

"Laura duduklah..." Ucap Morgan sambil menepuk sofa di sebelahnya. Sofa yang cukup untuk duduk bertiga itu memang tersedia di kamar tempat Laura dan David seharusnya menginap.

Dengan ragu-ragu Laura melangkah mendekati sofa dan duduk di samping Morgan, jarak mereka cukup jauh karena Laura merasa takut dengan amarah Morgan saat ini. Morgan berusaha menenangkan dirinya, berulang kali dia menghembuskan nafas untuk meredakan emosinya. Emosi karena melihat David yang pergi begitu saja di malam pengantin.

"Sekarang katakan sama papa, ke mana David pergi? Apa dia bilang kapan akan kembali?" Ucap Morgan dengan suara yang lebih lembut.

"David, tadi dia dapat telepon dari temannya. Katanya ada seorang temannya yang kecelakaan dan berada di rumah sakit dekat dengan hotel ini. Lalu dia pergi..."

"Apa dia bilang kapan akan kembali?"

"Tidak Pah..." Ucap Laura dengan sedih.

Brakk..

"B@jingan itu...!" Dengan keras Morgan menghentakkan tangannya kedudukan sofa hingga mengagetkan Laura.

Morgan kembali berusaha untuk menenangkan amarahnya, setelah merasa cukup tenang dia pun segera menghubungi anak buahnya.

"Jimmy, David tidak ada di kamarnya kau tahu apa yang harus kau lakukan!" Ucap Morgan dengan singkat.

Laura yang melihat aura Morgan yang cukup menakutkan, tidak berani bergerak dia hanya menunduk dan duduk diam.

Morgan yang tersadar dengan sikap Laura yang kaku segera menyadari hal itu, "Apa aku telah menakutinya?" Ucap Morgan dalam hati.

Eheemm...

"Dengar papa minta maaf kalau sudah mengejutkanmu.. papa tidak marah sama kamu Laura.. papa hanya kesal dengan sikap David yang tidak bertanggung jawab! Awalnya papa ingin berpamitan dengan kalian, karena ada rapat besok pagi.."

"Papa akan pulang?"

Morgan tidak langsung menjawab pertanyaan Laura, dia melihat ada ketakutan di mata menantunya. Ada rasa tidak tega untuk meninggalkan wanita itu sendirian di kamar hotel. Ditambah lagi seluruh keluarganya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Jeder....

Saat Morgan masih menimbang untuk menjawab pertanyaan Laura tiba-tiba saja petir menyambar dengan suara yang sangat menggelegar dan kilatan cahaya yang menyilaukan. Seketika Laura menjerit dan memeluk Morgan tanpa sadar.

Aaaa...

Dengan reflek Morgan memeluk tubuh Laura yang gemetar ketakutan, "Apa kau takut petir?"

Laura yang masih ketakutan hanya mengangguk tanpa kata-kata. Dia merasa hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan dari seluruh hidupnya. Bagaimana tidak di malam pengantinnya yang harusnya Dia menghabiskan waktu bersama suami yang dia cintai, tapi apa yang dialami saat ini adalah hal yang paling mengerikan bagi setiap pengantin wanita.

"Baiklah papah tidak akan pulang, papa akan menemanimu..."

Seketika rasa hangat mengalir di hati Laura yang masih terdiam di dalam pelukan Morgan. "Terima kasih, pah...!" Ucapnya lirih.

Morgan yang merasa tidak tega dengan keadaan Laura, akhirnya memutuskan untuk menghubungi asistennya. "Jimmy, Segera urus pertemuan besok... Reschedule semua pertemuan saya untuk 3 hari ke depan.. Saya tidak akan ke kantor untuk 3 hari ke depan, jangan menghubungi saya kalau tidak ada sesuatu hal yang penting!"

"Tapi Tuan besok ada laporan bulanan yang harus anda..."

"Atur ulang rapatnya untuk 3 hari kedepan. Lakukan saja sesuai perintahku Apa kau mengerti?"

"Baik tuan.." ucap Jimmy dari seberang telepon kemudian panggilan Mereka pun terputus.

Morgan dengan tatapan matanya yang tajam seperti elang, menatap Laura yang hanya terdiam dalam pelukannya sambil menutup matanya. Jas yang sebelumnya dia katakan di bangku dia pakaikan ke bahu Laura yang terbuka.

"Maafkan papa yang telah gagal mendidik David... Papa akan pastikan anak nakal itu mempertanggungjawabkan tindakannya hari ini..."

"Terima kasih pah, Aku harap papa jangan bercerita pada kedua orang tuaku.. Aku tidak mau mereka khawatir.."

"Hemmm... Apa mengerti kau jangan khawatir, apa yang terjadi malam ini tidak akan ada orang lain yang tahu..." Ucap Morgan sambil mengeratkan pelukannya.

====

TBC

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kala Cinta Menggoda   Restu yang Dinanti

    Beberapa hari telah berlalu sejak lamaran romantis David kepada Laura. Cincin berlian sederhana di jari manis Laura kini menjadi pengingat manis bahwa kehidupannya akan segera berubah. Tiap pagi yang ia lalui terasa berbeda, lebih bersemangat, lebih penuh warna. Tidak hanya karena status barunya sebagai tunangan David, tapi juga karena perhatian dan kasih sayang yang terus mengalir tanpa henti dari pria itu. Pagi itu, David datang membawakan sarapan, mereka duduk berdua di balkon apartemen Laura, menikmati sarapan sambil memandangi langit cerah "Kamu terlihat bahagia sekali pagi ini," kata David sambil menatap Laura yang duduk bersandar dengan wajah berseri. "Karena memang aku bahagia," jawab Laura jujur. "Mungkin karena kamu selalu tahu bagaimana caranya membuat hari hariku istimewa." David tersenyum dan mengusap lembut punggung tangan Laura. "Kalau begitu… aku ingin membuat langkah selanjutnya." "Langkah apa?" t

  • Kala Cinta Menggoda   Lamaran yang Menggetarkan Jiwa

    Satu minggu berlalu begitu cepat.Laura masih ingat hari-hari selama tujuh hari terakhir bersama David, penuh kejutan-kejutan kecil yang seolah dirancang khusus untuk membuatnya jatuh cinta. Mulai dari secangkir kopi hangat yang secara “kebetulan” dititipkan oleh petugas lobi apartemennya dengan nama David, hingga momen-momen sederhana seperti naik bus dan jalan kaki pulang kantor bersama, bercanda di taman sambil makan es krim, dan menatap langit malam dari balkon apartemen masing-masing sambil menelepon. Setiap detik kebersamaan mereka terasa ringan… tapi menyentuh hati.Dan kini, di hari ke tujuh, tepat satu minggu setelah Laura meminta waktu untuk berpikir, David mengajaknya makan malam kembali. Kali ini mereka tidak pergi ke restoran rooftop seperti sebelumnya, melainkan sebuah restoran kecil dengan nuansa taman rahasia yang romantis, tersembunyi di dalam hotel butik mewah di pinggiran kota.Ketika Laura tiba di tempat itu, ia mendapati suasana seperti mimpi. Taman kecil itu dipe

  • Kala Cinta Menggoda   Makan Malam yang Menggetarkan Hati

    Malam itu, langit kota dipenuhi bintang yang malu-malu bersinar di antara lampu-lampu gedung pencakar langit. Laura berdiri di depan cermin kamarnya, mengenakan gaun biru navy yang membalut tubuhnya dengan anggun. Gaun itu bukan miliknya, David yang memberikannya pagi tadi lewat jasa kurir, lengkap dengan sepucuk catatan kecil bertuliskan:“Sampai jumpa malam ini. Aku ingin malam ini jadi kenangan indah pertama untuk kita.”Laura sempat tertawa geli membaca pesan itu, tapi detak jantungnya berdetak lebih cepat sejak saat itu. Dua minggu, mereka baru saling mengenal selama dua minggu. Tapi entah mengapa, kehadiran David mampu membuat hari-harinya terasa berbeda.Ketika mobil hitam berhenti tepat di depan apartemennya dan David turun membukakan pintu, Laura tak bisa menyembunyikan senyumnya. Pria itu tampak luar biasa malam ini, mengenakan jas hitam dengan dasi tipis, rambutnya ditata rapi, dan aroma parfum maskulin yang samar tercium saat ia membungkuk kecil.“Kamu cantik sekali malam

  • Kala Cinta Menggoda   Pertemuan yang Terasa Takdir

    Matahari pagi belum terlalu tinggi saat David sudah berdiri di depan minimarket dekat apartemennya. Dengan sengaja ia memilih waktu yang sama seperti saat pertama kali bertemu Laura. Ia berdiri di dekat rak minuman, tangannya memegang kaleng kopi dingin, namun pikirannya hanya fokus pada satu hal. Laura.Pintu minimarket terbuka. Dentingan lonceng kecil berbunyi. Dan seperti yang ia harapkan, Laura masuk dengan rambut setengah basah dan wajah mengantuk, mengenakan kemeja longgar dan jeans biru muda. David menoleh dan tersenyum kecil."Pagi," sapanya ringan.Laura terkejut, matanya membulat, lalu buru-buru membalas, "Oh… pagi juga.""Kita bertemu lagi. Sepertinya kamu memang penggemar kopi pagi di sini, ya?" goda David sambil mengangkat kaleng kopi di tangannya.Laura tertawa kecil. "Iya… bisa dibilang begitu. Kebiasaan buruk yang tak bisa kutinggalkan."David ikut tertawa. Ia senang karena Laura terlihat lebih santai. "Aku juga mulai ketagihan kopi dari sini sejak seseorang pernah mem

  • Kala Cinta Menggoda   Bayangan Masa Lalu

    Langit mendung siang itu menyatu dengan suasana hati David. Ia duduk sendiri di ruang kerjanya, jendela besar di belakangnya hanya memperlihatkan kota yang tampak lesu oleh cuaca. Di tangannya, sebuah ponsel dengan layar masih menyala menampilkan pesan singkat yang baru saja ia terima dari Javier, teman lamanya semasa kuliah. Pesan itu singkat, tapi cukup untuk membuat hatinya terasa seperti dihantam badai."Raymond akan bertunangan minggu depan. Wanitanya cantik sekali, anak pengusaha besar di London."David menghela napas panjang. Matanya menatap kosong ke luar jendela. Hening menyelimuti ruangan, hanya suara detik jam yang terdengar samar-samar."Jadi dia benar-benar pergi..." bisiknya lirih.Tangannya yang memegang ponsel perlahan gemetar. Ingatannya perlahan mundur ke beberapa tahun lalu, saat ia masih menjadi mahasiswa semester akhir yang penuh semangat namun menyimpan satu rahasia besar, perasaannya pada sahabatnya sendiri, Raymond. ....3 Tahun Lalu"Bro, serius banget ngerja

  • Kala Cinta Menggoda   Pertemuan Tak Terduga

    Awal mulaPagi itu, alarm Laura berbunyi keras sejak pukul enam, tapi tubuhnya tetap menolak untuk bangun. Matahari sudah tinggi saat ia akhirnya membuka mata dan melirik jam dinding.“Jam delapan? Astaga!” teriaknya panik.Dia langsung melompat dari tempat tidur, rambut masih berantakan, wajah belum sepenuhnya sadar. Dalam hitungan menit, dia memakai kemeja biru polos, rok kerja, dan menyematkan jarum peniti agar bajunya tetap rapi.Namun satu hal yang tidak bisa ia tinggalkan kopi. Tanpa secangkir kopi, Laura bisa berubah jadi monster pemarah seharian.Dengan langkah tergesa dan mata yang masih separuh terbuka, dia berjalan cepat ke minimarket kecil di bawah apartemennya.“Cuma butuh kopi. Cuma kopi dan semangat palsu,” gumamnya sambil mengambil segelas kopi dingin favoritnya dari rak pendingin.Saat ia berjalan menuju kasir, antrean sudah mengular. Dengan pasrah, ia berdiri paling belakang, tangannya memeluk segelas kopi seperti benda paling berharga di dunia.Di depan, seorang pri

  • Kala Cinta Menggoda   Epilog

    Tok... Tok... Tok... Suara ketukan yang sedikit kencang terdengar di lorong hotel tempat Laura dan David seharusnya menginap. Krieett... Pintu kamar pengantin pun terbuka, Morgan Jhonson sedikit terkejut saat melihat Laura dengan mata sebabnya membuka pintu kamar. "Laura? Ada apa? Dimana David?" "Ti.. dak.. ada pah... David... David..." "Anak itu... Keterlaluan!" Ucap Morgan geram. Laura yang sejak tadi berusaha menahan air matanya, tiba-tiba saja merasa emosional saat melihat emosi Morgan. Morgan yang tidak tega melihat keadaan Laura saat ini melangkah masuk ke dalam kamar Hotel, yang seharusnya menjadi kamar pengantin David dan Laura. Morgan memilih untuk duduk di sofa, sementara Laura berdiri mematung di depannya. "Laura duduklah..." Ucap Morgan sambil menepuk sofa di sebelahnya. Sofa yang cukup untuk duduk bertiga itu memang tersedia di kamar tempat Laura dan David seharusnya menginap. Dengan ragu-ragu Laura melangkah mendekati sofa dan duduk di samping Morgan, jarak me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status