Share

Janji Pembalasan Dendam

"Kafka juga gak tau, sih. Kalau dia ngaku baru tau."

Aku menepuk dahi, menatap Kafka frustasi. Anak ini benar-benar membuat emosiku sedikit naik turun. 

Jasad bayiku sudah dibawa menuju ke tempat autopsi berlangsung. Kami menunggu saja di sini, hendak ikut, tapi kata Fajar tidak perlu. 

"Masa agak boleh ikut?" tanya Kafka tidak terima. 

"Bisa saja." Fajar menatapku sambil menghela napas. 

"Oke. Kita ke rumah sakit. Sambil menunggu hasil autopsi."

Akhirnya. Aku menganggukkan kepala. Kami masuk ke dalam mobil. 

"Jadi, pria misterius itu bukan Mas Reno? Terus siapa? Pokoknya kita harus selidiki dia juga."

"Kan kita emang lagi selidikin dia, Mbak. Awalnya kita kira si Reno itu, tapi kayaknya bukan. Mukanya gak meyakinkan."

Aku menghela napas pelan, memperbaiki posisi duduk. Sedikit kesal, siapa sebenarnya pria misterius itu?

"Coba Mbak tanya si Rini itu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status