"Ke mana kita akan pergi?" Sherly lebih dulu bertanya sebelum masuk ke dalam mobil Hansel."Ikuti saja apa yang kukatakan," nada suara Hansel tegas dan penuh wibawa. "Jangan khawatir, aku tidak mungkin mencelakakanmu!" Sherly segera masuk dan memilih duduk di kursi penumpang."Apa kamu pikir aku ini sopir?" Hansel sedikit kesal, namun masih bisa ditahan."Ma maaf, Pak!" Dengan canggung, Sherly mengganti tempat duduknya. Dia duduk di depan, bersebelahan dengan Hansel.Hari itu, Hansel sengaja mengemudikan mobil tanpa bantuan driver. Dia ingin menghabiskan waktu berduaan dengan Sherly selama dalam perjalanan.Pertama, Aarav sudah dibawa oleh pengasuh dan sopir ke sebuah villa. Sementara Hansel sendiri mengurus Santos agar tidak dapat bertemu dengan Sherly.Setelah itu, Hansel pun mendatangi Sherly di tempat kosnya. Semua dia rancang sedemikian rupa agar Santos tidak memiliki kecurigaan apa pun. Dengan begitu, dia pun tidak mendapatkan kendala ketika mendekati Sherly.Usai makan siang, H
Bagaimana warga sekitar mencibir dan menghina Sherly ketika hamil tanpa seorang suami di usia yang masih sangat muda?Hansel telah mengetahui semuanya.Bagaimana orang tua Sherly mengurungnya dan tidak diizinkan bersosialisasi? Lalu setelah melahirkan tidak diperbolehkan untuk melihat darah dagingnya sendiri. Ayah Sherly juga merampas anak yang baru dilahirkan itu dan menyerahkannya pada orang lain.Mendapat semua berita itu, Hansel merasa bersalah. Dengan sangat baik, dia bisa merasakan apa yang telah dialami Sherly selama ini. Kini, dia ingin menebusnya secara perlahan.Klik.Pintu kamar terbuka.Sherly segera menoleh pada pintu kamar di mana Hansel dan Aarav telah keluar secara bersamaan.Sembari menggandeng tangan putranya, Hansel berdiri di depan pintu. Dia sengaja membiarkan Sherly berimajinasi sendiri. Bagaimana naluri seorang ibu ketika bertemu dengan seorang anak yang sudah lama ingin ditemui, namun tidak pernah mengetahui wujud aslinya?Apakah Sherly bisa merasakan sesuatu k
Di dalam kamar, ponsel Sherly tidak berhenti berdering. Nama yang tertera adalah Santos.Malam itu, entah sudah ke berapa kali, Santos menghubungi Sherly, namun tidak ada jawaban sekali pun. Bahkan pesan yang dikirimkan hanya status terkirim tanpa dibaca oleh pemiliknya."Aku hanya melihatnya berdiri di pinggir jalan tadi, Pak," Zizi tidak berani mengatakan yang sebenarnya bahwa Sherly telah masuk ke dalam mobil Hansel. "Kamu yakin hanya itu?" Santos sedikit resah. Tidak biasanya Sherly mengabaikan panggilannya. "Kamu tidak melihat ada orang yang mendekatinya?"Dengan cepat Zizi menggelengkan kepala. Dia berharap dengan penjelasan itu, Santos akan segera meninggalkan tempat itu. Hansel Rossel adalah bos besar di perusahaan tempatnya bekerja, bagaimana mungkin dia berani ikut campur dengan menyebut nama pria itu.Pada akhirnya Santos pulang dengan membawa rasa bersalah.Santos telah mendapatkan kerja sama besar hari ini, namun di lain sisi, dia juga telah ingkar janji pada dua orang wa
Sekujur tubuh Hansel menegang mendengarnya. Dia mengumpulkan nyawanya dalam sekejap. Setelah duduk, Hansel mengucek mata sekali lagi untuk membaca nama si pemanggil. Tertulis nama Kak Selvi.Hansel yakin jika wanita yang mengoceh di ujung sana adalah kakak kandung Sherly.[Kenapa kamu diam saja, Sherly? Apa kamu masih di sana?] Selvi bertanya.[Aku tahu kamu sedih dan tidak bisa terima, tapi kamu harus tahu jika ternyata ayah dan ibu bukan orang tua kandungmu. Jadi kali ini, mereka memintamu untuk berbakti pada mereka sebagai balasan karena telah membesarkanmu.][Sherly, biar pun kenyataannya seperti itu, tapi aku sangat menyayangimu. Selamanya, kamu akan tetap menjadi adikku, adik yang sangat aku sayangi.]Bukannya menjawab, Hansel justru meletakkan ponsel Sherly di atas nakas, kemudian beranjak menuju kamar mandi.Satu yang membebani pikirannya adalah pernikahan yang telah diatur oleh orang tua Sherly. Dia tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.Betapa tidak sopannya, Hansel membi
Saat istirahat makan siang, Santos memilih meninggalkan kantor. Dia menuju rumah kontrakan Sherly yang jaraknya tidak terlalu jauh dari perusahaan tempatnya bekerja."Ke mana kamu, Sherly?" Santos kecewa, karena pintu kamar itu masih terkunci dari dalam.Santos kembali menghubungi ponsel Sherly. Panggilan selalu tersambung, namun tidak ada jawaban."Apa yang sebenarnya terjadi?" Santos menatap sekelilingnya yang tampak sepi. Merasa bingung, Santos akhirnya meninggalkan tempat itu. Karena tidak ada yang bisa diharapkan untuk mendapatkan informasi, dia pun kembali ke kantor.Di kantin, Santos melihat Zizi tengah makan siang bersama teman-temannya yang lain. Dia segera menghampirinya.Masih dalam posisi berdiri, Santos bertanya pada Zizi. "Kamu yakin tidak tahu apa pun tentang Sherly?" Ekspresi Zizi seketika berubah. Tadinya dia sedang bercengkrama dengan teman-temannya, namun kedatangan Santos yang tiba-tiba membuatnya tergugup."Aku tidak tahu, Pak," ucap Zizi bingung."Jangan bohong
"A apa?" Sherly kehabisan kata-kata. Mulutnya hanya bisa menganga, namun tidak bisa mengeluarkan suara. "Aku ingin menikahimu," Hansel mengulangi lagi. "Apa kamu bersedia menjadi istriku?" Setelah mengutarakan keinginannya, Hansel berniat untuk mendekati Sherly. Dia ingin bicara dari hati ke hati.Namun, ketika Hansel baru saja berdiri, Sherly sudah bergerak lebih dulu. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, wanita itu langsung berlari menuju kamar Aarav.Hanya bisa melongo, Hansel sama sekali tidak menghentikan Sherly. Dia paham jika ibu dari anaknya itu pasti terkejut dengan ungkapan hatinya yang terdengar blak-blakan.'Dia pasti butuh waktu,' pikir Hansel.Di dalam kamar, Sherly menatap Aarav yang sudah tertidur pulas. Beberapa hari ini, dia beristirahat di kamar yang sama. Tidak hanya berbagi ruangan, Sherly dan Aarav juga selalu bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing.Keduanya saling merasa nyaman dan terobati pada rasa rindu yang mendera. Jika Sherly teringat dengan putr
Karena belum menyadari siapa orang yang menjawab panggilannya, mulut Hansel masih saja berceloteh tentang Sherly, menunjukkan rasa bahagianya terhadap wanita itu."Apa kubilang, Rey, ini adalah cara yang paling efektif. Aku telah membuktikannya sendiri, Sherly pasti akan menerima lamaranku," Hansel bercerita dengan semangat."Oh shitt...!" Rey mendesah pelan. Dia tidak tahu lagi harus meletakkan mukanya di mana. Mungkin sudah puluhan kali Santos bertanya padanya, namun jawaban pria itu selalu sama. Rey selalu mengatakan jika dia tidak mengetahui keberadaan Sherly. Adapun tentang Hansel, Rey telah memberi alasan bahwa atasan mereka itu sedang bepergian ke luar negeri dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan."Rey, kamu masih di sana?" Dari ujung telepon, Hansel memastikan. Menyadari jika dirinya seperti bicara seorang diri saja, dia mulai meninggikan suaranya. "Halo ... Rey, kamu masih mendengarkanku, kenapa tidak bicara?" protesnya.Merasa bersalah, Rey segera merampas ponselnya
Pagi-pagi buta, Santos keluar dari kediaman Rey. Lebih tepatnya, dia baru akan pulang setelah sepupunya itu bersedia memberikan alamat villa yang ditempati Hansel saat ini. Cinta Santos benar-benar dalam pada Sherly. Tanpa mendengar penjelasan Rey dan memikirkan hal yang lainnya, pagi itu, dia langsung berangkat menuju villa pribadi milik Hansel."Jangan ada keributan!" Rey masih memberi peringatan pada Santos yang sudah berada di dalam mobil. "Kamu harus mendengarkan mereka lebih dulu, baru mengambil tindakan!""Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Tidak usah mengajariku." Setelah mengatakan itu, Santos tancap gas meninggalkan kediaman Rey.Sepeninggal Santos, Rey mendesah lagi. Bingung mendapati situasi itu, dia pun berniat menghubungi Hansel kembali, memberitahu jika Santos telah mengetahui keberadaan mereka.Akan tetapi, panggilan yang dilakukan Rey tidak sekali pun terjawab. Dari tadi malam dia sudah berusaha menghubungi atasannya itu untuk meminta pendapat, namun tidak mendapat