Beranda / Rumah Tangga / Karena Dendam Suamiku Direbut / Mereka Ingin Menghancurkanku

Share

Mereka Ingin Menghancurkanku

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-02 17:45:11

Mereka Ingin Menghancurkanku?

"Sudah cukup, aku tak ingin lagi mendengar sandiwara kalian. Cepat pergi dari rumahku, sekarang juga!" teriakku  dan kali ini aku tak main-main.

Sudah hilang rasanya kesabaranku pada keduanya. Apalagi ketika Lisa menghinaku dengan kata mandul, sungguh aku tak bisa terima itu. Mereka berdua hanya diam mendengar teriakanku, sementara para warga pun kembali saling berbisik.

"Apa Mbak Nita serius ingin mengusir mereka?" Pak RT mencoba meyakinkan padaku.

"Tentu saja amat serius, Pak. Sudah tak sudi aku melihat mereka berdua di rumah ini. Jadi tolong bawa mereka pergi dari sini, atau laporkan saja pada polisi!" ucapku sambil kembali duduk.

"Dek...tolong, Dek. Aku minta maaf, jangan usir aku, ini hanya khilaf. Aku tak ingin berpisah darimu." Mas Budi berusaha mendekatiku sambil merengek.

Namun, para warga dengan sigap membawanya keluar secara paksa, begitu pun dengan Lisa. Terdengar banyak sekali umpatan-umpatan dari para warga, apalagi Mas Budi terus saja berusaha masuk.

"Mbak Nita yang sabar ya, ini sudah pilihan yang tepat. Suami dan sepupu kurang ajar seperti itu, memang sudah sebaiknya ditendang keluar!" Bu Rt mengusap punggungku, dan berucap dengan penuh emosi.

"Insyaallah saya selalu sabar kok, Bu," jawabku dengan senyum terpaksa.

"Apa kamu mau kutemani, Nit, malam ini? Kebetulan suamiku kan lagi dinas malam." Mbak Sela yang juga khawatir, menawarkan bantuan.

"Tidak perlu, Mbak. Aku nggak apa-apa kok, tenang saja," jawabku sambil terua berusaha tersenyum, agar mereka tak tahu hancurnya hatiku.

"Mbak Nita tak perlu khawtir, malam ini warga akan berjaga di depan. Dan kami akan pastikan, jika mereka berdua tak akan mengganggu lagi. Mbak Nita sekarang istirahat saja, jangan lupa kunci rumah ya, Mbak." ucap Pak Rt, yang baru saja masuk ke dalam.

Beberapa tetangga dekat pun kembali pulang, aku pun kemudian mengunci pintu. Tampak banyak warga yang duduk di luar pagar rumahku, dan hal itu sungguh bisa membuatku sedikit tenang malam ini.

Kubiarkan semua kekeccauan di dalam rumah ini, masuk ke kamar dan segera mengganti sprei, memasukkan kedalan tempat sampah bersama dengan pakaian dalam keduanya yang masih berserakan di lantai.

Air mata tak lagi bisa kubendung saat mengganti sprei, mengingat penghianatan suamiku yang dilakukan diatas ranjangku sendiri, dan pastinya hal itu dilakukan tidak hanya kali ini saja.

Kumasukkan juga semua baju-baju Mas Budi ke dalam sebuah tas besar, kemudian melemparnya begitu saja ke luar kamar. Foto pernikahan bahagian kami, yang tergantung dengan pigora besar di ruang tamu pun, ikut menjadi sasaranku.

Segera kuraih dan langsung membantingnya ke lantai. Setelah kaca pigora pecah, segera kuambil kertas foto yang ada dan merobeknya.

"Kurang ajar! Jahat kamu, Mas! Aku benci kamu... aku benci!"

Tak bisa lagi rasanya otakku berpikir dengn waras, semua foto Mas Budi yang ada di rumah ini, tak luput dari amukanku. Begitu juga dengan koleksi mainan miniatur kendaraan miliknya, yang telah hancur berkeping-keping.

Malam itu, kutumpahkan semua air mataku,  menangis sejadi-jadinya, agar rasa sakit dan marah dalam hati ini sedikit mereda.

Puas menangis, dan meratapi nasib, aku pun kemudian meregangkan badan di sofa, karena tak kuasa tidur di dalam kamar. Mengingat apa yang tadi kulihat, saat mereka berdua sedang memadu kasih, hingga akhirnya aku pun terlelap.

********************************

Kumandang adzan subuh membangunkan tidurku, dan tentu saja aku pun segera mengambil air wudhu dan melaksanakan salat subuh di kamar. Memasuki kamarku, kejadian tadi malam seakan kembali terulang lagi, namun sekuat tenaga kutepis.

Aku pun kemudian mengadukan semuanya kepada Allah,  ternyata benar, setelah beribadah, hati pun menjadi amat tenang. Dan kembali bisa berpikir dengan jernih.

Setelahnya, kuintip di balik korden ruang tamu, beberapa warga masih duduk di teras dan ada pula yang sedang berbaring di atas tikar. Bersyukur ternyata aku dikelilingi oleh tetangga-tetangga yang amat peduli.

"Bapak-Bapak, silahkan pulang. Saya tidak apa di sini sendiri, sudah pagi juga kok," ucapku pelan saat keluar pintu.

"Baiklah kalau begitu, Mbak Nita, kami akan pulang. Jangan segan-segan untuk meminta  bantuan, jika mereka kembali datang dan membuat onar. Malam ini saja, sudah dua kali Mas Budi datang dan ingin masuk. Segera kunci pagar dari dalam. Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya, Mbak," ucap Pak Rt sambil tersenyum.

"Baik, Pak. Terima kasih banyak atas segala bantunanya ya, Bapak-bapak. Insyaallah saya sudah  siap menghadapi keduanya, jika mereka datang," ujarku meyakinkan mereka.

Setelah kepergian mereka, segera ku kunci pagar dan juga pintu depan. Kemudian membersihkan sisa kekacauan tadi malam, agar pikiranku bisa sedikit lupa dengan mereka. Tapi, memang rasanya kini sudah amat siap jika kapan saja mereka datang kapan saja.

Sebuah keinginan muncul, untuk melihat apa saja isi dari kamar tamu, yang sudah tiga bulan ini ditempati Lisa. Selama ini, aku sama sekali tak pernah masuki, meski aku sebenarnya punya kunci serepnya. Hal itu kulakukan, karena aku ingin menghargai privacy sepupuku itu, namun ternyata aku malah ditikam dari belakang.

Kamar bercat warna putih ini, menguarkan bau harum, dan tampak amat rapi, sesuai dengan penampilan Lisa yang memang selalu praktis dan rapi.

Diatas meja belajarnya, terdapat sebuah fotonya bersama Mbak Linda, kakak kandungnya. Saat kubalik pigora dari kertas karton itu, terdapat sebuah tulisan dengan huruf besar, yang membuatku berpikir keras.

KAMU HARUS HANCUR SEHANCUR-HANCURNYA, NITA!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Karena Dendam Suamiku Direbut   Bab 38

    Bab 38Setelah Lisa dirawat beberapa hari di rumah sakit, gadis itu pada akhirnya diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Namun dengan satu syarat bahwa dia harus menjalani perawatan rutin ke rumah sakit.Mereka semua kini telah sampai di rumah dan Lisa dirawat di rumah Retno. Apalagi tak ada satupun orang yang mau merawatnya sama sekali. Hanya Nita dan ibunya saja yang bersedia."Lisa, kalau nanti kamu butuh sesuatu panggil saja Mbak atau Bibi."Wanita muda itu tampak menganggukkan kepalanya perlahan dan membiarkan sesosok perempuan yang baru saja bicara padanya itu menutup pintu kamar.Setelah Nita memastikan keadaan sepupunya itu baik-baik saja dan merasa nyaman di dalam kamar. Dia memutuskan untuk kembali dan menemui ibunya. Apalagi saat ini ada tamu tak diundang yang terus saja mengikutinya.Pandangan kita mengarah tajam ke arah ruang tamu. Ada Dimasta yang tengah asik mengobrol dengan Bu Dewi.Perlahan wanita itu mendekat namun tatapan tajamnya tak kunjung menghilang sama sekali

  • Karena Dendam Suamiku Direbut   Bab 37

    Bab 37Nita datang kembali ke rumah sakit untuk bergantian menjaga Lisa. Pagi tadi ibunya telah pulang lebih dulu ke rumah.Setelah sampai di rumah sakit wanita itu segera pergi ke ruang rawat sepupunya. Saat membuka pintu ruang rawat Lisa, gadis itu terlihat termenung seolah telah mendapatkan begitu banyak kehancuran di dalam hidupnya.Nita menghela nafas perlahan sambil meletakkan barang bawaannya. Dia lantas menarik kursi dan duduk tepat di samping ranjang Lisa."Gimana keadaan kamu, Lis? Udah lebih membaik?"Lisa melirik sekilas tapi sayangnya gadis itu tak mengatakan apapun. Bahkan bibirnya kini terlihat semakin pucat dengan raut wajah yang tak memiliki semangat sedikitpun untuk melanjutkan hidup."Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk minta sama Mbak dan Bibi, ya?"Lisa terkekeh pelan. Tiba-tiba saja gadis itu merasakan kengerian di dalam dirinya karena kini justru dirawat oleh orang-orang yang sempat dia sakiti."Mbak, kamu nggak perlu bersikap baik padaku.""Kenapa? Ap

  • Karena Dendam Suamiku Direbut   Bab 36

    Dada Lisa terasa semakin bergemuruh. Saat ini dia memang masih belum yakin kalau kakaknya telah meninggal. Tapi satu hal yang pasti, Mbak Linda tak mungkin meninggalkannya sendirian di rumah sakit apalagi sampai membiarkan dirinya berada di tangan Nita dan Bu Dewi.Tangisan Lisa kembali pecah dan dia tak bisa membendungnya lagi. Seberapa banyak dia mencoba untuk tak lagi menangis tetap saja rasanya sulit karena dirinya frustasi.Saat ini dia telah lumpuh dan Mbak Linda juga sudah meninggal. Lisa hanya bisa meratapi tangisnya. Nita tiba-tiba memeluknya, Lisa awalnya mencoba untuk berontak tapi nyatanya dia tak bisa menggerakkan tubuh sama sekali.Alhasil dia menangis dipelukan Nita, wanita yang sangat dibencinya.Di luar ruangan, Bu Dewi dan Dimasta terlihat tersenyum melihat pemandangan yang cukup mengejutkan. "Syukurlah, sepertinya semuanya kan baik-baik saja.""Iya, Bu. Dimas harap juga gitu," cicit Dimasta.Bu Dewi sejujurnya karena pria muda itu putrinya. Bukan satu dua kali saja

  • Karena Dendam Suamiku Direbut   Bab 35

    "Aku lumpuh, 'kan? Kenapa Bibi nggak jujur padaku?!"Tangis Lisa kembali pecah ketika wanita itu sadar keadaannya memprihatinkan. Hidupnya benar-benar hancur karena dia bahkan tak bisa lagi menggerakkan tubuhnya."Dimana Mbak Linda? Kalian berbuat apa sama Mbak Linda?!"Satu-satunya hal yang ingin diketahui oleh Lisa hanyalah keadaan kakaknya. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh wanita muda itu, Linda kini telah meninggal dunia.Bibir Bu Retno rasanya begitu berat untuk terbuka. Bagaimana caranya dia bisa menjelaskan tentang keadaan yang telah terjadi?Sebelum dia berhasil membuka suara, pintu ruangan kembali terbuka dan menampakan sosok Nita. Wanita itu bahkan datang dengan seorang pria yang tak lain adalah Dimasta."Nita? Kenapa kamu balik lagi, Nduk?"Nita menghela napas berat. "Gimana mungkin aku tetap berada di rumah, Bu? Biar aku saja yang bicara sama Lisa."Bu Dewi tampak mengangguk pelan. Sedangkan Nita kini berjalan mendekati sepupunya yang masih menangis di atas ranjang

  • Karena Dendam Suamiku Direbut   Bab 34

    Lisa tampak mengerjapkan matanya beberapa kali. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari kejauhan yang cukup samar."Lisa ... kamu udah bangun, Nduk?"Lisa memperjelas penglihatannya secara perlahan-lahan dan saat itulah matanya kembali membulat dengan sempurna ketika melihat sosok Bu Dewi."Bibi? Kenapa Bibi ada disini?!"Bukannya merasa senang, Lisa justru makin merasa kesal karena dia ingin sekali bertemu dengan Linda.Lisa juga merasa takut jika sesuatu yang buruk terjadi padanya karena Lisa hanya percaya pada Linda.Bu Dewi tampak terkejut ketika mendapatkan sikap kasar Lisa. Tapi wanita paruh baya itu tahu kalau keponakannya saat ini tengah dalam keadaan yang buruk."Lisa tenang dulu, ya? Bibi panggilkan dokter," ujarnya.Lisa hanya diam. Wanita itu memilih untuk memalingkan wajahnya. Tapi setelah pintu tertutup, Lisa kembali berpikir untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan dirinya.Wanita muda itu kembali mencoba untuk menggerakkan tubuhnya. Tapi sekali lagi dia dikejut

  • Karena Dendam Suamiku Direbut   Bab 33

    Bab 33Bu Dewi terlihat tergopoh-gopoh menghampiri anaknya. Nita masih duduk tepat di depan ruangan Lisa. Namun wanita itu segan untuk masuk kembali karena takut jika sepupunya akan marah. Walaupun Lisa kini sudah ditenangkan, Nita masih saja merasa bersalah."Nita," panggil Bu Dewi.Nita menoleh, seketika pula dia beranjak dan memeluk erat tubuh ibunya. Sudah cukup baginya untuk pura-pura kuat, Nita tak tahan lagi.Bu Dewi segera mengelus pelan pundak anaknya. Dia tahu kalau anaknya memang sering kali menyalahkan diri sendiri atas segala hal yang terjadi."Sudah, Nita ... Sudah! Mau sampai kapan kamu nangis seperti ini?"Nita mengusap sudut matanya. Ucapan Bu Dewi barusan benar. Dia memang tak pantas menangis terus. Tapi nyatanya dia ketakutan saat ini.Nita segera melepas pelukan. Ditatapnya lekat sosok sang ibu dengan sudut mata yang berair."Gimana kondisi Lisa?""Dia kayaknya masih tidur, Bu. Mungkin dua jam lagi sadar," ujar Nita.Bu Dewi menghela napas berat. "Kamu pulang aja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status