Share

102

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-08 07:52:35

Melihatku yang sudah pulang ibu mertua nampak kaget sambil menghampiriku yang baru saja meletakkan baju kotor ditempat laundry. Dia menelisik gerak gerikku sambil melipat kedua tangan di dada.

"Kamu sudah pulang, sejak kapan? mengapa aku tidak menyadarinya? kamu ini seperti hantu ya, tidak pernah disadari kapan datang dan perginya," ujar ibu merua sambil menyindirku.

"Tante maaf karena akhir-akhir ini saya lebih banyak di luar rumah, saya punya banyak urusan dan sedikit pemeriksaan kesehatan," jawabku.

"Oh ya?"

"Ya."

"Aku kurang yakin, tapi, terserah kau saja, yang aku tahu, kau harusnya selalu di rumah untuk menyambut dan melayani suamimu, terlebih kau sedang hamil," ujarnya lagi.

"Maafkan saya, saya tidak akan mengulanginya," jawabku.

Jelas ada perbedaan hari ini, entah mereka sudah tahu atau belum, tapi yang pasti semua orang hanya diam dengan tatapan datar ketika melihatku. Biasanya kami akan saling menyapa dan bercanda hangat, namun kali ini semua orang membungkam. Sepupu, para T
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   126

    Perlahan rasa takut dan gelisah timbul di dalam hatiku, aku mulai resah akan kelangsungan hidup suamiku dan Lamat lamat, semakin dekat aku bisa melihat dan wajahnya yang sudah babak pelur, penuh darah dan luka.Rasanya sedih dan kasihan sekali melihat dia seperti itu. menatapnya tidak berdaya dalam posisi menunduk sementara darahnya menetes ke lantai membuat hatiku teriris ingin rasanya aku berlari dan memeluknya serta menangis si penyesalanku bahwa gara-gara aku dia harus disiksa oleh sahabatnya sendiri."Sepertinya mereka menyiksanya dengan keji," gumamku sendiri."Imelda, selamat datang," ujar Bendi sambil merentangkan tangannya. Aku hanya mendelik dan membuang muka."Lepaskan suamiku!" ucapku tegas."Aku akan melepasnya, melepasnya ke kehidupan yang bebas dan lebih tenang ke alam baka sana.""Bedebah!""Kau ingat apa yang kau lakukan pada ibuku!" Pria itu menyentuh daguku kemudian menekannya dengan keras. Aku kesakitan lagi."Aku tidak akan melakukan itu kalau tidak terdesak, aku

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   125

    "Bagaimana kejutannya?" tanya Bendi dengan nada suara congkak dari pengeras suara." ... Ayo menyerah, akan kulepaskan sisa anak buahmu dan kubiarkan mereka pergi.""Jadi, kau memintaku untuk mengemis pengampunan?" tanyaku sinis."Ya, sebut saja begitu," balasnya yang makin tertawa bahagia.Aku ingin sekali mengambil granat dan melepas kait besinya lalu melemparnya pada kerumunan anak buah Bendi, tapi, jarak moncong senjata mereka dan tubuhku hanya berjarak 50 cm. Sedikit bergerak saja kami akan langsung ditembus peluru panas. Kini aku dan Peter saling memandang dalam kebingungan yang sangat. Pria itu terlihat cemas tapi dia tetap bernapas tenang. Aku sedikit gelisah namun, tetap mencoba tenang, sembari memikirkan solusi."Ayo, bergerak, lepaskan senjata kalian!" Perintah seorang pria yah terlihat paling sangar di antara mereka semua."Kalau kami tidak mau, apa yang akan terjadi?"bugh!Salah satu anak buah Peter dipukul dengan gagang senjata hingga tersungkur dan dari hidungnya meng

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   124

    dor dor!tembakan peluru tajam mendesing dan memecahkan apa saja, melukai siapapun yang menghalangi dan membabat Habis apapun yang berdiri di sana. Debu debu dar tanah tandus beterbangan ditingkahi oleh letusan AK 47. Orang orang yang terkena peluru berteriak dan jatuh bersimbah darah. Tembakan terus gencar sementara aku sudah lebih dulu melompat dan bersembunyi ke belakang mobil.Dum!tiba-tiba ada ledakan keras dan itu merupakan salah satu mobil kami yang berisi empat orang laki-laki, mobil meledak dan terlempar ke udara lalu masuk ke ceruk perbukitan di mana di bawahnya anak buah Bendi siap membantai mereka."Peter, anak buahmu!" Teriakku, "mereka akan membunuhnya.""sebelum mereka sempat menyiksa anak buahku aku telah melenyapkan mereka terlebih dahulu!"Dusshh ....Dhuaaar! satu tembakan bazoka mengenai mobil yang terseok turun, mobil itu seketika meledak menjadi kepingan kecil dan bumbungan api di udara."Astaga ...."tiba-tiba Aku kaget dan menyadari sesuatu tiba-tiba ada sis

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   123

    Kini mobil mobil kami beriringan, berbaris di puncak bukit, yang di bawahnya seperti tanah kering yang luas dan sebelah selatan ada bekas galian penambang batu ditempat terpencil seperti itulah nyonya Erika membangun markas organisasi gelapnya. Dari dalam belasan mobil yang kubawa serta, anak buah tuan Richard sudah bersiap untuk perang. Kuarahkan lagi pandanganku ke bawah sana, ada gudang dan markas yang berjarak seratus meter. Kami bisa memantaunya dengan leluasa dari ketinggian. Semua penjuru tempat itu dijaga seperti penjara yang punya gardu keamanan di tiap sudutnya. Dari pinggir pagar kawat tinggi dan beton aku masih bisa melihat lalu lalang anak buah Bendi yang keluar masuk markas Bos mereka dan nampak sekali mereka sedang sibuk."Apa rencanamu?" tanya Peter sambil mengisap rokok dan mengembuskan asapnya ke udara. Sebagian asap itu mengepul padaku hingga membuatku tak nyaman."Aku yakin mereka mulai menyadari keberadaan kita. Aku ingin tim dibagi dua. satu tim di sini dan satu

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   122

    Aku hanya menghela napas mendengarnya. aku tahu persis apa yang dirasakan oleh anak buah tuan Richard ini."Dengar Pak, saya memang masih muda, tapi percayalah padaku, aku tidak bermain main dengan ini.""Mana mungkin pula kau akan bermain main dengan nyawa manusia," jawabnya dengan senyum miring."Mari menuju markas mereka dan siapkan kejutan.""Di mana markas itu berada?""Di pinggir kota, dekat sebuah perbukitan kering yang kurang diperhatikan, nyonya Erika mendirikan gudang. sekilas seperti gudang stok barang, tapi di balik semua itu Nyonya Erika menjalankan bisnis narkoba, jual beli barang antik secara ilegal dan melakukan berbagai jenis kejahatan.""Kenapa kau tidak berusaha mencegah atau menghentikannya?""Apalah dayaku ... aku hanya menantu muda yang baginya tak tahu apa apa," jawabku sambil melihat matanya."Tapi, kau bisa kendalikan suamimu saat kau tak bisa mengendalikan mertuamu, kudengar kau bercerai dan mendapatkan perlakuan buruk.""semua itu bermula ketika wanita itu

  • Karma 3 Kubalaslah Sakit yang Kau Berikan.   121

    Sekarang bersamaku puluhan orang dengan puluhan senjata juga. Aku berhasil meyakinkan Tuan Alex untuk membantuku menggempur Nyonya Erika dan anak buahnya. Wanita yang memiliki pengikut ratusan orang itu, kini harus berhadapan dengan aturan Alex Richard yang merupakan mafia senjata yang cukup terkenal.Mendapat tawaran dariku tentu saja dia setuju. Meski tadinya dia ragu mendapatkan ajakan dari wanita muda yang sangat sangat muda, di sisi lain aku juga ragu bisa meyakinkannya tapi dengan kekuatan kata kata dan hasutan, ditambah penjahat itu juga punya ambisi untuk menguasai daerah kekuasaan lawan bisnisnya, maka dia pun setuju, baginya, aku adalah batu pijakan yang bagus karena aku adalah mantan menantu dan orang yang tahu persis kelemahan wanita itu. Aku juga tahu seluk beluk mansion, lokasi gudang dan pusat pengendalian organisasi gelap mereka. Aku tahu dimana Nyonya Erika akan berada, di mana dia akan berlindung di situasi menakutkan dan dimana dia melindungi asetnya. Dulu aku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status