Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir

Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir

last updateLast Updated : 2025-06-10
By:  Fit Tree FitriUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
42 ratings. 42 reviews
333Chapters
510.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Betapa hancurnya hati Amira. Hanya karena kematian bayinya yang baru dilahirkan membuat dirinya harus diceraikan serta diusir dari rumah oleh suami dan mertuanya. Di tengah kemalangan hidupnya. Amira mencoba melamar pekerjaan sebagai sekretaris dari Wijaya Kusuma. Seorang presdir yang sedang mencari ibu susu terbaik untuk putranya yang ditelantarkan istri untuk mengejar karier. Amira masih muda, cantik, seksi dan cerdas. Sosok yang sangat menarik perhatian kaum adam. Apalagi dia sedang dalam masa menyusui sesuai dengan keinginan Wijaya Kusuma. Apakah Amira hanya akan menjadi ibu susu bayi presdir atau lebih dari itu sedangkan pria itu masih memiliki istri sah?

View More

Chapter 1

Kehilangan Bayi

Amira masih berada di atas ranjang pasien. Wanita itu baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan mirip dengan dirinya secara normal. Dia baru sadarkan diri dan langsung mencari bayinya.

“Suster di mana bayiku?” tanya Amira.

“Ah, Anda sudah bangun, Nyonya.” Perawat mendekati Amira yang ditinggalkan sendiri di rumah sakit. Semua anggota keluarga suaminya sudah pulang dan tidak menunggu dirinya hingga siuman.

“Ya. Di mana suamiku juga?” Amira mulai merasakan dirinya tidak nyaman. Tidak biasanya Andika meninggalkan dia begitu saja.

“Kami benar-benar minta maaf, Nyonya.” Perawat memegang tangan Amira dengan lembut. Dia ingin memberikan kekuatan kepada wanita yang masih lemah karena baru saja melahirkan itu.

“Minta maaf untuk apa?” Amira memaksakan dirinya untuk tersenyum. Dia benar-benar sudah ketakutan.

“Anda kehilangan putra yang baru saja dilahirkan,” ucap perawat merapikan rambut Amira yang berantakan.

“Apa? Tidak!” Amira segera duduk.

“Aku susah payah untuk bisa hamil untuk mendapatkan anak. Aku rela resign dari pekerjaaku. Tidak!” Amira menggelengkan kepalanya. Dia menangis histeris. Di saat sedang terpuruk tidak satu pun anggota keluarga yang memberikan kekuatan kepadanya. Dia benar-benar sendirian.

“Sus, di mana putraku?” tanya Amira sesegukan.

“Bayi Anda sudah dibawa pulang oleh pihak keluarga,” jawab perawat.

“Apa? Kenapa mereka tidak menungguku bangun? Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” Amira memegang kuat tangan perawat.

“Sejak mengetahui bayi Anda meninggal. Semua anggota keluarga langsung pulang dengan membawa jenazah bayi,” jelas perawat merasa iba pada Amira.

“Apa mereka membawa pergi bayiku?” Amira histeris. Dia ingin segera turun dari tempat tidur dan pulang ke rumah.

“Tenangkan diri Anda.” Perawat menahan tubuh lemah Amira yang hampir saja jatuh ke lantai.

“Tidak. Aku mau bertemu dengan anakku. Aku belum melihatnya. Aku belum mencium dan memeluk putraku.” Amira menangis tersedu-sedu. Dia memeluk perawat yang masih setia menemaninya.

“Bayi Anda pasti sudah dimakamkan,” ucap perawat pelan. Dia mengusap punggung Amira.

“Anakku. Kenapa kamu meninggalkan Mama.” Amira terus menangis hingga tidak sadarkan diri. Dia kembali pingsan.

Tubuhnya benar-benar tidak berdaya. Hatinya terluka begitu dalam. Sedih yang menyayat jiwa. Kehilangan putra pertama yang baru saja dilahirkannya. Dia belum sempat bertemu dengan bayinya setelah dilahirkan.

“Bagaimana kondisi pasien?” Dokter yang membantu Amira melahirkan masuk ke dalam ruangan.

“Pasien sempat bangun dan pingsan kembali setelah mengetahui bayinya meninggal,” jawab perawat merapikan selimut untuk menutupi tubuh Amira.

“Dia harus segera keluar dari rumah sakit karena tidak ada lagi pihak keluarga yang mau menanggung biaya pengobatan dan penginapan. Mereka hanya melunasi hingga kelahiran bayi saja,” jelas Dokter Ibra memeriksa air infus Amira.

“Apa? Kasian sekali. Padahal masih muda dan cantik.” Perawat memperhatikan wajah cantik Amira yang masih terlelap.

“Dia masih bisa bertahan di sini jika tidak ada pasien baru, tetapi tetap harus melunasi biaya yang tersisa,” ucap dokter Ibra Amira. Wanita itu benar-benar cantik dan seksi dengan usia yang memang masih muda.

“Jika pasien sudah bangun akan saya jelaskan, Dok.” Perawat benar-benar kasian pada Amira.

“Ya. Terima kasih. Kamu sangat baik dan peduli. Saya keluar dulu.” Dokter Ibra menyentuh dahi Amira.

“Terima kasih, Dok.” Perawat mengantarkan dokter Ibra ke depan pintu kamar. Wanita itu kembali mendekati Amira yang masih belum sadarkan diri.

“Kasian sekali. Apa dia tidak punya keluarga selain dari pihak suami?” tanya perawat pada dirinya sendiri.

“Bu, saya harus pergi ke ruangan lain. Semoga Anda segera pulih.” Perawat meninggalkan Amira sendirian di kamar.

Amira tidak akan mendapatkan pengobatan dan perawatan lagi karena pihak suami tidak mau menanggung biayanya. Dia hanya menumpang tidur di kamar pasien yang masih kosong. Wanita itu benar-benar sudah dibuang oleh suaminya.

“Anak Mama.” Amira membuka mata. Butiran bening mengalir membasahi bantal. Jari-jarinya meremas seprai.

“Kenapa kamu tinggalkan Mama, Nak.” Amira terus menangis. Air mata tidak ingin berhenti mengalir.

“Ya Tuhan. Apa aku tidak pantas menjadi seorang ibu?” Amira menggigit bibirnya.

“Ah.” Amira melihat air infus yang hampir kering. Dia juga tidak mendapatkan makanan lagi dari pihak rumah sakit karena tidak terdaftar sebagai pasien.

“Aku lapar.” Amira duduk di tepi kasur. Dia meneguk air yang ada di dalam gelas tertutup.

“Apa sudah malam lagi? Aku harus pulang.” Amira mencabut jarum infus dan turun dari tempat tidur. Dia kesulitan untuk berdiri karena tubuh dan kaki yang terasa lemas.

“Ya Tuhan.” Amira menyusuri dinding dan duduk di sofa. Dia melihat ada roti dan buah. Wanita itu benar-benar lapar hingga memakan habis buah dan roti.

“Di mana ponselku?” Amira mencari tas miliknya.

“Ah itu.” Amira tersenyum. Dia segera mengambil tas hitam yang ada di bawah meja sofa.

“Aku harus menghubungi Andika agar bisa menjemputku pulang.” Amira menghubungi nomor Andika, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.

“Kemana Andika? Baru pukul sepuluh malam. Apa dia sudah tidur?” Amira melihat jam yang menempel di dinding.

“Bu.” Perawat yang sangat baik dan peduli pada Amira memastikan pasiennya baik-baik saja. Dia masih sempat mengunjungi Amira ketika akan pulang.

“Siapa nama kamu?” tanya Amira tersenyum pada perawat.

“Sinta, Bu,” jawab Sinta duduk di samping Amira.

“Apa kamu mau pulang?” Amira menatap Sinta dengan tatapannya yang kosong.

“Iya, Bu. Apa Ibu juga mau pulang?” tanya Sinta.

“Iya. Bagaimana dengan biaya rumah sakit?” Amira tampak bingung.

“Sebenarnya, Anda sudah harus keluar dari rumah sakit dua hari yang lalu. Pihak keluarga sudah menghentikan pembayaran,” jelas Sinta dengan lembut.

“Apa?” Amira sangat terkejut. Dia tidak menyangka suami dan keluarga akan membuangnya dengan cara yang kejam.

“Itu artinya aku ada tunggakan biaya rumah sakit,” ucap Amira.

“Iya, Bu. Tetapi Dokter Ibra sudah membantu menjadi penjamin. Jadi, Anda bisa keluar rumah sakit dan melunasi di kemudian hari,” jelas Sinta.

“Hm.” Amira tertunduk. Wanita itu kembali menangis. Matanya sudah bengkak dengan wajah sembab.

“Apa aku boleh pulang sekarang?” tanya Amira menatap pada Sinta.

“Apa Ibu sudah kuat?” Sinta memegang tangan Amira.

“Ya. Apa kita bisa keluar sama-sama?” Amira tersenyum. Wanita itu benar-benar berusaha untuk tegar.

“Iya. Mari saya bantu, Bu.” Sinta memegang tangan Amira dengan tidak lupa membawa tas wanita itu. Mereka keluar bersama menuju pintu gerbang utama rumah sakit.

“Ibu pulang kemana?” tanya Sinta.

“Jalan Cedrawasih Elit,” jawab Amira.

“Syukurlah. Kita searah. Saya temani Ibu sampai rumah.” Sinta tersenyum.

“Terima kasih.” Amira pun senang karena masih ada orang baik yang mau membantunya.

Sinta memesan taksi online agar bisa membawa mereka berdua. Mobil hitam melaju dengan kecepatan standar mengantarkan penumpang pada tujuan.

“Kita sampai,” ucap sopir.

“Bang, tunggu sebentar boleh?” tanya Sinta yang sudah menjadi langganan sopir.

“Tentu saja, Neng.” Pak sopir tersenyum.

“Terima kasih, Bang. Aku antar Bu Amira sampai dalam dulu.” Sinta turun dari mobil bersama dengan Amira. Mereka menekan bel pintu pagar rumah Andika.

“Siapa malam-malam begini?” Pak satpam mengintip dari lubang kecil.

“Ibu Amira.” Pak Satpam terkejut. Dia segera membuka pintu.

“Ibu dari mana saja malam-malam begini?” tanya satpam memperhatikan Amira yang masih mengenakan baju pasien rumah sakit.

“Bu Amira baru keluar dari rumah sakit. Dia ditinggalkan sendiri,” jawab Sinta.

“Apa?” Satpam saling pandang. Mereka baru ingat bahwa Amira melahirkan di rumah sakit dan bayinya meninggal. Mereka tidak tahu bahwa wanita itu masih tinggal di rumah sakit.

“Pak, ini bisa tolong bantu Ibu Amira masuk ke rumah dulu. Kasian dia masih lemah,” ucap Sinta.

“Ah Iya. Ayo, Bu.” Satpam mengantarkan Amira ditemani Sinta hingga ke depan pintu utama.

“Pak Andika.” Pak satpam mengetuk pintu dan tidak ada jawaban.

“Permisi.” Pak satpam menghubungi bibi yang ada di dapur agar wanita itu membuka pintu yang sudah terkunci.

“Ada apa?” tanya bibi membuka pintu.

“Ibu.” Bibi terkejut melihat Amira. Dia yang terus berada di rumah tahu benar bahwa Pak Andika sedang mempersiapkan berkas perceraian.

“Masuk, Bu.” Bibi tanpa sadar membawa Amira masuk ke dalam rumah.

“Terima kasih.” Amira benar-benar lemah. Dia segera duduk di sofa.

“Bu, saya pamit pulang dulu,” ucap Sinta.

“Terima kasih, Sin. Tolong berikan nomor ponsel kamu.” Amira menyerahkan ponselnya.

“Baik, Bu.” Sinta menuliskan nomor ponselnya.

“Terima kasih,” ucap Amira lembut.

“Sama-sama. Saya pamit. Semoga ibu cepat sembuh dan pulih.” Sinta tersenyum. Wanita itu segera berlari cepat menuju taksi yang dengan setia menunggunya. Meninggalkan Amira di rumah mewah yang tidak lagi menerimanya menjadi menantu karena telah gagal melahirkan seorang bayi.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
98%(41)
9
0%(0)
8
2%(1)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
42 ratings · 42 reviews
Write a review
user avatar
mohd nazreen
Nice and very good quality story
2025-06-07 01:30:32
0
user avatar
Wahyu Redjo
mantap ceritanya
2025-04-17 09:59:36
2
user avatar
Adonia Tefa
saya suka ceryanya
2025-04-12 07:17:59
1
user avatar
Astrilia Handayani
asyik ceritanya
2025-04-08 21:32:58
3
default avatar
Renny Mamega
cerita yg menarik
2025-04-05 20:40:00
1
user avatar
Fit Tree Fitri
Semoga sukses selalu
2025-02-27 21:59:26
3
user avatar
Street Drack
Sangat suka karakter Wijaya yang tegas bringas, tapi sangat perhatian ke keluarganya
2025-02-20 12:36:23
2
user avatar
Kaisar Dewa
Hai, semua. Bila kalian berkenan silahkan baca buku saya. Judulnya “Sang Menantu Terkuat”. Nama pena Kaisar Dewa. Bercerai tentang seorang menantu laki-laki mantan dewa perang yang diselingkuhi dan diceraikan oleh istrinya.  Terimakasih banyak ...️ ...️ ...️ 
2025-02-11 10:41:58
3
user avatar
Rii Nni
good novel
2025-02-08 23:32:40
1
user avatar
Rita Cka
Good Novel
2025-01-10 10:12:05
2
user avatar
Apris Aiteru Dwiyani
salam aku pembaca baru , sumpah suka dan seru bgt .. sukses buat penulis dan jalur cerita yg trus menarik ...
2024-12-30 10:19:52
2
user avatar
Ninde Manies
seruuu bnget
2024-10-29 13:49:19
1
user avatar
Intan Biguna
seru sedih suka dexh
2024-10-13 18:53:39
2
user avatar
Saulina Simbolon
kisah cinta romantica, pokoknya keren habis deh..
2024-10-10 20:16:57
2
user avatar
Sarmaida Manurung
sangat keren
2024-09-13 12:53:39
1
  • 1
  • 2
  • 3
333 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status