Share

Bab 82- Mencoba Ikhlas.

Suasana menjadi hening, Nadia hanya menatapku nanar dengan senyum tipis di bibirnya. Sementara aku, hatiku sangat kesal mengingat perempuan itu.

"Fi ..." desahnya.

"Ya?" aku mengangkat kepala.

"Dalam hidup, terkadang bayak sekali hal-hal yang menyakitkan. Kita di paksa untuk mengerti. Padahal, sebenarnya kita tuh memang tidak tahu apa pun." Nadia menatap hangat.

"Lo tahu sendirikan, betapa bejatnya Ayah gue. Beberapa kali ketahuan bermain gila. Sampai gue pernah jambak rambut gundiknya di keramaian. Tapi apa? Mamah malah memukul gue. Bisa lo banyangkan betapa kecewanya gue sama dua orang itu," wajah Nadia berubah murung. Masalalu kami memang sama-sama berat, tidak bersahabat.

"Hal yang paling memuakkan, saat gue tanya alasan kenapa, Mamah masih bertahan? Dia hanya bilang kasian Adik-Adikmu, mereka masih kecil. Ayahmu hanya tersesat nanti juga pasti akan tersadar dan kembali bersama lagi. Sementara Mamah sendiri tidak peduli deng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status