Short
Kasih Sayang Yang Datang Terlambat

Kasih Sayang Yang Datang Terlambat

Oleh:  Tarasari ThaliaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Bab
6.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Karena anak dari wanita yang dia cintai terkurung di dalam mobil hingga dehirasi dan pingsan, dengan penuh amarah, ayah langsung mengikatku dan mengurungku di dalam bagasi mobil. Dengan wajah penuh kebencian, dia menatapku dengan tajam dan berkata, "Aku nggak punya anak sekejam kamu. Renungkan baik-baik kesalahanmu di sini." Aku memohon ampun dan mengakui kesalahan, hanya berharap ayah bisa melepaskanku. Namun, yang kudapatkan hanyalah perintah dinginnya. "Kecuali dia mati, nggak ada seorang pun yang boleh membebaskannya." Mobil itu terparkir di garasi. Tak peduli seberapa keras aku berteriak meminta tolong, tak seorang pun bisa mendengarnya. Tujuh hari kemudian, barulah dia teringat bahwa dirinya masih punya seorang putri. Ayah pun memutuskan untuk membebaskanku. Namun, dia tak tahu bahwa diriku sudah meninggal di dalam bagasi itu dan tak akan pernah bisa sadarkan diri lagi.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Bagaimana dengan anak pemberontak itu? Dia sudah minta ampun?"

Terdengar kata-kata ayah di dalam vila megah seperti petir yang menggema di siang bolong.

Kepala pelayan menjawab dengan suara gemetar, "Pak Guswan, nona masih belum keluar."

Jari ayah yang memegang cerutu terhenti sejenak, lalu kembali tenang. "Aku terlalu memanjakannya selama ini, makanya dia jadi begitu kurang ajar, berani-beraninya mengurung Rona di dalam mobil! Biar saja dia, biar tahu rasa!"

Kepala pelayan yang merasa iba mencoba membujuk, "Tapi suhu di luar lebih dari empat puluh derajat sekarang. Mobil itu pasti sangat panas, mungkinkah nona ... "

"Cih, panas? Memang sengaja biar dia tahu apa itu panas. Lihat dia masih berani memperlakukan Rona seperti itu lagi, nggak?! Kalau dia nggak merasakan sendiri panasnya, dia nggak akan jera dan terus melakukan ha-hal semacam ini."

Suara ayah terdengar dingin, seolah dia benar-benar lupa bahwa aku telah terkunci di bagasi selama tujuh hari.

Kepala pelayan masih ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi dia segera dipotong dengan nada kesal, "Cukup, kamu pikir nggak ada orang yang diam-diam memberinya makan? Dia sangat baik di sana, nggak akan mati."

Mendengar kata-kata itu, aku tak bisa menahan tawa, tapi tak ada yang bisa mendengar suaraku.

Karena ... aku sudah mati.

Tepatnya, aku sudah mati empat hari yang lalu.

Sejak saat itu, rohku terus mengikuti ayah.

"Jangan marah lagi, Om Guswan. Lepaskan saja Aurel, dia pasti sangat menderita, apalagi di luar begitu panas."

Di lantai dua, seorang gadis bernama Rona keluar dari kamar yang dulunya milikku dan mengenakan gaun tidur putih yang bersih. Saat melihatnya, tatapan ayah langsung berubah lembut, memancarkan kasih sayang yang belum pernah kuterima.

Rona turun ke ruang tamu dan duduk di samping ayah, seperti setangkai melati putih yang polos.

"Nggak perlu pedulikan dia. Kamu ini terlalu baik, dia bahkan sudah mengurungmu di mobil sampai kamu pingsan karena dehidrasi. Dia memang pantas dihukum."

Saat menyebutku, tatapan ayah tampak asing, seolah diriku adalah musuh bebuyutannya.

Tapi kenapa? Bukankah aku anaknya?

Di dalam vila, kepala pelayan berjalan ke dapur sambil menggerutu pelan, "Anak sendiri nggak dipedulikan, malah begitu sayang anak orang lain."

"Kamu baik sekali, Om Guswan. Andai saja kamu ini ayah kandungku," ujar Rona dengan suara serak, lalu bersandar di bahu ayah.

"Gadis bodoh, asal kamu mau, aku bisa menjadi ayahmu."

"Rona, kamu sudah besar, kenapa masih begitu manja?"

Terdengar suara seorang wanita. Itu adalah Paula, wanita yang paling dicintai ayah.

Sebelum kehadirannya, aku selalu mengira wanita yang paling dicintai ayah adalah ibuku.

Namun, semuanya berubah setelah ibu pergi.

Tepat hari ini, aku malah merasa bersyukur. Setidaknya ibu meninggal karena sakit dan tidak sempat menyaksikan betapa kejamnya pria yang dia cintai sepanjang hidupnya ini.

Sepertinya aku akan segera menyusul ibu. Di kehidupan berikutnya, meski harus menjadi seekor anjing atau kucing, aku tak ingin lagi menjadi anaknya.

"Kak Guswan, sekedar menghukumnya saja sudah cukup. Aurel tetaplah putrimu."

Sepasang ibu dan anak itu terus berakting seolah mereka adalah orang baik. Tapi jika mereka benar-benar baik, mereka tidak akan tega melihatku terkunci di bagasi selama tujuh hari tujuh malam.

Yang lebih ironis, mobil itu adalah hadiah ulang tahun dari ayah untukku.

Dan kini, mobil itu menjadi tempatku terkubur.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
lia latifah
sudah selesai
2025-05-22 23:09:10
0
default avatar
Festya Sari
menarik sekali
2025-02-22 07:18:26
0
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status