Share

Bab 87

Sejak hari itu aku selalu kepikiran dengan perkataan Aisyah yang menyebutku sebagai seorang pelakor, aku tak terima karena itu tidaklah benar adanya.

Namun bagaimana aku harus menjelaskannya karena untuk berbicara dengannya saja sekarang ini sangatlah sulit. Jangankan untuk mengobrol, sekarang Aisyah malah semakin menjaga jarak, dia seolah jijik berdekatan denganku saat ini.

Entah darimana dia bisa punya pemikiran picik seperti itu, menganggap ku seorang pelakor tanpa ada bukti, atau pun menanyakannya terlebih dahulu kebenarannya padaku.

******

Setelah banyak drama ku lalui, akhirnya sampailah aku dititik dimana merasa bangga atas pencapaian ku dalam mencari ilmu, kurang lebih satu minggu lagi acara wisudaku di gelar, ibu begitu antusias menyambutnya, begitu pula dengan Bang Gagas yang masih saja terus merayuku untuk membantunya dikantor.

Namun aku masih belum bersedia karena masih ingin membantu ibu di rumah dengan usaha kuenya, walaupun kini sudah ada tiga pekerja yang membantun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status