Home / Romansa / Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan / Bab 370 Tunggu dan Lihat

Share

Bab 370 Tunggu dan Lihat

Author: Jovita Tantono
Ketukan pintu memotong pembicaraan mereka.

“Masuk.” perintah Leo.

Sekretaris mendorong pintu masuk. “Pak Leo, Nona Valencia ingin menemui Anda.”

Alis Leo langsung berkerut. “Suruh dia pergi.”

“Tapi dia bilang…” Sekretaris ragu sejenak. “Itu tentang kasus penculikan Nona Adeline.”

Leo bertukar pandang dengan George. “Bawa dia masuk.”

Begitu Valencia melangkah ke dalam, sikap angkuh yang biasa ditunjukkannya di depan Adeline lenyap. Kini ia tampak rapuh, seolah-olah hanya sehelai dedaunan yang bergantung dihembus angin.

“Pak Leo…” Suaranya parau, nyaris tersedak. “Saya datang untuk menjelaskan. Penculikan Adeline benar-benar tidak ada hubungannya dengan saya…”

Leo menatap dingin, membiarkannya melanjutkan sandiwara. “Sudah selesai bicara?”

“Saya tahu Anda tidak percaya saya…” Valencia mengusap air mata yang bahkan tak ada di wajahnya. “Tapi saya sekarang sudah kehilangan segalanya, yang saya minta hanyalah sebuah pembuktian akan kebersihan nama saya…”

“Bersih?” Leo tertawa dingin. “Kalau
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 413 Nyonya Brown Ternyata Sekaya Itu

    “Lelang dimulai jam dua siang, di Gedung Cambera,” ujar George cepat. “Aku baru dapat kabar, sudah ada pembeli yang menghubungi pihak lelang, katanya mau membeli seluruh koleksi sekaligus.”Leo menajamkan pandangan. “Siapa orangnya?”“Belum bisa dipastikan, tapi rekening pembayaran terhubung dengan sebuah perusahaan yang terdaftar di Kepulauan Sanama.”Begitu telepon ditutup, tangan Adeline sedikit bergetar. “Kak Adelia sampai menjual Heart of the Ocean... seberapa parah sebenarnya defisit dana Keluarga Stefani?”Leo merangkul bahunya dengan tenang. “Jangan panik dulu. Kita langsung ke tempat lelang.”Dalam mobil menuju Gedung Cambera, Adeline tiba-tiba membuka ponsel dan mengetik sesuatu dengan cepat. Lalu ia menyerahkan layar itu pada Leo.“Ini semua aset likuid milikku. Memang tak seberapa, tapi setidaknya bisa membantu Kak Adelia menebus beberapa perhiasan pentingnya.”Leo menatap angka di layar dan mengangkat alis, senyum kecil muncul di sudut bibirnya. “Wah, ternyata Nyonya Brown

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 412 Ada Hubungannya dengan Ken

    “Maaf, kami agak terlambat.” Frans muncul di pintu ruang rapat bersama beberapa petinggi perusahaan. Begitu melihat Adeline sedang membereskan dokumen, ia sempat tertegun.“Sebentar lagi rapat dimulai, Asisten Adeline, kamu mau ke mana?”“Kebetulan, Pak Frans datang tepat waktu,” jawab Adeline tenang. “Bagian inti proyek sudah beres. Sisanya bisa dilanjutkan oleh tim. Ada urusan mendesak di rumah, saya harus segera kembali ke Jakata.” ucap Adeline.Ia berdiri, memberi isyarat agar timnya menyerahkan berkas-berkas yang baru saja disusun. Sikapnya profesional, tapi jelas menjaga jarak.Frans menerima map itu, tapi bukannya langsung membaca, ia justru menatap Adeline beberapa detik sebelum akhirnya bertanya, “Begitu mendadak?”“Ya, keadaan darurat, jadi saya tak punya pilihan lain.” Adeline tersenyum sopan, lalu berbalik memberi instruksi, “Kalian bantu Pak Frans membahas detailnya. Jika ada kendala, segera hubungi saya.”Frans sempat membuka mulut, seolah ingin menahannya, tapi akhirnya

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 411 Sekarang Dia Punya yang Lebih Baik

    “Urusan Keluarga Stefani tak mendesak sampai harus diselesaikan hari ini. Mereka punya fondasi yang kuat, tidak akan goyah begitu saja.” Leo menarik Adeline untuk duduk di sampingnya.“Sekarang yang terpenting, kamu selesaikan dulu pekerjaan di sini. Besok pagi kita langsung pulang.” Mendengar itu, Adeline menghela napas pelan, lalu menyalakan laptop dan kembali bekerja.Leo tahu kapan harus diam. Ia hanya menemani di sisi, sesekali menyodorkan segelas air hangat.Adeline menutup mata sejenak, menikmati perhatiannya, lalu tiba-tiba bertanya,“Menurutmu... bagaimana kelanjutannya antara Frans dan Tias?”Leo menatapnya dengan sudut mata. “Kenapa tiba-tiba tertarik membahas itu?”“Aku hanya merasa... Tias memang agak manja, tapi dari tatapannya, dia tulus. Dia tidak punya niat buruk, hanya terlalu menyukai Frans.”Leo mengangkat alis. “Kamu cukup memperhatikan dia, ya.”Adeline tersenyum samar. “Mungkin karena... aku melihat bayangan diriku yang dulu padanya.”Gerakan Leo seketika terhent

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 410 Tatapan yang Menyingkap Rahasia

    Orang sering berkata, ketika menyukai seseorang, mulut bisa berbohong, tapi mata tak akan pernah menipu. Dan kini, tatapan Frans adalah bukti paling jelas.Tias tertawa sinis. Emosinya memuncak hingga suaranya bergetar.“Kalau memang cuma urusan bisnis,” ujarnya tajam, “Lalu apa penjelasanmu soal album kliping di laci ruang kerjamu? Setiap kali ada wawancara Adeline di majalah ekonomi, kau selalu gunting dan simpan sendiri, bukan?”Mendengar itu, wajah Frans langsung berubah. Ia menoleh dengan cepat, menatapnya tajam. “Kau menggeledah barang-barangku?”“Aku hanya…” Tias terkejut oleh tatapan tajamnya dan refleks mundur selangkah. Tapi segera ia merasa dirinya tak bersalah, lalu menegakkan tubuh lagi.“Kemarin aku ke rumahmu untuk mengantar barang, ibumu yang memintaku menunggu di ruang kerja, bukan aku yang sengaja mencari!”Adeline dengan cepat menangkap ketegangan yang kian menebal di antara mereka, dan segera memutuskan untuk menengahi. “Pak Frasn, sepertinya hari ini bukan waktu ya

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 409 Saingan Cinta yang Tiba-tiba

    Di aula pesta, Adeline tengah berbincang pelan dengan Leo tentang urusan Keluarga Stefani.“Ternyata kau Adeline, ya?” Suara seorang gadis muda yang manja tiba-tiba terdengar dari belakang mereka.Adeline menoleh, melihat seorang gadis bergaun merah muda berdiri di depannya. Gadis itu sedikit mendongakkan dagu, menatapnya dengan sorot mata penuh penilaian.“Ada perlu?” tanya Leo dengan nada dingin, tubuhnya tanpa sadar sedikit bergeser, berdiri di depan Adeline untuk melindunginya.Gadis itu meliriknya sekilas, lalu mendengus pelan. “Hmph, aku bukan mencarimu.”“Aku Adeline,” ujar Adeline dengan tenang. “Dan kamu?”“Aku tunangan Frans, Calon Nyonya Muda Keluarga Slamat, Tias Solastika.”Saat memperkenalkan diri, Tias mengangkat dagunya sedikit lebih tinggi. Nada suaranya sarat dengan permusuhan yang tak disembunyikan.Melihat gaya menantang yang begitu terang-terangan, Adeline langsung paham. Ia ingin tertawa, jadi ini maksud kedatangannya, untuk “menandai kepemilikan”.Namun Adeline t

  • Kau Menikah, Aku Mengikhlaskan   Bab 408 Tak Bisa Menjadi Orang yang Tak Berperasaan

    “Keluarga Stefani? Keluarga konglomerat itu?”“Ya, benar. Kudengar mereka kolaps. Utang menumpuk, dana beku di mana-mana. Selama ini kemewahan mereka cuma topeng belaka...”Hati Adeline seolah tenggelam. Ia segera menoleh pada Leo. “Keluarga Stefani bermasalah?”Leo mengerutkan kening. “Aku belum dengar apa pun.”Adeline tak sempat menjawab. Ia bergegas menuju teras luar aula dan menekan nomor Adelia di ponselnya.“Tut... Tut...”Nada sambung berdering cukup lama, namun tak seorang pun menjawab.Perlahan, kecemasan mulai merayap di dada Adeline. Ia menatap layar ponsel yang tetap gelap, lalu menarik napas dalam-dalam dan kembali ke aula dengan langkah tergesa.“Telepon Adelia tak bisa dihubungi,” katanya dengan suara rendah pada Leo. “Benarkah kabar tentang keluarganya?”Leo tidak terkejut, hanya mengangguk pelan. “Ya.”Adeline langsung menangkap ketidakwajaran dalam nada suaranya. “Kapan kamu tahu?”“Masalah arus kas Keluarga Stefani sudah berlangsung lebih dari setengah tahun,” jelas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status