Share

Bagian 8

Singgasana raja Kerajaan Eros tampak suram. Aura pekat yang membawa ketidaknyamanan benar-benar telah melingkupi seisi aula istana. Kesan temaram yang menambah kelam seolah ingin membangunkan kejahatan terbesar yang telah lama tertidur.

Sementara itu, satu sosok agung yang telah menduduki takhta kerajaan dan membawanya dalam kegelapan yang nyata, tengah menopang dagu didampingi sorot datar dari atas kursi kebesarannya.

Lalu, beberapa meter di bawah singgasana raja, bersimpuh lah sosok lain dalam kekhawatiran. Ada getaran di tubuhnya tak kala menyadari kemarahan tuannya telah menanti lantaran tugas yang dibebankan kepadanya sama sekali tidak dapat dijalankan dengan baik.

Menunduk sembari memelankan suara untuk menarik perhatian pria berkuasa di atas sana, dia berkata, "Kali ini Hamba akan memastikan Anak itu terbunuh, Yang Mulia!"

Hanya saja, satu decakan keras yang berhasil lolos dari belah bibir sang raja telah membuat hati pria itu menggigil seolah dia baru saja diterjang hawa dingin yang membekukan hingga ke tulang.

"Dengar, Drake, aku telah menghidupkanmu berkali-kali dan selama itu pula Ash berhasil mengalahkanmu. Tidakkah kau merasakan bagaimana terhinanya aku?" Raja Fredrick bergegas melempar pandangan sinis begitu melihat Drake mendongak menatapnya dalam ratapan memohon. "Rasanya aku terlalu banyak menyia-nyiakan waktu hanya untuk membuatmu bangkit dan melakukan kesalahan yang sama."

Sekali lagi bersimpuh hingga kepala nyaris menyentuh lantai marmer gelap di bawahnya, Drake berkata, "Ampuni Hamba, Yang Mulia! Tetapi Hamba yakin bila kali ini hal serupa tidak akan terjadi. Hamba bisa memastikan untuk membawa kepala Ash bersama Anak itu. Hanya saja, tolong beri aku sedikit lagi darah, Yang Mulia!"

Decakan tak puas dari Raja Fredrick seakan terdengar lebih keras dari sebelumnya. Sang raja lantas menatap satu sosok lain yang berdiri bagai patung di sebelah kursi takhtanya. Berdiri kaku dalam keheningan tanpa merasa terusik akan atmosfer kelam yang melingkupi seluruh aula.

"Bagaimana menurutmu, Aint?" Raja Fredrick bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya. Dia menatap pria bernama Aint dengan senyum mengembang, berbanding terbalik ketika dia menatap Drake di bawah sana. "Apakah kau juga akan memberikan darahmu kepada pria besar mulut itu?" Telunjuk sang raja mengarah kepada Drake yang gemetar.

Aint menjawab kaku, "Bahkan jika dia diberi dua tetes darahku, Drake tetap tidak akan mampu mengalahkan Adikku—Ash—Yang Mulia."

Raja Fredrick tersenyum kembali, kali ini perhatiannya tertuju kepada Drake yang lesu seolah dia baru saja kehilangan separuh isi jiwanya.

"Tidakkah kau mendengarnya, Drake? Bahkan sebelum kau bertarung melawan Ash, Kakak laki-lakinya telah memastikan kegagalanmu."

"Tetapi, Yang Mulia—"

Aint memotong, "Aku akan memberikannya jika Yang Mulia mengizinkan. Mungkin dia tidak akan mampu mengalahkan Ash dengan kekuatan, tetapi bagaimana jika dia menggunakan sedikit isi kepalanya untuk menyiasati Ash." Aint yang sekaku robot menatap Raja Fredrick tanpa emosi berarti, dia menambahkan, "apakah Anda mengizinkan bila kita menggunakan Puteri Ameera untuk melemahkan, Ash? Seperti yang kita tahu, Puteri Ameera adalah kelemahan terbesar Ash."

Raja Fredrick tidak lantas memberi jawaban, sebaliknya dia menopang dagu menggunakan punggung tangan sembari mengamati raut wajah Drake yang penuh harap.

Detik berikutnya, sang raja menghela napas kemudian berkata, "Baiklah, tetapi jangan membunuhnya. Aku tidak akan mengampunimu bila Ameera terbunuh. Kau tahu, dia adalah satu-satunya Puteriku yang berharga." Senyum Raja Fredrick mengembang didampingi raut wajah bengisnya. "Ya, kemampuan Ameera adalah milikku," tambahnya.

"Terima kasih atas kemurahan hati Anda, Yang Mulia," puji Drake.

Bibir Raja Fredrick mencebik seolah mengejek. "Tetapi, ingatlah satu hal bahwa ini adalah kesempatan terakhirmu." Drake menelan ludah. "Dan jika kau kalah, maka hari itu benar adalah kematianmu. Tidak akan ada lagi Drake yang baru."

Drake menunduk, rahangnya mengeras. "Saya mengerti, Yang Mulia."

Drake tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bertahan. Sedikit saja kesalahan maka dia tidak akan pernah bisa dibangkitkan kembali seperti sebelum-sebelumnya. Selama ini Raja Fredrick bertahan menggunakannya sebagai percobaan atas mahkluk immortal ciptaannya, tetapi bahkan jika Drake menyadari hal itu dia tidak merasa masalah selama dia mendapatkan kekuatan.

Sejauh ini, Raja Fredrick telah banyak menciptakan makhluk-makhluk setengah manusia semacam dirinya untuk membentuk pasukannya sendiri. Sang raja haus akan kekuasaan, tetapi di satu sisi dia tidak dapat mengubah fakta bahwa tanah di daratan Eros menolaknya menjadi raja.

Setahun setelah dia mengambil alih kerajaan, daratan ini mengering. Ternak dan pertanian mendadak mati dan berkurang drastis. Sekutu yang semula memujanya sebagai sosok yang pantas memerintahkan Kerajaan Eros tahu-tahu menyerang dan menuduhnya sebagai pembawa bencana.

Sampai ketika Raja Fredrick menemukan kitab penyihir keramat dan mendapatkan manusia berdarah Elf kuno—Aint dan Ash—yang langkah, dia melakukan banyak eksperimen gila. Mengubah dua bersaudara itu menjadi monster pembunuh yang tak berperasaan.

Hanya saja, Fredrick tidak mengira bila Ash memiliki emosi yang tidak seharusnya ada. Siapa yang tahu bila Ash akan berakhir jatuh hati kepada puteri bungsunya dan memilih mengkhianatinya. Keduanya bahkan berani melawan dan memihak musuh utamanya.

Kendati demikian, Raja Fredrick memiliki Aint. Kemampuan pria itu jauh di atas Ash, bahkan mampu memberi kekuatan hanya dengan memberi beberapa tetes darahnya. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan Ash meski jika mereka memiliki darah yang sama. Karena hal ini, tidak ada lagi yang berani mengusik kekuasan Raja Fredrick, kendati rakyat dan tanah Eros dalam keadaan kritis. Sang raja tidak pernah peduli selama dia adalah penguasa.

Sementara Drake telah mendapatkan apa yang dia inginkan, kontan berlalu didampingi seringai lebar di bibir.

"Aku tidak akan membuat kesalahan lagi. Kali ini, aku akan membuat Ash bertekuk lutut karena kelemahannya sendiri." Pria itu tertawa kecil. "Dan, hadiah terbaik untuk Raja Fredrick adalah kepala keturunan naga terakhir, Yuu," tambahnya, sombong.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status