Home / Fantasi / Kebangkitan Pendekar Utusan Surga / Eps 7 : Tradisi Ner'iatu

Share

Eps 7 : Tradisi Ner'iatu

Author: Enalus
last update Last Updated: 2024-08-13 21:53:13

Dalam acara makan itu ada tanggungjawab yang secara tak langsung diserahkan Hongli kepada Yuan. Tapi anehnya, sang pangeran malah sempat tersenyum licik mendengar semua perkataan Hongli barusan. Fengyin memperhatikan belahan jiwanya dengan seksama mengartikan semua makna yang tersirat dalam gerak-gerik milik Yuan, berusaha memahami apa yang sedang dipikirkannya.

“Nah, sekarang karena kau telah resmi menjadi bagian dari kami, kau harus belajar bagaimana cara hidup dengan gaya Ner’iatu.” Hongli menjelaskan dengan piring yang sudah kosong di tangan, “pertama, mengenai gaya bertarung dan bertahan hidup, aku akan mengajarimu cara bertarung seperti yang dilakukan Gao saat melawanmu tadi. Tapi pertama, kau harus punya pisau hitam dulu.”

“Di mana aku bisa mendapatkan pisau itu?”

Hongli menggeleng, “kau tidak akan mendapatkannya. Kau harus membuatnya.”

“Aku belum pernah menempa satu besi pun dalam hidupku.”

“Tenang saja, Doanghai adalah salah satu pandai besi terbaik di sini. Dia bisa mengajarimu.”

“Siapa itu Doanghai?”

Selesai makan mereka semua memutuskan untuk masuk ke bagian goa yang lebih dalam lagi. Dengan bermodalkan obor sebagai penerangan, cahayanya memberikan kemilau memantul dari batu-batu hijau yang berserakan di sepanjang jalan. Udara di tempat ini jauh lebih sedikit.

“Kemana kita akan pergi?” Tanya Fengyin.

“Kita akan pergi ke Tanur, tempat pengolahan logam Kraiman. Ini adalah logam terkeras yang ada di bumi. Enam kali lebih keras daripada titanium. Menempanya pun tidak bisa menggunakan api biasa, harus menggunakan api dari magma bumi.”

Sekitar lima belas menit kemudian mereka tiba di tempat yang bertemperatur tinggi. Aura merah dari nyala api mengaung ke seluruh ruangan khusus penempa besi. Aliran magma yang bersemayam di dalam perut vulkanik bergejolak penuh amarah, mengalir masuk ke dalam perangkat penampungan untuk dipakai sebagai pelunak besi.

Ada seorang lelaki muda yang sedikit lebih tua dari Yuan terlihat sedang mengoperasikan alat itu. Dia sedang menarik tuas besar. Tubuhnya mengkilap memantulkan cahaya merah dari cairan api karena keringat. 

“Hongli?” Katanya begitu melihat seorang wajah yang familiar, “aku tidak tahu kau akan mampir.”

“Aku sengaja membawa dua tamu kita untuk membuat senjata mereka sendiri. Bagaimana kabarmu Doanghai?”

Tapi lelaki itu tidak langsung hilang fokus kepada Yuan. Matanya berbinar seketika dengan senyum yang tiba-tiba merkah sangat lebar.

“Kau … kau adalah dia! Oh Tuhan aku tidak percaya akhirnya hari ini tiba juga. Hai, aku adalah Doanghai Dwei, suatu kehormatan bertemu denganmu, Saniyala.” Dia rukuk tepat di hadapan Yuan. 

Antusiasnya benar-benar di luar kendali sehingga menimbulkan rasa tak nyaman pada Fengyin. “Ada apa dengan orang ini?”

“Dia adalah ahli tempa besi terbaik kami. Dia bertugas di Tanur untuk memastikan alat ini beroperasi dengan baik. Dan seperti yang kau lihat, dia adalah salah sedikit orang yang percaya dengan ramalan itu. Sama sepertiku.”

“Sudah lama sekali aku ingin bertemu denganmu. Doaku kepada langit tidak pernah terputus menantikan seorang utusan yang akan menyelamatkan kami kelak dan membawa kami ke surga di permukaan. Aku ucapkan terima kasih yang terdalam telah bersedia menemui hamba di bawah sini, oh Saniyala yang agung.”

Yuan menatap dalam kepada mata hijau milik Doanghai sampai menimbulkan perasaan aneh campur aduk. Antara takut dan terkesima, seperti itulah perasaan Doanghai saat ini. Sementara pandangan Yuan berkata lain, dia melihat senar-senar yang keluar dari tubuh orang ini sangat terang. Hampir sama seperti milik Hongli, hanya saja lebih fleksibel dan tidak kaku.

Yuan kemudian tersenyum menepuk pundaknya, “Doanghai, aku bisa melihat ketulusanmu. Dari semua orang di sini, kau dan Hongli adalah satu-satunya orang yang percaya padaku. Hanya saja aku datang ke sini untuk mengambil pisauku.”

“Mengambil? Mungkin maksudmu menempa. Maaf Saniyala, sudah menjadi tradisi bagi setiap Ner’iatu untuk membuat pisau mereka sendiri. Pisau akan mengabdi dengan baik hanya kepada pembuatnya.” Doanghai menjelaskan.

Tapi Yuan seperti tidak setuju dengan semua itu. Dia menatap tajam Doanghai dan menggunakan kekuatannya, “kau akan membuatkan pisau untukku. Pisau terbaik dari semua pisau yang pernah kau buat, paham!”

Dada Doanghai berhenti berdegup untuk sesaat. Dentuman dari suara Yuan menggetarkan alam bawah sadarnya melayangkan perintah yang tak bisa ditolak. Bahkan Hongli sendiri sampai bungkam tak bisa berbuat apa-apa. Padahal jelas saat ini Yuan telah menyalahi tradisi Ner’iatu.

Doanghai mengambil batu hitam di salah satu tempat penyimpanan dan mulai menempanya. Suasana kembali menjadi berat. Hongli hanya bersandar di depan pintu memperhatikan Doanghai bekerja membuatkan pisau untuk Yuan. Nampak jelas ada ketidaksetujuan dalam ekspresinya.

Tapi Yuan seperti tidak peduli. Matanya nanar melihat setiap proses demi proses yang dilakukan oleh Doanghai dari awal sampai akhir pembuatan. Fengyin melihat kekasihnya kembali dengan mata sendu. Ada yang kekuatan yang tak dimengerti oleh gadis itu pada diri Yuan. Dan itu menimbulkan rasa khawatir di dalam dirinya.

“Doanghai.”

“Ya, Saniyala?”

“Berapa lama sampai pisauku selesai?”

“Harap bersabar, tidak mudah untuk melunakkan batu sekeras Kraiman. Saat ini batu itu sedang dilunakkan di dalam tungku besi ini. Butuh sekitar dua puluh menit. Harap bersabar, aku bisa melihat Kraimannya sudah mulai mencair.”

[Lemparkan batu hijau ke dalam tungku!]

Yuan melihat ada batu hijau seukuran telapak tangan di bawah kakinya. Semua mata kaget bukan main ketika melihat bocah itu melemparkannya ke dalam tungku besi yang sedang bergejolak.

“Apa yang kau lakukan?!” Hongli berteriak dari kejauhan.

“Saniyala! Kau harusnya tidak memasukkan batu hijau itu ke dalam sana.” Doanghai coba mengeluarkan batu itu menggunakan tongkat besi.

Terlambat. Batu hijau itu telah meleleh bercampur dengan batu Kraiman. Cahaya hijau menyeruak keluar dari tungku bersama dengan kilatan listrik kecil. Tak lama kemudian tungku itu meledak menggetarkan seluruh ruangan. Perangkat Tanur lainnya sampai rusak mengeluarkan asap mengepul di udara. Untunglah penampung magma cair yang bergejolak tidak pecah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Pendekar Utusan Surga   Pengumuman!

    Untuk beberapa hari ke depan cerita ini akan berhenti update untuk sementara dikarenakan akan ada perbaikan alur cerita.Begitu semuanya sudah diperbaiki, ceritanya akan kembali berlanjut.Pantengin terus ya :D

  • Kebangkitan Pendekar Utusan Surga   Eps 54 : Manusia Bom

    Malam hari yang gelap, memancarkan hawa dingin dari rembulan biru tertutup setengah paras oleh awan. Distrik Qingchong menjadi sunyi dan sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan sosial. Yuan dan kawan-kawan menyelinap dari satu tempat ke tempat lain dalam bayangan kegelapan. Mereka bertujuh berusaha berkamuflase sebisa mungkin agar tak ketahuan oleh siapapun, terutama oleh mereka para prajurit yang sedang berpatroli.“Kalian mencium sesuatu?” Tanya Tangfei pada yang lain.“Iya, ini bau bensin. Pastinya bukan cuma aku yang mencium ini dari tadi di sepanjang jalan.” Jelas Hongli.“Hati-hati saja jangan sampai ketahuan oleh para pasukan yang sedang berjaga,” kata Yuan.Mereka melanjutkan merayap menyusuri kegelapan di belakang bangunan distrik Qingchong. Makin lama bau bensin kian menyengat, namun hidup mereka semua perlahan bisa beradaptasi. Bau bensin ini sudah tidak mengganggu bagi hidung mereka lagi.Dalam jarak seratus meter lebih, balai kota tempat di mana anak dan istri milik Xueyi d

  • Kebangkitan Pendekar Utusan Surga   Eps 53 : Sambutan Untuk Kaisar Wuyan

    Pada keesokan harinya, sebuah rombongan prajurit Wuyan berjajar rapi di jalanan berbatu yang menuju ke Bing Qing. Matahari pagi memancarkan cahaya keemasan, menyinari kereta yang diangkut oleh dua kuda hitam berkilat. Kereta itu terlihat megah dengan ukiran-ukiran rumit pada kayunya dan hiasan bendera kebesaran Wuyan yang berkibar anggun di sepanjang jalan. Semua prajurit, mengenakan armor logam berwarna hijau yang mengkilap, meningkatkan kewaspadaan di atas kuda mereka, berbaris dengan disiplin menuju kerajaan dagang internasional. Ternyata, rumor mengenai Kaisar Wuyan hendak berkunjung ke Bing Qing bukanlah isapan jempol belaka. Kereta yang diangkut oleh dua kuda berwarna hitam pekat itu bergerak dengan tenang, roda kereta yang terbuat dari kayu kokoh berderak lembut di atas jalan yang ditutupi lapisan debu halus. Di dalam kereta, sosok yang sangat penting sedang berada, menambah aura misterius pada perjalanan tersebut.Yuan dan kawan-kawan sedang bersembunyi di dalam hutan jauh d

  • Kebangkitan Pendekar Utusan Surga   Eps 52 : Tawaran Berdarah Jenderal Zhao

    Yuan coba membaca surat yang ada di tangan pamannya. Bunyinya:“Jika kau mau anak dan istrimu selamat, temui kami di balai kota distrik Qingchong. Bawa tiga orang terbaik bersamamu. Kami akan menyambut kalian.Tertanda: Xu Yanzhi.”Semua orang sepakat siapa yang harus pergi ke tempat itu malam ini. Xueyi, Yuan dan Hongli.Ketiganya tanpa pikir panjang berlari menuju tempat yang dijanjikan dalam gelap malam. Sementara Tangfei dan yang lainnya mengawasi dari kejauhan.Begitu tiba, empat prajurit sudah menunggu di pintu masuk.. Xueyi langsung disambut oleh Xu Yanzhi.“Selamat datang, wahai samurai dan kawan-kawan. Akhirnya kau datang.”“Dimana anak dan istriku?”Pria berpakaian emas itu menggeser diri dari pintu, memperlihatkan pemandangan mengerikan di dalam ruangan Lian dan dua anaknya sedang diikat pada sebuah tiang. Mulut mereka disumpal dengan kain yang membuat mereka tak bisa berbicara.Teriakan mereka tak terdengar, tapi ekspresi mereka menunjukkan ketakutan.Xueyi mengerang pelan

  • Kebangkitan Pendekar Utusan Surga   Eps 51 : Emas dan Rahasia

    Yuan bergerak dengan hati-hati, matanya meneliti setiap sudut lemari di ruangan. Dia hampir saja mengambil lencana terakhir ketika sebuah bayangan di cermin menarik perhatiannya. Sosok Guozhi, tampak jelas berdiri di tengah pesta bersama beberapa rekannya.“Guozhi!” bisik Yuan, matanya membesar. “Lihat, itu Guozhi!”Dia memberi isyarat pada Hongli, yang tengah tenggelam dalam kegembiraan pesta, dikelilingi oleh tiga wanita cantik dengan minuman di tangan. Hongli tampak tersenyum kikuk, pikirannya melayang jauh dari situasi sekitar.“Sial, pria ini terlalu mabuk untuk sadar!” pikir Yuan, cemas.Guozhi, yang sedang mengambil minuman, mengamati pria besar di sofa dengan tatapan tajam. “Rasanya aku kenal kau….”Hongli tersenyum lebar, masih setengah teler. “Ah, aku dikenal banyak orang. Menjadi selebriti sepertiku memang melelahkan, hahaha!”Guozhi tertawa ringan, “Hahaha, aku paham rasanya. Aku juga sering merasa tak nyaman dikenali di sini.”Yuan mengamati dari jauh dengan penuh kekhawa

  • Kebangkitan Pendekar Utusan Surga   Eps 50 : Pencurian di Kota yang Hancur

    Yuan memperhatikan pamannya berdiri di depan pintu dalam keadaan yang tak bisa ditebak. Mukanya nyaris tak berekspresi sama sekali, namun senar yang keluar dari tubuhnya menggeliat penuh kemarahan. Penuh dendam. Penuh ambisi. Dan setitik rasa sedih. Hanya Yuan dengan mata ajaibnya yang bisa melihat apa yang dirasakan oleh Xueyi.“Kau tidak apa-apa, Paman?” Yuan bertanya sambil menepuk pundaknya dari belakang.“Yeah, aku baik-baik saja,” jawab Xueyi dengan senyum terpaksa yang sulit disembunyikan.“Berapa banyak sisa uang yang kau punya sekarang?”“Tidak banyak. Mungkin hanya cukup untuk satu atau dua hari ke depan.”“Baiklah, karena kita nampaknya tak ada lagi yang bisa dilakukan di Bing Qing, ada yang mau pergi ke Wuyan?”“Apa yang akan kita lakukan di sana?” tanya Hongli,“Banyak hal. Kita bisa mengecek bagaimana perkembangan situasi di sana. Dan juga, merampas beberapa koin emas dari prajurit di sana.”Xueyi nampak setuju dengan rencana itu. Tangfei, Zhenwu, Dwei, dan Xiao juga ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status