Pasangan Berbeda

Pasangan Berbeda

Oleh:  HMW  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Di mana aku?" "Ah ya!" Di sini bukanlah duniaku. Entah bagaimana aku tiba di tempat dunia dewa, apakah penyebabnya hanya dari bermain paralayang? Sungguh mustahil jika kupikirkan. Seseorang telah mengurungku dan tiba-tiba memberikan jabatan sebagai dewi kebenaran. Di sini tempatnya para dewa dan manusia berbagi kehidupan. Namun anehnya dewa itu bagian dari kéntauros. Apa yang terjadi jika dia menyukaiku? Dan ingin memilikiku sepenuhnya. Dewa dari kéntauros itu memang tampan, namun sayangnya. Ku akui apakah aku dapat membalas perasaannya? Aku hanya seorang Ai (robot buatan) dan ingin menjadi manusia juga ingin pulang, namun di sini mereka lebih membutuhkanku. Apakah aku dapat tenang meninggalkan mereka? Aku takut. Seseorang sengaja ingin membunuhku. Apakah aku dapat bertahan dari konspirasi yang tak ku ketahui ini? Dewa pangeran yang membenamkan perasaan padaku, tiba-tiba beralih ingin mencelakaiku? Hahaha... apakah ia berusaha melindungiku? Tolong jelaskan sesuatu padaku.... Liseminsy Art terimakasih atas bantuan covernya.

Lihat lebih banyak
Pasangan Berbeda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
20 Bab
1. Terlempar Di Dunia Antah Berantah
"Apa? Dewa? Manusia? Peri berbagi kehidupan? Apakah ini cerita dongeng dari Barat?" Tiba-tiba saja tanganku menutup mulutku. Hal di luar dugaanku terjadi, bahkan aku juga tidak begitu yakin, namun setelah aku  mengalami beberapa kejadian menyakitkan. Aku benar yakin kalau ini sungguhan! mungkin terdengar seperti lelucon misteri, tetapi yang ku jalani penuh penderitaan. Di sana, mereka terpampang jelas dan nyata beberapa  pria tampan berbadan setengah kuda, dan bersinar, mereka dewa berwujud peri, kuda bahkan manusia utuh mungkin juga ada iblis yang  baik.  Kali ini di sekelilingku terdapat pilar berbentuk binatang yang mengelilingi  patung. Interior di sini berbentuk persegi panjang dan singgsana raja paling tinggi diwarnai keemasan, beserta aksara Han nya yang bertuliskan 'Anak Yu Huang' sang pemilik istana Ling Xiao Bao Dian, ternyata anak seorang kaisar langit ke-33. Saat pertama kali melihatnya, aku terkesima karena ada banya
Baca selengkapnya
2. Pertemuan dengan dia si Tampan
  Sejam telah berlalu dan mereka telah membawaku saat aku sedang pingsan.  Pertama kalinya aku  terbangun di tempat gelap, tepat di dalam jeruji besi.  Kedua tanganku telah dirantai, dan tubuhku diikat di tiang kayu. Ini mirip seperti disalib karena melakukan dosa besar namun aku tidak berbuat kejahatan. Klek!klek! aku menggerakan rantai di kedua tanganku, kemudian seorang hakim memandangiku, dan pelayannya menyiramku dengan  seember air.   "Akkh mataku perih! menyebalkan bisa pakai cara halus tidak?" Aku melotot saat melihat mereka. Air itu masih hangat dan mengenai mataku. Pelayan dan bawahan hakim itu membawa kayu pemukul dan satunya lagi sedang memanaskan cetakan di atas bara api. Apalagi yang dia perbuat selain akan menyiksaku dengan cetakan panas itu, di wajahku atau dibagian tubuh yang lain. Empat orang lawan satu. Sangat tidak adil.   Salah satunya mulai berb
Baca selengkapnya
3. Kembali Ke 8 Tahun Yang Lalu
Delapan tahun yang lalu, aku dinyatakan koma oleh tim medis karena terjatuh dari pohon saat menyelamatkan kucing bewarna emas. Itu sangatlah menyeramkan dan mencekam bahkan ayah dan kakakku terkena panik berjamaah dan segera melakukan medis darurat. Suara denyut nadi dari layar komputer perlahan-lahan melambat. Ayah memarahi rekan kerjanya karena saking frustrasinya, tiba-tiba Alex datang ke ruanganku dan berbicara omong kosong.  Brak! Suster dan ayah terkejut bukan main karena Alex menendang pintunya, bukannya panik wajah tengil kakakku itu membuat ayahku ingin memukulnya. Bagaimanapun kecelakaan itu hampir memecahkan jantungku. Wajar saja semua orang panik dan menginginkan ketenangan dari sambutan atau solusi darinya namun dengan santainya ia berjalan  sambil tersenyum lebar seakan ini masalah kecil.
Baca selengkapnya
4. Terbuang
  Kau tahu? sebenarnya tidak ada orang yang ingin mendapatkan posisi ini. Aku tak bisa mengelak lagi, setelah aku terselamatkan dari penjara berbahaya itu kini aku masuk kandang harimau. Aku tidak bilang karakter pangeran di sini jahat karena ia sukarela memberiku hanfu , makanan dan tempat istirahat gratis dan tentunya dengan sebuah perjanjian. Sebagai penilaiannya- aku bilang ia orang baik. Di sana pangeran telah duduk disinggasana, upacara di balairung telah mulai sejak tadi. Ia mendeklarasikanku di depan semua menteri. Kulihat mata mereka terlihat bingung, cemas, dan takut hingga akhirnya suara berat itu mematahkan lamunanku. Ia memberi hormat seperti biasanya lalu bangkit berbicara dengan Yang Mulia Pangeran.   "Turunkan perintahmu Yang Mulia," pejabat dewa berseru dan disambut dengan perdana menteri Han. "Jika benar dia adalah dewi kebenaran maka ia seharusnya dikurung dan diadili." Pangeran tak setuju dan men
Baca selengkapnya
4.1 Terbuang
ROY KU HARAP KAU SEMBUNYIKAN DIA SAMPAI WAKTUNYA KEMBALI NORMAL. JANGAN PERNAH KEMBALI KE ISTANA SAMPAI AKU MEMBERITAHUMU. YANG MULIA SEMOGA ANDA SELAMAT.   "R-o-y, hati-hati."    "Yang Mulia pangeran sadarlah, kami tidak berniat melakukan ini!" Prajurit istana menekan tombak mereka  di tengah pedangnya yang menyilang.   "Kalian mulai melawanku? Bahkan ibuku juga?" Kata pangeran lantang. Sang ibunda ratu yang menepi terlihat kesal dan maju ke tengah mereka untuk menghentikan peperangan.   "Cukup!" Serangan terhenti karena suara wanita paruh baya itu. Dia mulai menampar wajah pangeran sampai suara terdengar keras dan orang di sana juga ikut takut serta cemas dengannya.   "Apa yang kau lakukan? Melindunginya? Kau pikir kau siapa? Kau tidak pernah memikirkan posisimu dan ibumu? Pangeran--"
Baca selengkapnya
5. Misteri Hati
Aku terlalu lama menatap api unggun apalagi tidak ada pembicaraan lanjutan. Roy bahkan lebih sibuk menggosok kayu daripada mengajakku mengobrol lebih lanjut, jari-jarinya bahkan sangat cepat demi menciptakan api. Lambat laun udara di malam ini lebih dingin daripada sebelumnya mungkin efek dari cahaya api yang meredup, itu sebabnya panas semakin menghilang di dekatku. Aku masih memperhatikan tangannya yang berusaha keras menciptakan api. Jika saja pemantik api selalu dikantongku, saat ini juga aku merupakan orang yang paling beruntung karena selalu membawanya, bagaimanapun situasi segenting ini pemantik sangat dibutuhkan setelah ponsel daripada mengharapkan keajaiban dari tangan nya. Ku harap aku tidak mati kedinginan.   Hosh!!! Aku tak kuat dengan kedinginan dan kutepuk-tepuk wajahku berkali-kali sambil menggulung diri sendiri alhasil buntalan acak dari baju Roy telah membentukku seperti kepompong. Roy mendengar suara keributan dari bajuku. Ia m
Baca selengkapnya
6. Pergi Mengikuti Roy
Setelah perjalanan tak tahu arah aku memanggil namanya. "Roy?" Saat tertentu ia tak menjawabku namun  tak membuatku kehabisan akal lalu  kutarik ekornya, dan tiba-tiba  ia pun menjadi berwajah ketus, kali ini apakah ia akan marah? Tanganku bergetar tak karuan khawatir jika dewa setengah kuda ini menjadi tidak terkontrol karena merasa diusik olehku, meskipun ia adalah dewa namun sifat hewan nya pasti tersembunyi di dalamnya, Ia tiba-tiba berhenti setelah berlari kencang mendadak kami berdua terdorong ke depan dan  kamipun berusaha berpengangan di punggungnya. Entah ada apa dengannya, terlihat ketus dan sering ngerem mendadak.     "Kakak ada apa? Kenapa tiba-tiba berhenti?" pertanyaan itu mewakili jalan pikiranku. "Kita  sepertinya salah arah." Kata Roy. Aku berkedip-kedip memahami maknanya lalu menyahut percakapan mereka.     "Salah arah?
Baca selengkapnya
7. Ingatan Roy
Wanita itu memberikan ku pakaian dan membagi menjadi dua kamar, anak kecil tidur bersamaku karena kami sama-sama perempuan sedangkan Roy menempati kamar di sisi kiri wanita baya itu. Ia menempati kamar bekas suaminya, setelah bermenit membicarakan rupa siluman dan perjanjian mereka aku memahami masalahnya. Siluman itu menagih janji pengiriman perempuan untuk diperistrikan namun di sini perempuan cantik yang sehat sudah tak ada lagi.   Aku tahu bagaimana ketakutan mereka saat ini jika siluman itu tiba-tiba mendatangkan angin besar atau tsunami karena mengingkari janji , tetapi alasan mereka tak buat aku percaya sepenuhnya karena tak ada detail yang diceritakan oleh mereka tentang  perjanjian itu. Di sini lagi-lagi aku mengambil kesempatan menguliknya.  "Oh iya Bi boleh tanya sesuatu? Sejak tadi aku penasaran apakah ini?  tidak melanggar privasi?"   "Jangan sungkan nona tanyakan saja!" Ia meletakkan be
Baca selengkapnya
7.1 Ingatan Roy
"Tuan. Roy tetapi dia belum menanda tangani gulungan itu."  "Berikan gulungan itu biarkan dia menandatangani di ruangan pangeran. Supaya dia tahu rasanya." Firasatku seperti tidak enak saat si Roy ini membicarakan pangeran tersebut. "Eh, apakah pangeran itu akan memakanku?" Aku berbisik kepada kasim yang berada dibelakangku ketika Roy sibuk mengikat dan menarik pergelangan tanganku layaknya tahanan.  Si kasim pun menggeleng-geleng dan aku pun terkejut karena Roy langsung mengetuk dahiku. "Omong kosong macam apa yang kau katakan. Pangeran adalah orang yang bijaksana dan baik hati. Sekarang ikuti aku dan pergi ke ruangannya." "Galak sekali,"aku mengelus keningku dan tak selang berapa menit kemudian  ia telah membawaku ke dalam ruangan misterius sendirian. Ia juga meninggalkanku bersama gulungan kayu. Di sana ada lelaki tampan duduk tanpa menghiraukanku. Aku melihat sekeliling kamarnya sambil me
Baca selengkapnya
7.2 Ingatan Roy
Roy berlutut hormat kepada pangeran, "Yang Mulia para pengawal sudah memperketat kamar Dewi," dan saat itu pangeran sedang mengamati kalung emas ditangannya. "Pangeran apakah dewi tidak akan curiga kepadamu karena Anda begitu mengenalnya?"   "Justru aku ingin dia mengenaliku, namun aku tidak melihat memori itu, sepertinya ia telah melupakanku." Ia menggenggam kalung tersebut dengan wajah merenung.   "Pangeran Anda  tidak berencana memberitahunya?"   "Bahkan jika aku mengaku orang yang  berkali-kali bertemu dan menemaninya di dunia, ia tak akan percaya. Aku hanya menambah sakit kepalanya, lebih baik aku melindunginya dan memberikannya gelar dewi supaya dekat denganku. Beruntung Maha  Agung mempertemukanku dengannya di sini. Kebetulan sekali ia membawa paralayang, dan pasti ratu dan pengikutnya sudah tahu itu. Ia pasti mencoba melakukan sesuatu. Mereka pasti akan menya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status