Share

Bab 6

Penulis: Pein
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-13 16:05:57

Vincen hanya bisa menggertakkan gigi selagi menatap Noel dalam diam. Kegigihan pria paruh baya itu dalam membela sang kakek membuat hati Vincen tergerak.

Hanya orang hebat yang bisa membuat bawahannya rela merendahkan dirinya sampai seperti ini.

Namun, apa hal itu bisa dalam sekejap menghapus dendam yang selama ini menumpuk dalam hati Vincen?

Terdiam untuk waktu yang cukup lama, akhirnya Vincen angkat bicara, "Berapa lama lagi waktu yang dia punya?”

Mendengar pertanyaan itu, Noel menjawab, “Tidak sampai satu tahun ….”

Ekspresi Vincen berubah pahit. “Aku mengerti.”

Kalimat itu membuat Noel mengangkat pandangannya dan menatap Vincen penuh harap. "Apa itu berarti Tuan Muda setuju untuk kembali!?”

“Tidak,” jawab Vincen membuat Noel menautkan alis, bingung. Pria itu kemudian memegang pundak Noel, mengisyaratkan dirinya agar berdiri. "Akan tetapi … aku tertarik untuk mengenali bisnis keluarga Clark dengan lebih dalam."

Mendengar ucapan Vincen, mata Noel langsung bersinar. Sifat Vincen begitu mirip dengan Pak Tua Clark saat muda, membuatnya paham kalau sebenarnya Vincen sudah mulai menerima keluarga Clark!

“Aku mengerti, Tuan Muda!” ucap Noel, bersiap untuk pergi agar tidak lagi mengganggu tuan

mudanya. Namun, kemudian dia tampak bingung. "Akan tetapi … Tuan muda, jika Anda tidak pulang ... Anda akan tinggal di mana?" tanya Noel dengan penasaran.

Senyum muncul di wajah Vincen, matanya melirik Noel sejenak sebelum akhirnya dia mengeluarkan sebuah kunci, kunci apartemen yang diberikan si wanita asing.

“Seseorang yang sepertinya kukenal di masa lalu memberikanku bantuan, jadi aku akan dengan senang hati menerimanya.”

Noel yang melihat nomor di kunci apartemen Vincen langsung terbelalak. Itu jelas kamar apartemen milik Nona Veronica Sanchez!

Bagaimana bisa tuan muda bisa memiliki hubungan dengan wanita sepenting itu!?

Namun, tidak ingin ikut campur terlalu jauh, Noel hanya membungkuk dan berkata, “saya mengerti, Tuan Muda.” Dia menegapkan tubuh. “Demikian, mulai besok saya akan menyiapkan segalanya," ujar Noel dengan mantap.

Vincen tersenyum, menepuk pelan bahu Noel, lalu melangkah ke apartemen Veronica tanpa ragu.

Sembari memerhatikan kepergian Vincen, Noel langsung masuk ke dalam mobil yang telah menunggunya dan menghubungi seseorang dengan senyum cerah di bibirnya. “Sebastian, kabarkan pada Tuan Besar bahwa Tuan Muda sudah setuju!”

***

Di kediaman keluarga Clark berada, terlihat Sebastian menghampiri Pak Tua Clark dengan tergesa-gesa.

"Tuan besar, ada kabar baik. Tuan Muda besok akan berangkat ke perusahaan!" serunya bersemangat.

“Kamu bilang apa?!” tanyanya, tampak Pak Tua Clark memasang wajah bersinar saat mendengar berita dari Sebastian, salah satu bawahan setianya selain Noel.

“Vincen bersedia mengenal perusahaan?” ulang Pak Tua Clark dengan senyum lebar. “Ha ha! Ini kabar bagus!”

Sebastian tersenyum. Dia baru saja mengabarkan berita dari Noel kepada Pak Tua Clark, tepat ketika Veronica baru saja pulang.

Sebastian menghela napas, bersyukur dirinya dan Noel nekat melawan perintah Pak Tua Clark untuk tidak membocorkan kebenarannya dari Vincen. Sudah sekian lama semenjak Pak Tua Clark terlihat begitu bahagia.

“Apa yang kamu tunggu, Sebastian!? Cepat siapkan apa yang dia mau, adakan rapat darurat. Aku ingin melihat apa yang bisa dia lakukan dan sejauh mana dia bisa melangkah ke depan!" seru Pak Tua Clark dengan semangat.

Walau masih cukup kesal Vincen tidak kembali ke kediaman, tapi Pak Tua Clark senang juga melihat cucunya bersedia mengenal bisnis keluarga Clark. Ini adalah langkah pertama yang sempurna, dan Pak Tua Clark yakin di kemudian hari Vincen akan sepenuhnya menerima jati dirinya.

Dengan segera, Sebastian menghubungi sekretaris Pak Tua Clark untuk mempersiapkan penyambutan Vincen di Central Clark Capital esok hari – perusahaan induk yang menjadi kebanggaan keluarga Clark.

Sementara itu, seakan bisa merasakan ada yang membicarakan dirinya, Vincen yang telah masuk ke apartemen milik Veronica merasa telinganya panas.

‘Ada yang membicarakan ku …’ batinnya. ‘Mungkin pria tua itu sudah menerima kabar …’ tebak Vincen sembari mendengus tipis.

Melihat sekeliling, apartemen yang disediakan oleh Veronica ini termasuk sangat bagus. Nyaman dan cukup untuk satu orang seperti Vincen.

Menurunkan tas di bahunya ke atas meja, tanpa sengaja foto pernikahan Lidia dengannya jatuh ke lantai. Hal tersebut membuat ekspresi Vincen berubah pahit.

Vincen meraih foto tersebut, lalu duduk di tepi ranjang seraya memandangnya kecewa.

"Aku kira kau wanita yang berbeda, tapi ternyata aku salah ...," ucapnya sambil menghela nafas. Ada rasa menyesal di nadanya, "Berkatmu aku sadar, cinta hanya akan membuatku bodoh."

Foto pernikahan itu dilemparkan begitu saja ke pojok ruangan. Kesedihan mengiris hatinya, namun Vincen tahu dirinya tak boleh larut dalam duka.

Kakeknya pernah mengingatkannya, hidup di jaman sekarang tanpa kemampuan finansial hanya akan membuatnya terluka.

Dan pria itu benar.

Mata Vincen terbuka, memancarkan kilat berbahaya dan aura dominan yang kuat. Dengan tangan kuat, dan juga yang membara di hati, dia mengucap sebuah sumpah. "Lidia, kau akan melihat siapa diriku yang sebenarnya!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan Pewaris Tertindas    Bab 170

    Vincen berdiri di depan jendela besar rumahnya, pandangannya kosong melintasi langit malam yang penuh bintang. Tangan kanannya yang menggenggam telepon genggam sedikit gemetar. Wajahnya yang tadinya tegang dan pucat perlahan mulai menunjukkan raut lega saat mendengar berita tersebut dari ujung telepon. "Apa benar-benar semua telah dikalahkan, Master?" suaranya terdengar serak, mencari kepastian."Iya, Tuan Clark. Semua sudah beres. Tidak perlu khawatir lagi," jawab suara di seberang sana, tegas dan menenangkan.Seketika, otot-otot yang tegang di leher Vincen melunak. Dia menutup matanya, menghela napas panjang dan mengusap muka dengan kedua tangannya. Pria itu kemudian berjalan pelan menuju sofa, duduk dengan letih. Rasa cemas yang selama ini menderanya perlahan menguap, digantikan oleh rasa syukur yang dalam.Vincen menatap ke atas, mengucap syukur dalam hati. Kepalanya yang tadinya dipenuhi oleh ketakutan dan kecemasan tentang apa yang mungkin terjadi pada orang-orang di sekitarnya

  • Kebangkitan Pewaris Tertindas    Bab 169

    Dentuman keras menggema, membuat tanah di bawah mereka bergetar dan debu mengepul tinggi ke udara. Saat kekuatan mereka berdua saling beradu satu sama lainTubuh Harley bergetar karena kekuatan yang baru saja dia lepaskan. Matanya menyala tajam, energi spiritualnya mengalir seperti sungai yang deras. Di depannya, Lizzy dengan cekatan menahan serangannya dengan pedang yang ia oegang, menciptakan gelombang energi yang bertabrakan dengan pukulan Harley.Asap perlahan mulai menghilang, Lizzy berdiri tegak, pedangnya masih terjulur ke depan, tapi nafasnya terengah-engah menandakan usaha yang ia keluarkan.Harley, di sisi lain, masih terpaku di posisinya, matanya terpaku pada sosok Lizzy yang ternyata mampu menahan serangannya. Ada rasa kagum yang bercampur dengan kegigihan dalam dirinya, mengetahui bahwa pertarungan ini akan lebih sulit dari yang dia bayangkan.Dengan gerakan yang begitu cepat, Harley dan Lizzy saling menyerang dengan serangan dahsyat yang bertenaga. Benturan energi spirit

  • Kebangkitan Pewaris Tertindas    Bab 168

    Harley melihat ke sekitar arena pertarungan. Setelah mengalahkan lawannya, matanya mencari sosok Solomon yang terlihat berada dalam kesulitan. Dengan langkah cepat dan pasti, Harley melompat melewati pohon dan bebatuan yang ada dibawahnya, bergegas menuju Solomon yang tampak kewalahan.Solomon, dengan tubuhnya yang sudah renta, berusaha menangkis serangan dengan teknik pernapasan Alam. Wajahnya terlihat pucat dan keringat membanjiri dahi, menunjukkan betapa dia berjuang untuk bertahan. Harley, dengan mata yang tajam dan gerakan cepat, langsung menghampiri, mengayunkan pukulan kuat ke arah sosok lawan Solomon. membuatnya sosok tersebut terhempas jauh ke belakang."Anda tidak apa-apa?!" teriak Harley bertanya sambil berdiri didepan pria tua itu. Solomon, dengan napas yang tersengal, hanya bisa mengangguk pelan dan mencoba untuk tetap berdiri.Sosok yang terhempas barusan, terlihat terbang kembali ke arah Harley, melakukan serangan cepat.Namun, Harley dengan gerakan lincah, melindungi

  • Kebangkitan Pewaris Tertindas    Bab 167

    Lotar segera waspada saat menatap sosok yang membangkitkan energi spiritual Iblis. Dia tahu betul bahwa pengguna energi spiritual kegelapan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.Menarik napas dalam-dalam, Lotar memutuskan untuk tidak menahan kekuatan lagi. Dia melepaskan seluruh energi spiritualnya yang mendalam dan kuat."Hahaha... bagus, gunakan semua kekuatanmu, pak tua!" seru pengguna energi spiritual kegelapan dengan nada mengejek, sambil melayang di udara bak sosok yang menguasai langit.Swuz!Tak ada yang menduga, Lotar tiba-tiba menghilang dari tempatnya. Hanya terdengar ledakan dahsyat saat dia melompat ke atas dengan kecepatan luar biasa.Sosok pengguna energi spiritual kegelapan tersenyum mengejek, seolah sudah tahu akan serangan Lotar. Dia dengan mudah menahan serangan pukulan dahsyat dari Lotar, tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga.Duak!Gelombang angin menerjang sekitar mereka akibat benturan pukulan Lotar yang ditahan oleh sosok pengguna energi kegelapan dengan s

  • Kebangkitan Pewaris Tertindas    Bab 166

    Harley berdiri dengan tegap, tatapan matanya terkunci pada sosok yang dengan tenang menahan serangannya.Tanah di bawah kaki mereka terbelah, membentuk jurang kecil, dan debu berterbangan mengelilingi area pertarungan mereka. Sosok tersebut, dengan ekspresi yang tidak terbaca, membetulkan posisi kakinya, menyiapkan diri untuk serangan berikutnya.Harley, dengan kecepatan kilat, melancarkan pukulan lain, namun Sosok itu hanya mengangkat tangan kanannya dan dengan mudahnya mengalihkan serangan tersebut. Gerakan Sosok itu begitu tenang dan terkendali, seolah-olah dia sedang berada dalam latihan rutin bukan dalam pertarungan sengit.Harley merasakan emosi yang mulai membuncah di dalam dadanya, dia tidak pernah bertemu lawan yang seakan meremehkannya seperti itu. Setiap serangan yang dia lancarkannya hanya seperti angin lalu bagi Sosoj tersebut.Kemarahan dan kekaguman bercampur dalam pandangannya, namun dia tidak akan menyerah. Dengan rahang yang mengeras, Harley mengumpulkan seluruh kek

  • Kebangkitan Pewaris Tertindas    Bab 165

    Langit malam yang gelap berpadu dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin kencang, menciptakan suasana yang mencekam di tengah pepohonan yang rimbun. Di kejauhan, cahaya obor dari para pemuja Iblis menerangi area sekeliling mereka, membentuk lingkaran yang terang benderang. Sementara itu, dari balik kegelapan, Lotar, Harley, Face, Solomon dan bawahannya bersembunyi di balik pepohonan besar, mata mereka fokus memantau setiap gerakan pemuja Iblis. Wajah mereka tegang, penuh konsentrasi, tangan mereka memegang senjata yang siap digunakan.Lotar, memberi isyarat untuk mendekat. Dia berbisik, "Sekarang atau tidak sama sekali." Mereka mengangguk, mengerti akan tugas yang harus dilakukan. Perlahan, mereka bergerak keluar dari persembunyian, mengatur langkah agar tidak mengundang perhatian.Solomon, dengan pisau panjang di tangannya, memimpin langkah. Harley dan Face mengikuti di belakang, sementara Lotar bergerak melingkar, mencari sudut yang lebih baik untuk menyerang. Mereka mendekat,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status