Beranda / Urban / Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal / Bab 5 - Rahasia Yang Tersembunyi

Share

Bab 5 - Rahasia Yang Tersembunyi

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-12 10:48:33

Teriakan itu membuat semua mata langsung tertuju ke arah pintu masuk restoran. 

Di sana, berdiri seorang wanita cantik nan seksi yang berjalan cepat menghampiri mereka. Tubuhnya yang sempurna dibalut blazer ketat berwarna hitam dan rok pensil merah yang memperlihatkan lekuk indahnya. Rambut hitam panjangnya yang tergerai indah bergoyang mengikuti langkahnya yang anggun namun tegas, membuat para pria di sekitarnya tak bisa lepas dari sosoknya yang begitu memesona itu.

Klein menatap wanita tersebut dengan mata mengawasi. Dari gestur dan penampilannya yang menawan, jelas bahwa wanita itu memiliki jabatan tinggi di hotel tersebut.

"M-manajer Kim!" seru pelayan senior itu tergagap, wajahnya memucat, mengenali wanita itu.

Kim Eun-Ji atau yang lebih sering dipanggil sebagai Manajer Kim, merupakan manajer yang mengatur segala hal di restoran hotel Lionheart Palace. Dia adalah seorang wanita yang sangat dihormati akibat kemampuan dan sikap tegasnya, bahkan para eksekutif pria tidak ada yang berani menyinggungnya karena takut terkena masalah!

"Aku bertanya, apa yang kau lakukan pada tamu kita?" tanya Manajer Kim lagi dengan tatapan tajam kepada sang pelayan senior. Nada bicaranya begitu dingin dan menusuk, tapi tetap terdengar merdu.

Dengan tubuh bergetar, pelayan itu menjawab dengan terbata-bata, "S-saya hanya berusaha mengusir kedua pembuat onar ini, Manajer.”

"Pembuat onar?" Manajer Kim mengerutkan keningnya yang mulus, lalu menatap ke arah Klein. Seketika, matanya membulat cantik, kaget.

Melihat ekspresi terkejut Manajer Kim, Jack dan Lisa semakin yakin bahwa Klein akan diusir. Mereka pun saling berbisik, “Lihat saja, dia pasti akan segera diusir!”

“Seperti yang sepantasnya!” Lisa membalas bisikan kekasihnya.

Namun, hal yang kemudian terjadi membuat bukan hanya rombongan Rudy, tapi juga Chester beserta para pegawai dan tamu hotel terkejut!

"Maafkan kelancangan staf kami, Tuan!” Manajer Kim yang terkenal dengan reputasinya itu membungkuk dalam-dalam ke arah Klein. “Saya sangat menyesal atas ketidaknyamanan yang Anda alami," ucapnya dengan nada penuh penyesalan.

Jack dan Lisa ternganga, sementara Windy dan Rudy tampak kebingungan. Apa yang terjadi di sini!?

Klein hanya menghela napas, yakin kalau manajer ini telah menerima informasi dari Helda. Kalau tidak, mana mungkin sosok berkedudukan tinggi seperti ini akan membungkuk hormat pada seorang Klein Alexander yang tidak memiliki kedudukan apa pun?!

“Aku tidak apa-apa. Tegapkan tubuhmu,” ucap Klein pada akhirnya.

Mendengar itu, Manajer Kim cepat menegapkan tubuh dan berujar, "Terima kasih, Tuan. Perkenalkan, saya Kim Eun-Ji, manajer restoran di hotel ini.”

Sebelum Klein sempat menjawab, Jack menyela dengan nada sombong, "Nona manajer, kenapa jadi Anda yang meminta maaf?! Pria itu dan temannya jelas-jelas tidak pantas berada di sini. Lihat saja penampilan mereka! Harga seluruh pakaian mereka bahkan tidak sampai dua ratus ribu!"

Lisa mengangguk setuju. "Benar! Mereka pasti tidak mampu membayar makanan di sini. Sebaiknya mereka diusir sebelum membuat masalah!"

Manajer Kim menatap Jack dan Lisa dengan tatapan dingin yang membuat keduanya terdiam. "Saya rasa Anda berdua tidak mengerti posisi Anda di sini," ujarnya tegas. "Tuan ini," dia menunjuk ke arah Klein, "adalah tamu kehormatan kami. Beliau memiliki reservasi khusus yang diatur langsung oleh direktur hotel Lionheart Palace."

Pernyataan Manajer Kim membuat mata semua orang semakin membesar. Direktur hotel Lionheart!? Bagaimana mungkin orang sepenting itu berhubungan langsung dengan orang seperti Klein!?

Windy yang selama ini sudah berpacaran dengan Klein pun terkejut mendengar hal itu. Selama berhubungan dengan pria tersebut, Klein adalah orang yang sangat berhemat dan tidak memiliki kekayaan apa pun kecuali apartemen tempat tinggal yang dia sewa serta motor listrik butut peninggalan orang tuanya. Hanya untuk Windy barulah pria itu bersedia membelikan barang baru tanpa memedulikan harga.

Sekarang, Manajer Kim berkata kalau Klein memiliki hubungan dengan direktur Lionheart Palace? Windy sulit untuk percaya!

Melihat semua orang akhirnya bungkam, Manajer Kim pun lanjut bicara dengan Klein, "Tuan, silakan lewat sini untuk diantar oleh pelayan terbaik kami ke ruang VIP yang telah disiapkan. Terkait pesanan kelas premium Anda, semuanya sudah dihidangkan di ruang VIP.”

Rudy yang mendengar hal tersebut terkejut. Pelayan terbaik hotel? Pesanan kelas premium? Ruang VIP? Bahkan dengan menggunakan seluruh uang simpanannya saja, Rudy belum tentu bisa mendapatkan pelayanan-pelayanan khusus seperti itu! Hanya orang-orang terpilih saja yang bisa menikmatinya! Demikian, atas dasar apa orang seperti Klein bisa mendapatkannya!?

Menepis pandangan kaget semua orang, Klein dan Chester beranjak mengikuti pelayan yang telah ditugaskan oleh Manajer Kim. 

Di saat itu, Windy tiba-tiba maju dan memegang lengan Klein. "Sayang, bolehkah aku ikut?" tanyanya dengan nada manja.

Klein menatap Windy dengan dingin, membuat wanita itu tersentak. Manajer Kim yang melihat ketidaknyamanan Klein segera angkat bicara.

"Maaf, Nona. Tapi Tuan ini dan rekannya adalah tamu penting direktur kami. Saya khawatir Anda tidak termasuk dalam daftar tamu," ujar Nona Kim dengan tegas.

Windy terkejut dan menatap Klein dengan pandangan memohon. "Klein, katakan sesuatu!"

Klein hanya mengangkat bahu. "Maaf, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Ini kebijakan hotel," ujarnya datar sebelum berlalu bersama Chester, diantar oleh pelayan lain ke ruang VIP.

Melihat kepergian Klein, Windy merasa kesal dan frustasi. ‘Brengsek, beraninya si jelek itu mengabaikanku!’ gumamnya penuh amarah.

Rudy mengusap punggung Windy, mencoba menenangkannya. “Sudah sudah … lebih baik kita sekarang duduk dan memesan makanan lezat. Lupakan si jelek itu,” bisiknya.

Windy mengangguk dan bersikap manja setelah memastikan Klein tidak melihatnya.

Saat Rudy berniat untuk duduk bersama teman-temannya, Manajer Kim menghentikannya.

"Maaf, Tuan. Tapi keributan yang diciptakan oleh teman-teman Anda telah membuat tamu lain tidak nyaman. Saya harus meminta Anda untuk meninggalkan restoran ini," ujar Nona Kim dengan tegas.

Rudy mengerutkan dahinya menahan amarah. “Apa maksud Manajer Kim? Anda ingin mengusir saya, Rudy Lee dari tempat ini?! Apa Anda tahu akibatnya?!” 

Manajer Kim menatap dingin Rudy. “Lionheart Palace bukanlah tempat di mana Anda bisa menggunakan kedudukan Anda untuk menekan saya,” ucapnya. “Demikian, saya harap Anda semua segera keluar dari sini sebelum saya meminta petugas keamanan untuk ‘mengantar’ Anda keluar!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 167 - Epilog

    Di ruang pengantin wanita, Rina tampak cantik luar biasa dalam gaun putih yang dihiasi ribuan kristal kecil. Wajahnya berseri-seri, pancaran kebahagiaan terpancar jelas dari matanya. Musik orchestra mulai mengalun lembut saat Klein melangkah ke altar. Para tamu berdiri, menanti kedatangan pengantin wanita. Saat Rina muncul, dipimpin oleh ayahnya, seluruh hadirin terpesona oleh kecantikannya. Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat di bawah kanopi bunga mawar putih yang menaungi altar. Ratusan tamu undangan menahan napas saat Klein dan Rina berdiri berhadapan, tangan mereka saling menggenggam. Klein, meski wajahnya tetap tenang, menatap Rina dengan intensitas yang belum pernah dilihat siapapun sebelumnya. Matanya yang biasanya dingin kini menyiratkan kehangatan dan kasih sayang yang dalam. Rina, dengan mata berkaca-kaca, membalas tatapan Klein dengan senyum lembut. Pendeta memulai prosesi dengan suara yang jernih, "Klein Lionheart, bersediakah engkau menerima Rina Lee seb

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 166 - Menikah

    Satu hari telah berlalu sejak penyerangan keluarga Xie ke Paviliun Lionheart. Pagi itu, Klein berdiri di balkon kamarnya, matanya yang tajam memandang ke arah kota Riverdale yang mulai sibuk. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, namun ada kilatan tekad yang kuat di matanya.Paviliun Lionheart masih dalam proses perbaikan. Bekas-bekas pertempuran masih terlihat jelas di beberapa bagian bangunan dan halaman. Para pekerja sibuk mondar-mandir, memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan keluarga Xie.Klein mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia tidak perlu berbalik untuk tahu siapa yang datang."Bagaimana keadaanmu, Klein?" tanya Cornelius, berdiri di samping cucunya."Baik-baik saja, Kek," jawab Klein singkat, matanya tetap memandang ke kejauhan.Cornelius mengangguk. "Baguslah. Kau tahu, kita beruntung Kakek Buyutmu, Ryan datang tepat waktu. Jika tidak..."Klein hanya mengangguk pelan. Ia tahu betul bahwa tanpa campur tangan Ryan, mungkin mereka tidak akan selamat dari serangan

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 165 - Musnahnya Keluarga Xie

    "Apa yang terjadi?" tanya salah satu tetua, wajahnya pucat pasi.Belum sempat ada yang menjawab, sebuah portal dimensi terbuka di tengah halaman utama. Dari dalamnya, muncul sosok Ryan Pendragon dengan senyum lebar di wajahnya."Halo, keluarga Xie!" serunya riang. "Maaf mengganggu pesta kecil kalian. Tapi kurasa sudah waktunya kita bermain-main sedikit!"Para anggota keluarga Xie langsung bersiaga. Puluhan praktisi bela diri tingkat tinggi mengepung Ryan, siap menyerang.Ryan tertawa. "Oh, ayolah! Kalian pikir jumlah bisa mengalahkan kualitas? Baiklah, biar kutunjukkan pada kalian apa arti kekuatan sejati!"Dengan satu gerakan tangan, Ryan melepaskan gelombang energi Qi yang luar biasa kuat. Gelombang ini menghempaskan sebagi

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 164 - Terlalu Kuat

    Wajah Xie Wei memerah, campuran antara malu dan marah. "Omong kosong! Tidak mungkin kau lebih tua dariku! Aku tidak akan tertipu oleh kebohonganmu!""Tertipu?" Ryan mengangkat alisnya, senyum mengejek masih terpasang di wajahnya. "Oh, bocah tua. Kau benar-benar masih hijau dalam hal ini."Merasa terhina, Xie Wei tidak bisa menahan amarahnya lagi. "Cukup omong kosongmu! Akan kubuat kau menyesali kata-katamu!"Xie Wei melesat maju, tangannya diselimuti energi Qi putih kebiruan yang membentuk cakar harimau. Namun, sebelum serangannya mencapai Ryan, pria itu sudah menghilang dari pandangan.Tanpa peringatan, Ryan muncul di belakang Xie Wei, bergerak dengan kecepatan yang bahkan melampaui Xie Wei. Energi Qi merah keemasan menyelimuti tubuhnya, membentuk aura matahari yang menyilaukan."Terlalu lambat, bocah," ejek Ryan. "Biar kutunjukkan padamu apa itu kekuatan sejati. Teknik Matahari Surgawi: Sembilan Matahari Membakar Surga!"Xie Wei berusaha menangkis serangan itu, tapi kekuatan di bali

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 163 - Leluhur Lionheart

    Klein memulai serangan pertamanya dengan pukulan lurus yang diselimuti energi Qi merah keemasan. "Tinju Matahari Membara!" teriaknya, suaranya dipenuhi amarah yang tak terbendung. Pukulannya menciptakan gelombang panas yang menghantam pertahanan Xie Wei, udara di sekitar tinjunya berpendar bagai bara api.Xie Wei berhasil menangkis serangan ini, tapi ia terdorong beberapa langkah ke belakang, tangannya terasa terbakar. "Hoh, rupanya bocah Lionheart punya nyali juga," ejeknya, senyum kejam tersungging di bibirnya.Tak memberi kesempatan Xie Wei untuk bernapas, Klein melanjutkan dengan tendangan berputar. Kakinya yang diselimuti energi Qi membentuk busur api, menciptakan jejak merah menyala di udara. "Tendangan Korona Matahari!" Serangan ini nyaris mengenai kepala Xie Wei, yang berhasil menghindar pada detik-detik terakhir, rambut di pelipisnya terbakar sedikit.Klein terus melancarkan kombinasi pukulan dan tendangan dalam ritme yang cepat dan tak terduga. Setiap serangannya dipenuhi a

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 162 - Kemarahan Klein

    Pertarungan sengit pun pecah. Xie Wei dan sosok tua itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, menciptakan gelombang kejut energi setiap kali serangan mereka beradu. Tanah retak, pohon-pohon tumbang, dan udara bergetar hebat akibat pertarungan dahsyat ini.Xie Wei mengerahkan seluruh kekuatannya, mengaktifkan jurus rahasia keluarga Xie. "Jurus Rahasia: Sembilan Roh Harimau Putih!" teriaknya.Seketika, udara di sekitar Xie Wei bergetar hebat. Energi Qi putih kebiruan meledak dari tubuhnya, membentuk sembilan sosok harimau putih raksasa yang mengelilinginya. Mata harimau-harimau itu berkilat ganas, taring dan cakar mereka tampak siap mencabik apa pun yang menghalangi.Sosok tua itu, meski powerful, tampak terkejut melihat jurus ini. "Jurus legendaris keluarga Xie," gumamnya. "Tak kusangka masih ada yang bisa menguasainya."Xie Wei tidak memberi kesempatan pada sosok tua itu untuk mempersiapkan diri. Dengan satu gerakan tangan, ia mengarahkan kesembilan harimau itu untuk menyerang. Har

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 161 - Sosok Tua

    Cahaya merah menyilaukan memancar dari kalung giok naga yang dikenakan Klein, menerangi area pertempuran dengan aura mistis. Raungan naga yang menggelegar seolah membelah langit malam, membuat semua pihak yang terlibat dalam pertarungan terdiam sejenak.Dari dalam kalung tersebut, muncul sosok semi-transparan seorang pria tua. Rambutnya yang panjang dan janggut putihnya bergerak pelan seolah tertiup angin yang tak kasat mata. Matanya yang tajam memindai area sekitar sebelum akhirnya terpaku pada Klein."Ah, jadi kau pemilik baru makam pedang ini," ujar sosok itu, suaranya berat dan dalam. "Kau mengingatkanku pada pemilik sebelumnya. Sama-sama keras kepala dan selalu terlihat tenang."Klein menatap sosok itu dengan ekspresi datar, meski ada kilatan kebingungan di matanya. ‘Makam Pedang? Apa maksudnya? Dan siapa dia sebenarnya?’Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi instingnya mengatakan bahwa sosok ini bukanlah ancaman baginya.Sosok tua itu mengalihkan pandangannya, mengama

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 160 - Pertarungan Sengit (II)

    Situasi pertarungan antara Klein dan Xie Hu semakin tidak menguntungkan bagi Klein. Meski ia berhasil menangkis sebagian besar serangan, beberapa pukulan Xie Hu berhasil menembus pertahanannya.Klein merasakan tulang rusuknya retak saat pukulan Xie Hu mengenai dadanya telak. Ia terhuyung ke belakang, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Namun, berkat kemampuan regenerasinya, luka-luka itu mulai pulih dengan cepat."Menarik," komentar Xie Hu, matanya menyipit melihat luka-luka Klein yang sembuh dengan cepat. "Kau punya kemampuan regenerasi yang luar biasa. Tapi itu tidak akan cukup untuk menyelamatkanmu."Klein tidak menjawab. Ia menggunakan jeda ini untuk mengatur napasnya dan memfokuskan Qi-nya. Matanya yang tajam memindai area di sekitarnya, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengubah situasi.Tiba-tiba, Klein mendengar suara jeritan familiar. Matanya melebar saat melihat Bella dan Ella ditangkap oleh dua orang penyerbu keluarga Xie."Kak Klein!" teriak Ella, air mata

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 159 - Pertarungan Sengit

    Klein bergerak dengan cepat, mengandalkan set tinju yang telah ia latih intensif. Setiap pukulannya diperkuat oleh Teknik Matahari Surgawi, menciptakan gelombang energi yang menghempaskan para penyerang."Kau jelas hanya seorang Master Bela Diri, tapi kau sanggup mengalahkan beberapa anggota keluarga Xie sekaligus, impresif…" Xie Hu berjalan maju sambil bertepuk tangan.Dia lalu memberi aba-aba pada anggota keluarga Xie lainnya untuk tidak menyerang Klein dan mencari target lainnya.“Nah, sekarang hanya tinggal kita berdua. Klein …" Xie Hu dengan santai menggerakkan telapak tangannya, mengundang Klein untuk maju. "Tunjukkan kemampuanmu."Tanpa membalas ucapan Xie Hu, Klein melesat maju, tinju kanannya berkilau dengan energi panas yang inte

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status