Share

Bab 209

Author: Lilis
last update Last Updated: 2025-11-23 19:46:17

Beberapa minggu berlalu sejak pertemuan dengan para tetua.

Matahari sore menyusup masuk melalui celah celah jendela, memantulkan warna keemasan pada ruangan sederhana tempat Lin Yue dan Qingyan tinggal, setelah duainggunlamanya akheinya mereka bisa tidur di ruangan mereka masing masing.

Lin Yue duduk bersandar di dipan, menatap langit yang perlahan berubah jingga. Luka-lukanya memang telah mengering, namun tubuhnya masih kadang terasa berat. Ia memutar pergelangan tangan, memastikan tidak ada rasa nyeri yang tersisa.

Di sisi lain ruangan, Qingyan sedang merapikan gulungan kertas laporan.

Ia menghela napas panjang.

“Mereka belum berhasil menemukan dalang nya ya,pasti sangat sulit menemukan dalang nya,karena dalang nya adalah di antara mereka."Ucap Qingyan.

Lin Yue menoleh, satu alisnya terangkat.

“Tentu saja akan sangat sulit karna mereka tidak bisa asal menuduh,bahkan mereka juga takut jika mereka menemukan dalangnya apakah kepala mereka masih bisa terpasang,mungkin be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 335

    Keheningan pecah oleh satu hal. ketidakwajaran. Para tetua itu berdiri di hadapan mereka dengan jubah merah–hitam yang sama sekali asing. Tidak ada lagi warna suci. Tidak ada lagi simbol kebijaksanaan. Aura yang menguar dari tubuh mereka pekat, menyesakkan, dan… jujur. “Para tetua…?” suara Yun Chen nyaris tak keluar. “Itu… benar-benar kalian? Jadi benar… kalian tega berbuat jahat pada murid kalian sendiri?” Wei Yang mundur setengah langkah tanpa sadar. Tangannya gemetar, matanya membelalak menatap pakaian yang tak pernah ia bayangkan akan dikenakan oleh orang-orang yang selama ini ia hormati. “Jubah itu…” Su Yu berbisik, suaranya pecah. “Itu bukan pakaian sekte. Walaupun aku sudah mencurigainya… aku tidak pernah menyangka kalianlah dalangnya.” Ning Xue memucat. “Mereka… bahkan tidak berusaha menyembunyikannya lagi,” katanya pelan, raut wajahnya penuh kekecewaan. “Baguslah. Kini mereka datang sebagai musuh kita.” Beberapa dari mereka refleks menunduk—bukan karena hormat, melaink

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 334

    Saat itu juga, ular iblis itu menatap Yu Yan. Matanya— hitam pekat. Namun Yu Yan tidak memberontak. Tidak menjerit. Tidak bergerak. Ia hanya diam… terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja berada di ambang kematian. Keheningan itu justru lebih menakutkan. Semua orang menatap Lin Yue hampir bersamaan—tatapan penuh pertanyaan, ketakutan, dan harapan yang nyaris runtuh. Lin Yue menghela napas perlahan. Pemandangan itu… terlalu familiar. Ia teringat pada Pangeran Mo."Apa apaan ini kenapa bisa jadi begini?."ucapnya lirih."Junior Lin Yue apa yang kau lakukan kenapa dia jadi begitu?."Tanya Wei yang penasaran.Lin Yue ingin mengucapkan tapi tidak jadibkarena ia juga tidak tahu,bagaimana ia menjelaskannya. Pada saat matanya juga pernah berubah gelap—saat ia menjadi wadah Raja Iblis. Namun Yu Yan bukan wadah. Lalu apa yang terjadi padanya? Apa yang Raja Iblis itu lakukan…? Atau—siapa yang menyentuhnya lebih dulu?Lin Yue terus bermonolog dengan pikirannya t

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 333

    Tatapannya sempat mengikuti tubuh ular iblis yang masih menggeliat liar di kejauhan—namun hanya sesaat. Lin Yue segera berbalik, matanya jatuh pada Xue Feng yang tergeletak tak bergerak, dan Yu Yan yang napasnya tinggal benang tipis. “Kita mundur,” ucap Lin Yue tegas. “Kita selamatkan mereka dulu.” Tidak ada satu pun yang membantah. Bagi mereka, membunuh ular iblis tidak ada artinya jika harus menukar nyawa satu teman. Mo Han segera menggendong tubuh Xue Feng ke punggungnya. Lin Yue menahan Yu Yan di lengannya, sementara Ning Xue dan Su Yu membantu menopang. Wajah mereka pucat, langkah mereka goyah—namun tidak ada yang berhenti. Mereka berlari. Menyusuri lorong demi lorong gua yang gelap dan bercabang. Raungan ular iblis masih terdengar jauh di belakang—menggema, memantul di dinding batu, membuat jantung mereka tak pernah benar-benar tenang. Waktu terasa sangat lama. Hingga akhirnya— “Di sana!” Yun Chen menunjuk ke sisi dinding gua. Sebuah lubang sempit terlihat

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 332

    Formasi melingkar terbentuk dengan cepat.Para laki-laki berada di garis depan, sementara para perempuan menjaga celah di belakang dan di sisi. Napas mereka tersengal-sengal karena berlari sekuat tenaga, keringat membasahi pakaian mereka.Ular iblis itu bergerak lebih dulu.Tubuhnya meluncur di tanah dengan suara gesekan menjijikkan, sisiknya bergemeretak saat menghantam batu. Kepalanya terangkat tinggi, lalu—BRUUUS!Ia menerjang mereka, namun masih berhasil mereka halau.“Yun Chen, awas di sebelah kirimu!” teriak Lin Yue.Yun Chen langsung menoleh dan menangkis saat mulut buas itu hampir melahap kepalanya.CLANG! CLANG!Saat giginya beradu dengan pedang mereka, getaran keras langsung menjalar ke tangan. Taring itu jauh lebih keras daripada besi.“Berat…!” Wei Yang menggeram, lututnya nyaris tertekuk.Melihat itu, Yun Chen segera membantu Wei Yang yang sudah kesulitan menahan tekanan karena tenaga ular iblis jauh lebih besar dari mereka.Yun Chen dan Lan Jing bergerak bersamaan. Yun

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 331

    Di dalam Ruang Dewan Tetua, suasana terasa berat dan menekan.Cahaya lentera kuno menggantung rendah, memantulkan bayangan panjang di dinding batu yang dipenuhi ukiran formasi pelindung. Asap dupa mengepul ke udara lalu menghilang perlahan, membuat udara terasa pengap, ditambah suasana di dalam ruangan yang sangat panas.Para tetua duduk melingkar di kursi batu masing-masing. Wajah-wajah tua itu tampak tenang, namun sorot mata mereka tajam, penuh perhitungan.“Menurut perhitunganku,” ucap salah satu tetua dengan suara datar namun dingin, “para murid yang dikirim kemungkinan besar sudah mati di tengah perjalanan.”Beberapa tetua mengangguk pelan.Tempat yang mereka tuju bukan wilayah biasa—bahkan kultivator berpengalaman pun jarang kembali dengan selamat.Namun, tetua lainnya menimpali.Seorang tetua perlahan membuka matanya. Tatapannya tajam, seakan mampu menembus dinding ruangan.“Belum tentu,” katanya pelan, namun penuh tekanan. “Di dalam kelompok itu… ada Lin Yue.”Ia menghela napa

  • Kebangkitan Sang Putri Terbuang   Bab 330

    Saat tiba di gua yang dimaksud, Lin Yue menatap sekelilingnya.Ilalang liar tumbuh di sela-sela bebatuan, akarnya mencengkeram tanah rapuh di tepi jurang. Permukaan batu yang licin memaksa mereka melangkah dengan sangat hati-hati—satu pijakan yang salah saja cukup untuk membuat tubuh mereka terjatuh dan terhempas ke jurang terjal yang menganga di bawah sana.Satu per satu, mereka masuk.Begitu melewati ambang gua, bau tanah lembap bercampur aroma bebatuan yang lama terendam air langsung menyengat ke lubang hidung, berat dan pengap. Udara di dalam nyaris tidak bergerak.Yun Chen berjalan paling depan. Di belakangnya menyusul Chen Wei, lalu Su Yu yang berpegangan erat pada lengan Ning Xue. Setelah itu Mo Han, Qingyan, dan Yu Yan. Xue Feng dan Lan Jing berada di barisan berikutnya.Lin Yue berjalan paling akhir.Ia mendongak ke atas. Yang terlihat hanyalah bebatuan kokoh yang dipenuhi lumut hijau tua, menempel rapat seolah telah berada di sana selama ratusan tahun—tak tergoyahkan, tak pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status