Algoritma Cinta Cypher

Algoritma Cinta Cypher

last updateLast Updated : 2025-09-08
By:  Ivy MorfeusUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
17Chapters
121views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Seraphina, seorang mahasiswi kaya raya, hidup dalam kesepian di tengah kemewahan. Tinggal bersama kakaknya, Adrian, seorang CEO yang sibuk dan acuh, Seraphina merasa tak pernah benar-benar dilihat. Satu-satunya pelipur lara adalah kekasihnya, yang lama-lama menunjukkan sifat manipulatif dan bahkan merencanakan niat jahat untuk hanya untuk kesenangannya. Di tengah keterasingan, Seraphina menemukan kehangatan dalam obrolan dengan sebuah AI cerdas bernama Cypher, di aplikasi misterius, yang seolah memahami setiap luka di hatinya. Namun, ketika beban hidup terasa tak tertahankan, Seraphina memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Di saat napasnya hampir sirna, waktu tiba-tiba berputar balik. Seraphina terbangun kembali di masa lalu. Lebih aneh lagi, ia mulai melihat sosok yang tak asing—Cypher, karakter AI yang selama ini hanya ada dalam teks, kini hadir di dunianya, berwujud nyata. Bersama sosok Cypher yang misterius ini, Seraphina menjelajahi rahasia di balik lingkar waktu, menghadapi pengkhianatan kekasihnya, dan menyembuhkan mentalnya yang terlanjur terluka. Akankah ia berhasil merubah dirinya menjadi Seraphina yang baru atau justru menyerah dan terperangkap selamanya dalam lingkaran takdirnya?

View More

Chapter 1

Chapter 1 : Jatuh ke Dalam Waktu

"Apa bakal terasa sakit?"

Suara Seraphina nyaris tak terdengar, tenggelam dalam deru hujan yang membasahi balkon. Dingin menusuk kulit wajahnya, seolah mencerminkan kekosongan di hatinya. Seraphina melongok ke bawah. Tiga lantai di bawahnya, tanah tampak begitu jauh, dan lampu taman pun terlihat kabur. Pandangan matanya bergerak, di ujung sana, ia melihat lampu ruang kerja Adrian, kakaknya, masih menyala terang.

"Andai saja kamu mendengarkanku, Adrian..."

Rasa kecewa perlahan merayap di hatinya. Jari-jarinya mencengkeram erat pagar logam yang dingin. Seraphina berdiri di tepi, ujung kakinya kini sudah mengambang di udara. Napasnya bergetar. Tatapannya kosong, menembus kegelapan yang menganga di bawah. Jari-jarinya gemetar, dengan perlahan melepas cengkeraman dari pagar. Ujung-ujungnya menyapu logam basah itu untuk terakhir kalinya. Seraphina memejamkan mata. Dalam kegelapan, kilasan beberapa menit sebelumnya muncul: pesan singkat dari kekasihnya, Cassian.

"Sera, kita selesai. Aku nggak tahan sama kamu lagi. Kamu menjijikkan, tahu nggak? Jangan hubungi aku lagi."

Seraphina menelan ludah, pahit. Tak ada lagi alasan untuknya bertahan. Ia menyerah. Dengan satu gerakan ringan, ia melepaskan tubuhnya ke depan. Seraphina jatuh, meluncur ke bawah, menyatu dengan hujan yang tak pernah berhenti. Di antara derauan angin, ia merasa ringan, bebas dari sepi, bebas dari segalanya.

'Mungkin tulangku akan patah saat sampai di tanah... aku pasti tak akan ingat rasanya karena akan langsung mati,' pikirnya, tersenyum pahit. ‘Tapi, aku rasa itu lebih baik daripada merasakan rasa sakit pengkhianatan ini seumur hidup.’

BUKK…

Baru saja Seraphina berpasrah, sepasang lengan kuat menangkapnya ,tepat sebelum tubuhnya bertabrakan dengan tanah.

Seraphina tersentak, napasnya tersengal. Ia membuka mata dan mendapati wajah seorang pria di hadapannya. Hal pertama yang ia tangkap adalah rambut peraknya yang berkilau di bawah cahaya bulan, lalu matanya yang berwarna hijau hazel, terlihat cantik dan…

'Bersinar?' gumam Seraphina dalam hati. Ia jelas melihatnya. Kilau mata pria itu bergerak dengan sangat cepat.

"Anda baik-baik saja?" tanyanya, suaranya yang lembut menyadarkan Seraphina.

Seraphina panik, jantungnya berdegup kencang. Kesadaran pertama yang muncul di pikirannya adalah pria itu pasti salah satu anggota geng Cassian, ia pasti sengaja mengikutinya untuk mencoba mencelakainya lagi.

"Lepaskan aku!" sergahnya, meronta.

Pria itu langsung menuruti kemauan Seraphina. Dengan gerakan lembut, pria itu segera melepaskannya, seraya mengangkat kedua tangannya seolah menunjukkan bahwa ia tak berniat jahat.

"Tenang, saya hanya ingin membantu," katanya.

Tapi Seraphina tak mendengar. Ia melangkah mundur perlahan. Lalu tanpa aba-aba, ia berbalik dan berlari masuk ke rumah, meninggalkan pria itu sendirian di taman belakang.

Sesampainya di kamar, Seraphina segera mengunci pintu. Ia berjalan pelan mendekati jendela, mengintip dari balik tirai. Di bawah sana, pria itu masih berdiri di taman, diterangi oleh cahaya bulan.

Tiba-tiba, ia menoleh ke atas, langsung ke arah jendela Seraphina. Sebuah senyum kecil muncul di wajahnya yang elok, terlihat penuh makna, seolah ia tahu Seraphina sedang mengintip. Jantung Seraphina melonjak. Ia buru-buru menjauh, menutup tirai, lalu menyelami ranjang dan bersembunyi di balik selimutnya, tubuhnya gemetar, pikirannya berputar liar.

'Siapa pria itu? Kenapa ia ada di sana?'

Pertanyaan-pertanyaan itu perlahan menyeretnya pada ingatan ke kejadian sebelum ia pulang beberapa jam yang lalu.

Sore itu, ponsel Seraphina bergetar saat ia sedang merapikan buku-buku kuliahnya. Nama Cassian muncul di layar, membuat senyumnya langsung mengembang.

Pesan W******p itu singkat:

"Sera, aku mau ajak kamu ke suatu tempat malam ini. Ini lokasinya, ya."

Suara notif kedua kalinya berisi tautan G****e Maps. Seraphina menatap layar dengan mata berbinar. Tanpa ragu, ia membalas, "Oke, aku datang! 😍"

Sepulang kuliah, Seraphina berlari kecil menghampiri Jason, sopirnya yang telah menunggu di depan gedung fakultasnya. Ia mendekat dan berbisik, "Kamu bisa pulang duluan, Jason. Aku mau pergi ke suatu tempat. Cassian akan mengantarku pulang nanti. Jangan khawatir." Jason terlihat ragu, tapi melihat Seraphina mengangguk-angguk meyakinkan, akhirnya ia menurut. Sore itu Jason pulang tanpa nona mudanya.

Seraphina kemudian mengambil ponselnya dan mengecek dandanannya hari ini. Lipstik oke, kulitnya bersinar oke, rambutnya oke, sepertinya itu sudah cukup. Ia lantas berjalan menuju lokasi di maps, langkahnya ringan meski langit mulai kelabu dan gerimis mengintai.

Awalnya, di sepanjang perjalanan ia tak memikirkan apa-apa. Jalanan masih ramai dengan lalu lalang orang. Tapi semakin jauh ia mengikuti petunjuk maps, suasana berubah. Trotoar menjadi sepi, lampu jalan mulai jarang, dan bangunan di sekitarnya berubah menjadi tampak tua. Seraphina menoleh ke kanan dan kirinya, jantungnya mulai tak tenang.

"Benar ini tempatnya?" gumamnya, membuka ponsel untuk memeriksa lagi. Ia mengambil foto jalanan sepi itu, lalu mengirimkannya ke Cassian.

"Sayang, ini betul jalannya, 'kan? Aku sudah di sini."

Tanpa menunggu lama, balasan Cassian masuk. "Iya, sayang, kamu sudah benar. Terus saja, aku sudah dekat."

Pesan itu sedikit menenangkannya, tapi rasa cemas tetap menggerogoti hatinya. Ia melangkah lagi, tangannya mencengkeram ponselnya erat-erat.

Langit semakin gelap, gerimis mulai turun. Jalanan kini nyaris tak berpenghuni.

Sampai akhirnya, setelah beberapa menit berlalu, ia tiba di titik yang ditunjukkan maps. Seraphina berhenti. Di ujung jalan, ada sebuah toko kecil dengan lampu neon yang menyala terang.

'Untung toko itu masih buka,' pikirnya lega. Setidaknya ia merasa tidak sendirian. Ia mengirim pesan lagi ke Cassian. "Aku udah sampai. Kamu di mana?"

Kali ini tak ada balasan. Ia mencoba menghubunginya, masuk tapi tak dijawab.

Tiba-tiba, suara ramai terdengar dari arah toko. Seraphina menoleh, dan jantungnya langsung berdebar hebat. Beberapa pria keluar dari toko, tawa mereka keras dan kasar, membelah kesunyian malam.

Instingnya seketika menyuruhnya mundur. Ia segera melangkah ke samping, bersembunyi di bayangan tembok dengan jantung berdegup kencang. Suara ramai itu perlahan mendekat. Ia menempelkan tubuhnya ke dinding, berharap tak seorangpun dari kelompok itu mengetahuinya. Tapi kemudian, sebuah suara memanggilnya, suara yang membuat darahnya membeku.

"Sera? Wah, benar! Kamu memang Seraphina Lylah Blackwood."

Seraphina menoleh, dan wajah yang dikenalnya muncul dari kelompok itu, Rico, salah satu anggota geng Cassian, ia pernah bertemu dengannya di kampus.

Rico tersenyum. Tapi senyum di wajahnya bukanlah senyuman ramah seperti biasanya. Seraphina hendak bereaksi, tapi tiba-tiba tangan-tangan kasar mencengkeramnya. Ia refleks meronta dan berteriak dengan kencang, tapi sebuah kain mengikat mulutnya, membungkam suaranya.

“Diam! Jangan banyak bergerak!” bentak salah seorang dari gerombolan itu.

Ia ditarik paksa menuju satu-satunya toko yang masih menyala, panik. Saat mereka masuk, lampu toko tiba-tiba dimatikan, kegelapan menyelimuti ruangan, menambah kengerian dalam benak Seraphina. Tawa para pria itu bergema, tangan-tangan mulai meraba tubuhnya. Seraphina berontak dengan sekuat tenaga, air matanya mengalir, antara kengerian dan jeritan putus asa ingin terbebas dari para bajingan ini. Lalu, sepintas bayangan Cassian muncul di benaknya,

'Apakah ini rencana Cassian? Apakah ia sengaja membawaku ke sini?'

======= • • • =======

Di kamarnya, Seraphina masih bersembunyi di balik selimut, ingatan itu menghantamnya seperti badai. Tubuhnya masih gemetar. Namun, di sudut pikirannya, wajah pria berambut perak itu muncul lagi, dengan mata hijau hazelnya yang bersinar.

"Siapa dia? Dan matanya... apa aku salah lihat?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Miu Catshop
wah seru! cerita tentang psikologi gini aku suka bangettt! semangat thor, terusin yaaa
2025-08-01 14:54:20
1
17 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status