Ratu Iblis Dan Suami Berdarah Dingin

Ratu Iblis Dan Suami Berdarah Dingin

last updateLast Updated : 2025-06-26
By:  QuennnzyUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Alura, seorang ratu iblis dari dunia bawah, dikirim ke dunia manusia untuk menyelesaikan ujian terakhirnya: hidup sebagai manusia biasa selama 100 hari. Untuk bertahan, ia menerima tawaran menjadi istri kedua kontrak dari pria kaya dan misterius bernama Arga. Tapi Arga bukan pria biasa—ia adalah pembunuh bayaran berhati dingin yang menyembunyikan masa lalunya dari semua orang, termasuk istri pertamanya. Alura mulai mencintai manusia itu, justru saat kekuatannya yang tersegel perlahan bangkit… dan serangkaian pembunuhan misterius terjadi di sekolah tempat ia menyamar sebagai siswi. Siapa musuh sebenarnya? Dan siapa yang harus ia selamatkan, dirinya, cinta, atau dunia?

View More

Chapter 1

Bab 1. Kontrak Neraka

Tangan Alura masih gemetar saat ia menatap tanda tangan yang menunggu untuk ia goreskan di sana. Pena hitam di tangannya terasa berat, seolah menampung seluruh beban dunia yang tiba-tiba jatuh di pundaknya.

Di seberang meja, Arga berdiri dengan sikap tenang dan wajahnya yang dingin itu seolah tidak pernah bergeser sedikit pun dari ekspresi tanpa emosi. Tatapan tajamnya tertuju pada Alura, menunggu keputusan yang akan mengikat hidup mereka berdua untuk selamanya.

“Ini bukan sekadar pernikahan,” kata Arga dengan suara rendah yang menggema di ruangan hening itu. “Ini sebuah perjanjian. Perjanjian yang menentukan nasib kita. Dan lebih dari itu, nasib dunia yang kita tinggali.”

Alura mengerjap, mengalihkan pandangannya ke jendela di baliknya. Hujan turun perlahan di luar, membasahi taman kecil yang dulu pernah menjadi tempat ia bermain masa kecil. Sekarang, dunia di luar sana tampak begitu jauh dan dingin.

Ia menghela napas panjang, berusaha menenangkan pikirannya yang kacau. Selama ini, Arga adalah pria yang dingin dan penuh rahasia. Tetapi kontrak di hadapannya itu, yang katanya adalah alasan mereka harus menikah, menjadi teka-teki yang lebih berat dari yang pernah ia bayangkan.

“Kalau aku tidak tanda tangani... apa yang akan terjadi?” suara Alura terdengar rapuh, hampir seperti bisikan.

Arga akhirnya duduk, meletakkan kedua tangannya di atas meja. Matanya menatap dalam ke arah Alura, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang tidak terucapkan lewat kata-kata.

“Kau tidak punya pilihan, Alura. Ini bukan soal kehendakmu lagi,” jawabnya pelan. “Kontrak ini mengikat kita dengan kekuatan yang lebih besar daripada kita berdua. Takdir yang sudah lama ditulis, dan kini waktunya tiba.”

Detik-detik berlalu perlahan, tapi baginya seperti waktu berhenti. Jantungnya berdetak keras, dan udara di sekitarnya terasa semakin berat. Ia merasakan ada sesuatu yang menahan napas di balik bayang-bayang, sesuatu yang lebih besar dari dirinya dan Arga.

Ia menunduk, matanya menatap tinta di kertas itu, dan bayangan wajah ibu yang telah lama hilang terlintas dalam pikirannya. Ibu yang tak pernah ia kenal, yang meninggalkan dunia ini dengan rahasia besar yang kini menuntutnya untuk bangkit.

“Kau tahu, aku bukan hanya menikah karena cinta atau kesepakatan biasa. Ini adalah ikatan darah yang tak bisa diabaikan,” lanjut Arga, suaranya semakin serius. “Darah yang mengalir dalam tubuhmu adalah kunci, Alura. Kunci yang bisa membuka atau menutup segel yang sudah lama terkunci.”

Alura mengerutkan kening, jantungnya berdegup lebih cepat. Segel? Apa maksudnya? Kenapa selama ini ia tidak pernah diberi tahu tentang hal ini?

“Kau tidak pernah menceritakan ini sebelumnya,” katanya pelan, menatap tajam pada Arga.

“Karena aku tak ingin kau terbebani sebelum waktunya,” Arga menjawab. “Tapi sekarang... waktunya sudah tiba. Pilihan ada di tanganmu.”

Alura merasakan sesuatu di dalam dirinya seperti tersentuh dan tergerus oleh gelombang emosi yang bercampur takut, bingung, marah, dan juga sebuah rasa tanggung jawab yang perlahan tumbuh.

Ia menatap kertas kontrak itu sekali lagi, dan dalam hatinya ia tahu, tanda tangannya akan membawa konsekuensi yang tidak bisa ia tarik kembali.

Tapi ia juga tahu, jika ia menolak, bukan berarti jalan itu akan tertutup. Bahaya yang mengintai jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan. Dunia yang selama ini ia anggap aman, sebenarnya menyimpan rahasia dan ancaman yang mengerikan.

Alura menutup matanya sejenak, membayangkan sebuah dunia di mana ia harus berjuang untuk melindungi semua yang ia cintai, dan juga untuk menjaga keseimbangan antara kekuatan yang ingin bangkit dan dunia manusia biasa.

“Kau siap, Alura?” suara Arga memecah kesunyian, dengan nada yang tak bisa dibantah.

Ia membuka matanya perlahan. Rasa takut masih ada, tapi ia tahu waktu untuk ragu telah habis.

Dengan tangan yang kini sudah lebih mantap, ia meraih pena dan menandatangani kontrak itu.

Seketika, ruangan terasa bergetar halus, dan cahaya lampu gantung seolah berdenyut mengikuti detak jantungnya.

Arga menatapnya, kali ini dengan sedikit senyum tipis yang sangat jarang ia tunjukkan.

“Kau sudah resmi menjadi bagian dari perjanjian ini, Ratu. Tidak ada jalan kembali.”

Alura menatap dokumen itu, kini sudah terisi dengan tanda tangannya sendiri. Di luar jendela, hujan berhenti, dan angin malam membawa bisikan halus yang hanya bisa didengar oleh mereka yang mengerti.

“Ini baru permulaan,” bisiknya pada diri sendiri.

Setelah menandatangani kontrak itu, Alura duduk terpaku, rasa campur aduk menguasai hatinya. Pena di tangan terasa berat, seolah bukan hanya tinta yang mengikat, tapi juga takdir yang menjerat.

Ia teringat masa kecilnya yang bebas, tanpa bayang-bayang janji dan rahasia. Kini, semua itu berubah, pernikahan ini bukan sekadar ikatan, tapi sebuah perjanjian yang membawanya ke dunia yang belum ia mengerti sepenuhnya.

Alura menatap Arga, yang diam menunggu dengan wajah serius. Ada beban yang tersembunyi di matanya, rahasia yang belum terungkap.

“Arga,” suara Alura pelan namun tegas, “apakah aku benar-benar punya pilihan? Ataukah ini takdir yang tak bisa kuhindari?”

Arga menarik napas panjang. “Pilihan selalu ada, tapi bukan berarti mudah. Kadang kita harus menerima jalan yang sudah digariskan dan memilih bagaimana melangkah di dalamnya.”

Kata-katanya menyentuh hati Alura. Ia sadar ini bukan akhir, melainkan awal sebuah perjalanan penuh tantangan.

Dengan tekad baru, Alura berdiri dan menatap jendela yang menyambut dinginnya malam. “Kalau begitu, aku akan jalani ini. Bersama.”

Arga mengangguk pelan, senyumnya tipis tapi tulus. “Kau tidak sendiri.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status