Share

Bab 14

Penulis: Wildan
Di vila Keluarga Kunjono.

Melly menelepon Wina dan bertanya, “Gimana? Kamu sudah ketemu Albert?”

“Belum. Aku nggak tahu dia sembunyi di mana,” lapor Wina.

“Orang buta sepertinya bisa lari ke mana? Cepat temukan dan bunuh dia!”

Begitu teringat kejadian tadi pagi, Melly sama sekali tidak dapat menekan amarah dan niat membunuhnya.

“Memangnya perlu sampai begitu? Aku bahkan belum mau membunuhmu, tapi kamu malah nggak sabar untuk membunuhku?”

Suara Albert yang tiba-tiba datang dari belakang Melly membuatnya sangat terkejut.

“Nggak usah cari lagi. Dia ada di rumahku. Cepat datang kemari.”

Seusai memberi perintah pada Wina, Melly langsung memutuskan sambungan telepon dan berkata dengan ekspresi dingin, “Kamu masih berani pulang? Bernyali juga kamu! Kamu kira rumahku ini tempat apa? Memangnya kamu bisa datang dan pergi dengan sesuka hatimu?”

“Bukannya kamu mau membunuhku? Aku takut kamu nggak temukan aku, makanya aku datang supaya kamu bisa membunuhku,” jawab Albert dengan acuh tak acuh. Namun, tatapannya tetap terfokus pada Melly. Ketika melihat masih ada bekas luka yang tertinggal di tubuh sempurna Melly, dia merasa sangat puas.

Jika bukan karena tahu Albert buta, Melly yang ditatap lekat-lekat oleh Albert mungkin akan mengira mata Albert sudah bisa melihat kembali.

“Kamu kira aku nggak berani membunuhmu?” tanya Melly dengan tatapan dingin.

“Apa yang nggak berani dilakukan wanita kejam sepertimu?” tanya balik Albert sambil duduk di sebelah Melly.

Melly segera bangkit dan menjauhkan diri dari Albert. Sekarang, dia harus mengulur waktu selama mungkin sampai Wina tiba.

“Sebenarnya, aku nggak pernah berpikiran untuk membunuhmu. Tapi, kamu malah jadi begitu bernyali dan melakukan hal seperti itu terhadapku! Kamu benar-benar pantas mati!” seru Melly sambil menggertakkan giginya.

Melly sebenarnya merasa sangat bingung. Albert jelas-jelas sudah melarikan diri. Kenapa dia masih berani kembali? Memangnya dia benar-benar tidak takut mati? Apa mungkin Albert merasa yakin dirinya tidak akan membunuhnya? Namun, dari mana datangnya keyakinan Albert itu? Dia hanyalah seorang pecundang yang sudah buta dan disiksa selama dua tahun.

Melly benar-benar tidak mengerti.

Albert mengangkat bahunya dan menjawab, “Aku nggak menyesal sudah melakukannya. Tentu saja, kalau kamu nggak keberatan, kita boleh melakukannya lagi sebelum Wina tiba.”

“Bajingan! Mati sana!” seru Melly dengan murka. Dia mengambil sebuah bantal dan menghantamkannya ke arah Albert.

“Marah? Buat apa kamu marah? Dibandingkan dengan apa yang sudah kamu dan putrimu lakukan terhadapku, yang kulakukan itu bukan apa-apa. Aku bahkan belum minta balik modalnya, cuma baru terima sedikit bunga, tapi kamu sudah nggak tahan?”

Setiap ucapan Albert membuat Melly sangat kesal. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Albert bisa berubah 180 derajat hanya dalam waktu semalam. Albert seperti sudah dirasuki hantu.

Melly menekan amarahnya dan mencibir, “Aku tahu kenapa kamu pulang. Kamu tahu dirimu sudah nggak punya kemampuan apa pun untuk bertahan hidup. Meski berhasil kabur, kamu juga akan hidup sengsara. Makanya, kamu baru pulang untuk membuatku kesal supaya hidupmu lebih berarti.”

“Terserah kamu mau bilang apa.”

Albert malas menjelaskannya. Dia memejamkan mata dan bersandar di sofa untuk beristirahat. Setelahnya, kedua orang itu tidak lagi berbicara. Melly sedang menunggu Wina, sedangkan Albert juga menunggunya.

Tidak sampai setengah jam kemudian, Wina pun tiba di vila Keluarga Kunjono.

“Nyonya, kamu baik-baik saja?”

Begitu melihat Wina, Melly langsung terlihat gembira dan sudah sepenuhnya lega.

“Aku nggak apa-apa. Cepat bunuh dia!” 
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 50

    Semua orang lagi-lagi menatap ke arah samping panggung. Mereka semua benar-benar penasaran pada rupa seseorang yang terkenal dalam waktu semalam di Kota Lokis. Apalagi, Antony jelas-jelas mengatakan bahwa orang itu adalah penduduk Kota Lokis dan masih muda, bukan seorang lelaki tua seperti bayangan mereka. Hal ini membuat mereka makin penasaran.Namun, Albert tetap tidak muncul di atas panggung. Hanya Johannes seorang yang berjalan kembali ke panggung.“Semuanya, maaf. Dia sangat low-profile dan nggak mau tunjukkan diri di depan umum. Dia sudah pulang,” ucap Johannes.Johannes juga sangat tidak berdaya. Dia pergi ke belakang panggung, tetapi tidak menemukan Albert dan Alyssa. Jadi, dia pun menelepon Alyssa. Tak disangka, Alyssa mengatakan bahwa Albert telah pulang dan tidak akan muncul di pesta.“Kenapa? Apa kita sudah menyinggungnya?” tanya Johannes.“Seharusnya bukan begitu. Aku juga nggak menemukannya dan cuma bisa meneleponnya. Dia minta maaf karena nggak jadi hadir di acara ini. D

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 49

    “Setelahnya, musuhku tiba-tiba menghentikan mobilku di tengah jalan. Mereka mengirim seorang ahli tingkat ke-7 dan situasinya sangat genting. Dia yang lagi-lagi turun tangan untuk menyelamatkanku. Dia berhasil mengalahkan ahli tingkat ke-7 itu dengan satu serangan.”Ucapan Johannes langsung membuat semua orang tersadar.“Ternyata orang itu berhasil menyelamatkan nyawa Pak Johannes dua kali! Beruntung sekali dia!”“Beruntung? Selain keberuntungan, dia juga harus punya kemampuan yang sebenarnya! Kalau kamu yang beruntung lagi bersama Pak Johannes waktu Pak Johannes dicegat seorang ahli tingkat ke-7, kamu juga belum tentu mampu mengalahkannya!”“Mengalahkan ahli tingkat ke-7 dengan satu serangan juga bukannya hebat-hebat banget. Mengenai keterampilan medis, memangnya dia mampu menandingi Dokter Genius Taufik? Intinya, dia tetap cuma beruntung!”“Kukira tokoh hebat apa. Ternyata cuma begitu saja. Aku dengar ada yang bilang Pak Antony datang demi dia. Omong kosong macam apa itu!”Orang-oran

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 48

    Melihat ekspresi Melly yang suram, tetapi tidak berbicara, Albert lanjut bertanya, “Jawab aku. Kamu yang bohongi aku soal pembatalan janji nikah dengan Keluarga Liunda? Charles sama sekali nggak pernah mengajukan pembatalan janji nikah. Kamu yang menipu kami?”“Sepertinya, kamu sudah tahu.” Melly tidak berniat untuk menyembunyikannya lagi. Dia langsung mengaku, “Benar, aku yang batalkan janji nikah itu.”Albert mengacungkan jempolnya pada Melly. Hatinya sudah dipenuhi amarah.“Melly, caramu ini benar-benar hebat! Kamu pasti merasa sangat bangga karena bisa permainkan semua orang, ‘kan?”Albert melangkah maju dengan penuh intimidasi. Tatapannya terlihat sangat tajam. Melly pun melangkah mundur secara refleks tanpa menjawab.“Hari ini, aku datang untuk kasih kamu kejutan. Pestanya akan segera dimulai. Tunggu saja kejutan itu.”Seusai berbicara, Albert langsung melangkah pergi.“Albert! Kamu harus berbuat begini?” seru Melly dari belakang.Albert berbalik dan menjawab, “Iya! Aku harus ber

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 47

    Albert tidak menyangka Alyssa akan membuat keputusan secepat itu.“Selama kamu buka mulut, aku juga akan melakukannya meski harus rugi. Keuntungan sebesar apa pun juga nggak akan sebanding denganmu. Asal kamu punya permintaan, aku nggak akan menolak,” jawab Alyssa dengan mata berbinar.“Ekhem ... aku jalan-jalan sebentar.”Albert benar-benar tidak dapat menahan daya tarik dan godaan halus yang diluncurkan Alyssa. Dia pun mencari alasan untuk kabur. Sebelum pergi, dia mendengar tawa Alyssa yang merdu dari belakangnya.Albert berjalan ke taman bunga di luar aula. Di sana, ada beberapa tamu yang berkumpul secara berkelompok untuk mengobrol.“Dasar buta! Kok kamu ada di sini?”Irene yang sedang duduk mengobrol dengan beberapa anak orang kaya. Ketika melihat Albert, dia sangat terkejut dan mengira dirinya salah lihat. Irene pun bangkit dari tempat duduknya dan mengamati Albert.“Kenapa kamu bisa pakai pakaian bermerek? Dari mana kamu mencurinya? Kok kamu bisa masuk kemari? Ngapain kamu data

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 46

    Setelah para tamu tiba, pesta ulang tahun Johannes pun resmi dimulai. Namun, berhubung Alyssa sengaja menyuruh Lucy untuk membocorkan informasi mengenai tokoh hebat, ada banyak tamu yang sudah mengetahuinya dan sedang berdiskusi.“Dengar-dengar, ada seorang tokoh hebat misterius yang akan hadir di pesta ulang tahun ini. Bahkan Pak Antony juga datang demi tokoh itu. Kenny, kamu tahu dia itu siapa?”“Nggak tahu. Mungkin saja dia itu anggota Keluarga Mulyadi dari ibu kota provinsi,” jawab Kenny.“Tapi yang aku dengar, marganya itu Saputra, bukan Mulyadi,” kata Paula dengan bingung.“Ngapain kita tebak-tebak sekarang? Habis dia keluar nanti, bukannya kita akan tahu dia itu siapa?” Freya kurang tertarik untuk mencari tahu siapa sosok misterius itu. Bagaimanapun juga, tokoh hebat seperti itu tidak mungkin dapat dijangkau mereka.“Benar juga. Lagian, kita juga nggak mungkin bisa berinteraksi dengan tokoh hebat seperti itu.” Suasana hati Paula cukup bagus. Dia berkata pada Kenny, “Kenny, makas

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 45

    “Kenny, kamu kenal sama dia?” tanya Listya.“Tentu saja! Freya itu teman SMA-ku. Waktu SMA, aku pernah mengejarnya. Sayangnya, Freya nggak menyukaiku. Aku masih merasa sayang sampai sekarang,” jawab Kenny sambil tertawa.Melihat ekspresi Listya yang menjadi agak muram, Freya diam-diam merasa bangga. Dia merasa dirinya akhirnya dapat mengangkat kepalanya di hadapan teman-temannya.“Dulu, aku kan masih kecil. Lagian, orang tuaku juga lebih tegas dan melarangku pacaran,” jelas Freya.Teman Kenny memanfaatkan kesempatan untuk berkata, “Jadi, sekarang kamu sudah dewasa? Kalau Kenny mengejarmu lagi, kamu nggak akan tolak lagi?”Freya sontak merasa canggung. Sejujurnya, dia tidak menyukai Kenny. Namun, dia harus menyanjung Kenny dan tidak boleh menyinggungnya. Dia akhinya menjawab dengan cerdik, “Yang namanya pacaran ya harus dilakukan dengan perlahan. Lagian, mungkin saja sudah punya cewek baru dan nggak menyukaiku lagi.” “Aku nggak pernah melupakanmu. Selama tiga tahun ini, aku sama sekali

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 44

    Charles terlihat sedih. Dia mencari sebuah tempat duduk secara asal dan duduk di sana. Baginya, pesta ini sudah tidak lagi menarik.Paula menghiburnya, “Ya sudah. Jangan kasih dirimu tekanan yang begitu besar. Kalau memang nggak bisa, kita jual saja perusahaan kita pada Cakra. Kita bisa tinggalkan Kota Lokis.”“Aku nggak rela,” jawab Charles sambil mengetuk meja,“Freya, aku sudah cari kamu dari tadi. Ternyata kamu ada di sini!”Saat ini, seorang pemuda yang terlihat tampan dan berkarisma berjalan mendekat, lalu menyapa Freya.“Kenny? Kapan kamu pulang ke dalam negeri?” tanya Freya.“Aku baru pulang kemarin. Ini orang tuamu? Halo, Paman, Bibi.” Kenny memperkenalkan dirinya. “Namaku Kenny Aldani. Aku ini teman sekelas Freya waktu SMA dulu. Ayahku Joshua Aldani, pendiri Grup Citra Mandiri.”“Kamu putranya Pak Joshua?”Charles merasa agak terkejut. Grup Citra Mandiri merupakan perusahaan lama yang memiliki reputasi bagus di Kota Lokis, tetapi skalanya tidak besar. Tiga tahun lalu, Joshua

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 43

    “Seharusnya Pak Antony, deh. Waktu aku tiba tadi, aku kebetulan melihat Bu Alyssa lagi menyambut Pak Antony.”“Pak Antony datang kemari? Kok bisa? Pak Antony nggak pernah hadir di acara seperti ini. Sehebat apa pun Keluarga Mulyadi, mereka juga nggak mungkin bisa buat Pak Antony datang.”“Itu artinya Bu Alyssa cukup hebat! Pokoknya, aku lihat sendiri Pak Antony bawa istri dan anaknya datang. Saat ini, mereka seharusnya lagi di ruang istirahat.”Melly juga merasa sangat terkejut. Menurutnya, Antony bisa hadir ke pesta ulang tahun Johannes pasti karena ada alasan khusus. Dia pun bangkit, lalu pergi mencari Lucy.“Lucy, Pak Antony benar-benar datang?”“Emm, dia lagi ada di ruang istirahat,” bisik Lucy.Melly sudah menghabiskan banyak upaya untuk menyuap Lucy. Oleh karena itu, dia baru berhasil mendapatkan kerja sama dengan Keluarga Mulyadi sebelumnya. Baginya, dunia bisnis bagaikan medan perang dan intelijen sangatlah penting. Maka dari itu, dia bersedia menghabiskan banyak upaya untuk me

  • Kebangkitan Si Pupil Ganda   Bab 42

    Sekretaris Austin benar-benar menemukan informasi mengenai Racun Embun Fosfor. Informasi itu menunjukkan bahwa Racun Embun Fosfor merupakan racun khusus yang dibuat secara artifisial dengan metode racikan yang rumit, juga memiliki toksisitas yang sangat ganas. Dengan standar medis saat ini, racun itu tidak dapat disembuhkan dan orang yang terkena racun itu pasti akan tewas.Setelah membaca informasi itu, Austin sangat terkejut. Pandangannya terhadap Albert sudah sepenuhnya berbeda.‘Benar-benar ada keterampilan medis seajaib ini di dunia? Apalagi, itu keterampilan medis yang dimiliki seorang pemuda awal 20 tahun? Hal ini terlalu nggak bisa dipercaya!’Sebagai kepala Divisi Kesehatan, Austin tahu jelas betapa mendalam dan kompleks ilmu kedokteran. Tanpa pendidikan profesional dan pengalaman bertahun-tahun, seseorang tidak mungkin memiliki keterampilan medis yang hebat.[ Coba kamu tanya para pakar rumah sakit di Nanli apa racun ini benar-benar ada, dan mereka bisa menawarkannya atau ng

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status