Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah

Pembalasan Dendam Seorang Buronan yang Difitnah

By:  DaliahUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
2views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Gadis tercantik di sekolah, yang sudah Stanley Connor sukai selama tiga tahun, dilecehkan hingga dia meninggal! Stanley yang tidak melakukan apa pun malah difitnah sebagai pelaku kejahatan itu dan dikirim ke penjara. Dalam perjalanan memperjuangkan keadilan, orang tuanya yang selalu hidup dengan jujur malah meninggal dengan tragis. Setelah hidup patuh dan taat aturan selama 19 tahun, Stanley akhirnya melihat sisi asli dunia ini. "Orang jahat tetap hidup senang, tapi orang yang hidup dengan baik malah meninggal dengan tragis!" "Kalau orang lain bisa melakukan pembunuhan, kenapa aku nggak bisa?!" "Kalau orang lain bisa menindas rakyat lemah, kenapa aku nggak bisa?!" "Kalau orang lain bisa bersikap sok hebat, kenapa aku nggak bisa?!" "Mumpung aku sudah memilih jalan ini, aku harus lebih jahat lagi dari orang jahat dan lebih kejam dari orang kejam!" "Aku nggak mau berada di bawah orang lain, aku mau menempati posisi paling atas!" "Selama aku hidup, orang lain bisa mati!"

View More

Chapter 1

Bab 1

Di pertengahan musim kemarau tahun 2003.

Stanley Connor yang baru berusia 19 tahun dikirim ke Lapas Picma dalam kondisi tangan dan kakinya diborgol.

Seminggu yang lalu, Stanley menghadiri reuni dengan teman sekelasnya. Dengan dorongan teman-temannya, dia mengungkapkan perasaannya pada gadis tercantik di sekolah yang sudah diam-diam dia sukai selama tiga tahun. Namun, dia ditolak mentah-mentah oleh gadis itu.

Malam itu, Stanley yang suasana hatinya buruk pun minum-minum hingga mabuk.

Saat dia tersadar, dia malah melihat Irene, gadis tercantik di sekolahnya, tergeletak di sampingnya dalam keadaan tidak berbusana. Gadis itu sudah meninggal.

Sebelum meninggal, Irene jelas-jelas mengalami kekerasan.

Kemudian, ada saksi yang menuduh bahwa Stanley menarik paksa Irene ke hotel.

Karena kesaksian beberapa orang itu, Stanley ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara dalam waktu kurang dari seminggu.

Meskipun Stanley bersikeras mengatakan bahwa dia tidak bersalah, tidak ada yang memedulikannya.

Di depan gerbang penjara, orang tuanya Stanley memegang papan karton bertuliskan kata "ketidakadilan" yang ditulis dengan darah sambil berlutut di lantai dan menuntut keadilan.

Di sisi lainnya, belasan anggota keluarganya Irene mengenakan pakaian putih sambil menangis keras.

Melihat kedatangan mobil tahanan, kedua belah pihak langsung menerjang ke arah mobil itu. Namun, konflik malah terjadi di depan mobil tersebut.

Dengan keuntungan banyaknya jumlah orang mereka, anggota keluarganya Irene menahan orang tuanya Stanley di lantai dan menghajar mereka.

Untung saja, pengawal di depan gerbang langsung datang dan melerai keributan ini.

Joseph Connor, ayahnya Stanley, mengalami luka di kepalanya, darah pun mengalir di wajahnya. Namun, tanpa memedulikan kondisinya, dia berteriak ke arah mobil tahanan yang masuk ke gerbang penjara, "Putraku, jangan takut, ya!"

"Ayah tahu kamu nggak bersalah!"

"Kalaupun Ayah harus kehilangan nyawa Ayah, Ayah tetap akan memberimu keadilan!"

Stanley yang menyaksikan adegan ini pun berlinang air mata.

Setelah masuk ke penjara dan menyelesaikan prosedur masuk, Stanley dikirim ke ruangannya.

Ada tujuh orang di dalam ruangan, semuanya pria bertubuh besar dengan wajah ganas.

Melihat Stanley yang bertubuh kurus, para pria itu tersenyum dengan sinis dan jahat.

Setelah si pengawal pergi, beberapa pria itu langsung mengerumuni Stanley.

Pria yang berada di paling depan memiliki bekas luka di wajahnya. Dia mengamati Stanley dari atas ke bawah dan bertanya dengan sinis, "Nak, kenapa kamu masuk ke sini?"

Stanley menjawab dengan suara rendah, "Aku ... aku difitnah ...."

Sebelum Stanley bisa menyelesaikan ucapannya, pria dengan bekas luka yang bernama Simon itu langsung meninju perut Stanley.

Sejak kecil, Stanley tidak pernah dipukul seperti ini. Pukulan ini membuatnya merasa seakan-akan organ dalam tubuhnya akan meledak. Dia pun terjatuh di lantai dan muntah-muntah.

Simon menginjak kepala Stanley dan berkata dengan penuh amarah, "Sialan! Pasti ada yang sudah kamu lakukan, makanya kamu bisa masuk ke sini!"

"Kalau aku tanya, jawab dengan jujur!"

"Kalau kamu nggak tahu aturan, kamu akan dihajar!"

Sambil terisak tangis, Stanley berkata, "Aku benar-benar difitnah ...."

Simon langsung naik darah. "Kamu masih saja keras kepala, ya! Hajar dia!"

Dengan satu lambaian tangan, beberapa pria langsung maju, menahan Stanley di lantai dan menghajarnya.

Stanley dihajar hingga babak belur, lalu akhirnya diseret ke hadapan Simon.

Simon menginjak kepala Stanley lagi dan bertanya, "Sekarang, biar aku tanya lagi, kenapa kamu masuk ke sini?"

Stanley memang bersifat keras kepala, dia pun menggertakkan giginya sambil menjawab, "Aku difitnah ...."

Simon benar-benar marah. "Sialan! Kamu masih mau dipukul, ya?!"

"Gantung dia, hajar lagi!"

Beberapa pria lainnya mengikat tangan Stanley dengan seprai dan menggantungnya di samping ranjang, lalu memukulnya secara bergiliran selama lebih dari satu jam.

Stanley juga berkepala batu. Dia tetap bersikeras bahwa dia difitnah, hingga dia jatuh pingsan.

Beberapa pria itu tidak berani membunuhnya, jadi mereka hanya bisa melepaskannya.

Namun, setelah itu, para pria itu sama sekali tidak memperlakukannya secara manusiawi. Setiap mereka merasa tidak senang, mereka akan menampar Stanley atau menahan Stanley di lantai dan menghajarnya.

Stanley mencoba untuk melaporkan kejadian ini ke penjaga penjara, sehingga seorang anak buahnya Simon dihukum.

Akan tetapi, Stanley malah digantung dan dihajar sepanjang malam oleh Simon dan yang lainnya, hingga dia hampir kehilangan nyawanya.

Sejak saat itu, Stanley menjadi jauh lebih patuh dan selalu menghindari Simon dan yang lainnya.

Satu-satunya harapan Stanley adalah agar orang tuanya bisa membantunya untuk mendapatkan keadilan, supaya dia bisa meninggalkan neraka ini.

Tanpa disadari, tiga bulan berlalu.

Akhir-akhir ini, Stanley sedang dalam suasana hati yang sangat mudah tersinggung.

Alasannya adalah karena orang tuanya sudah tidak mengunjunginya selama lebih dari sebulan.

Ada waktu kunjungan setiap bulan, yang merupakan satu-satunya kesempatan bagi orang tuanya untuk bertemu dengannya. Kunjungan tersebut adalah waktu yang sangat dia dan orang tuanya nantikan dan tidak pernah mereka lewatkan.

Namun, bulan ini, orang tuanya tidak datang mengunjunginya, sehingga dia merasa gelisah.

Dia tahu bahwa orang tuanya tidak akan menyerah. Jangan-jangan ada yang terjadi pada orang tuanya?

Malam itu, Stanley memberanikan dirinya dan memohon bantuan Jason Denver, seorang penjaga penjara yang lebih baik hati, untuk mencari tahu tentang orang tuanya.

Keesokan harinya, saat Stanley sedang makan siang, Jason berjalan menghampirinya dengan ekspresi muram.

"Stanley, aku baru mendapatkan kabar, kamu ... kamu harus tegar, ya," kata Jason.

Tangan Stanley seketika gemetaran. Dia seakan-akan menyadari sesuatu dan langsung berlinang air mata.

Jason menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara rendah, "Setengah bulan yang lalu, saat orang tuamu naik sepeda motor ke kota untuk membantumu aju banding, mereka mengalami kecelakaan mobil dan meninggal dunia."

Air mata langsung mengalir dari mata Stanley, hal yang paling dia khawatirkan sudah terjadi.

Dia berpikir, 'Ternyata memang ada yang terjadi pada Ayah dan Ibu!'

Melihat Stanley seperti ini, Jason membuang napas sambil menepuk-nepuk bahu Stanley dan berkata, "Stanley, aku turut berduka cita, ya."

Stanley duduk di tempat dalam kondisi linglung, dia seperti kehilangan seluruh kesadarannya. Hanya ada sosok dan suara orang tuanya dalam benaknya.

Tidak lama setelah Jason pergi, Simon dan yang lainnya duduk di sebelah Stanley.

Simon mengambil setengah nasinya Stanley, lalu menuangkan sisa makanan di piringnya sendiri ke piringnya Stanley.

"Nak, hari ini menunya daging. Ini tulang untukmu, jangan sungkan-sungkan, ya!"

Seusai berbicara, Simon dan beberapa pria lainnya tertawa terbahak-bahak.

Stanley tidak mengucapkan apa pun, dia masih tenggelam dalam kesedihan. Tatapannya tertuju kosong ke depan.

Simon mengira bahwa Stanley sedang memelototi dirinya. Dia pun menunjuk Stanley sambil berseru dengan penuh amarah, "Sialan! Kamu lagi lihat siapa?!"

"Kenapa? Kamu nggak senang aku makan makananmu?"

"Baiklah, biar aku kembalikan sedikit untukmu!"

Seusai berbicara, Simon langsung meludah di piringnya Stanley, lalu menunjuk piring itu sambil berkata, "Sialan! Makanlah hingga bersih!"

"Kalau sisa sedikit saja, kamu akan kugantung semalaman malam ini!"

Stanley tetap tidak mengucapkan apa pun, tetapi tatapannya berangsur-angsur menjadi makin sadar, atau lebih tepatnya makin ganas!

Saat dia tersadar kembali, entah karena amarah atau kesedihan, tubuhnya mulai bergetar dengan pelan.

Dia mencengkeram sendok di tangan kanannya dan menatap beberapa pria di hadapannya. Darah di seluruh tubuhnya mengalir ke kepalanya.

Dia dipenjara dengan tidak adil, sedangkan orang tuanya meninggal karena hal ini, membuatnya merasa sangat putus asa dan kehilangan harapan untuk tetap hidup.

Pada saat ini, tidak ada lagi kekuatan dalam dirinya. Dia hanya memiliki keinginan untuk meninggal.

Namun, meskipun dia akan meninggal, dia tetap harus melampiaskan amarah dalam hatinya!

Melihat Stanley tidak juga membersihkan piringnya, Simon makin marah. "Dasar bajingan! Kamu nggak dengar ucapanku, ya?"

"Kusuruh kamu untuk makan! Kamu nggak dengar, ya?!"

Sambil mengucapkan kata-kata ini, Simon mengambil piring itu dan hendak menempelkan piring itu ke wajah Stanley.

Pada saat ini, Stanley juga beraksi.

Dia tiba-tiba mengambil sebuah garpu dan meraung dengan penuh amarah sambil menusukkan garpu itu ke mata Simon!
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
50 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status