Share

Bab 6

Author: Savana
Keesokan paginya, suasana di departemen desain sangat ramai. Ketika Zoey masuk, mata semua orang tertuju padanya. Banyak juga orang yang menunjuknya dan menggosipkannya secara diam-diam. Dengan sepasang mata bulatnya yang tajam, dia bisa langsung menebak bahwa "keramaian" ini seharusnya berhubungan dengannya.

"Zozo, departemen desain kemalingan semalam." Leah berbisik di sampingnya, "Ada orang yang pindahkan draf desain yang disimpan di kantor direktur untuk kompetisi ke tempatmu."

Zoey langsung mengerti setelah mendengarnya.

Di akhir tahun, banyak rekan kerja yang menyerahkan draf desain mereka kepada Harvey untuk disimpan setelah difinalisasi. Jika draf tersebut hilang atau bocor, semua usaha para desainer di departemen desain akan terbuang sia-sia dan mereka harus mendesain ulang untuk kompetisi. Itu sama saja dengan membuang-buang waktu dan memberi lawan waktu untuk berpikir.

Zoey tidak berkata apa-apa dan melihat ke sekeliling. Semua orang terkejut dengan tatapan matanya yang tajam. Mereka mungkin tidak menyangka Zoey akan bersikap setenang ini.

Suasana departemen desain yang awalnya berisik pun menjadi sunyi senyap.

Zoey terkekeh, lalu melirik setumpuk kecil draf desain di mejanya sebelum meletakkan tas dan tabletnya. Dia menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya untuk menjepit ujung draf itu dengan jijik, lalu mendongak dan melirik semua orang lagi.

"Draf desain kalian mungkin lari ke mejaku."

Kemudian, dia melepaskan tangannya dengan jijik. Sesuai dugaan, draf desain mereka tertata rapi di meja kerjanya. Semua orang tahu bahwa draf desain itu ada di mejanya, tetapi tidak ada yang mengambilnya. Mereka semua menunggu kedatangannya, lalu hendak langsung mengonfrontasinya.

"Zoey! Meski mau rebut peringkat pertama, kamu juga nggak perlu melakukan hal seperti ini!"

"Pantas saja semalam kamu lembur! Ternyata kamu cari referensi dari karya kami!"

"Semua karya ini bersifat rahasia. Kamu sudah lihat karya kami. Mana mungkin ini adil?"

...

Semua orang sibuk menuduh Zoey. Namun, Zoey tetap terlihat tenang.

"Kalau mau cari referensi, aku bisa memotretnya, lalu pulang dan melihatnya pelan-pelan. Mana mungkin aku tinggalkan drafnya di mejaku? Aku bisa saja langsung membuangnya ke tempat sampah biar kalian semua putus asa! Buat apa aku posting ke media sosial dan bilang aku lembur? Seharusnya aku bersembunyi sejauhnya, 'kan? Siapa yang mungkin lakukan hal sebodoh itu?"

Semua orang pun terdiam.

Namun, masih banyak orang yang merasa ragu, terutama para desainer senior. Mereka sangat berharap Zoey diinjak-injak sampai mati di sini sekarang juga.

Zoey malas mendengarkannya lagi. Dia pun melempar semua draf di mejanya ke printer sebelah. Sebenarnya, temperamennya selama ini termasuk baik. Setidaknya, dia tidak akan berkonflik dengan orang lain sebelum memiliki fondasi di perusahaan barunya. Namun, entah kenapa, dia tidak dapat menahan ketidakadilan yang dideritanya akhir-akhir ini.

"Ada apa ini? Kenapa kalian berisik sekali pagi-pagi begini!"

Harvey berjalan masuk dengan diikuti Zayden dan Jerry. Semua orang pun terdiam begitu melihat ada kunjungan mendadak bos untuk yang pertama kalinya.

Zoey melirik Harvey, lalu bertemu pandang dengan Zayden di belakangnya dari samping telinga Harvey. Dia tidak berani menatap Zayden lagi dan mengalihkan pandangannya.

"Nggak apa-apa. Hanya saja, semalam Bu Zoey cari referensi dari draf desain kami untuk kompetisi akhir tahun. Makanya, kami mengeluh bentar."

Entah siapa yang mulai berbicara.

"Bukan aku," ucap Zoey dengan nada bicara yang sangat tegas.

Pada saat ini, dia mendapati Zayden sedang menatapnya. Tatapan yang dingin itu membuatnya takut hingga dia bahkan terlihat sedikit gugup saat berbicara.

"Segala sesuatu butuh bukti. Meski aku pulang sangat larut semalam, itu nggak berarti ini perbuatanku. Lagian, di mataku, karya semua orang di sini nggak punya nilai referensi. Aku nggak merasa karya mereka akan pengaruhi aku untuk raih peringkat pertama di akhir tahun."

Departemen desain kembali riuh. Ada yang mengatakan Zoey sombong, angkuh, dan hanya omong kosong.

Seusai mendengar semua ini, Zayden pun agak menunduk dan terkekeh.

"Semuanya akan jelas setelah periksa CCTV," kata Harvey.

"Satpam bilang, karena ada perbaikan semalam, CCTV-nya nggak bekerja. Dia cuma lihat Zoey kerja di kantor, tapi nggak melihatnya ambil draf desain," jawab Leah dengan gemetar.

Segera setelah kejadian ini, Leah langsung pergi memeriksa CCTV dengan niat untuk membersihkan nama baik sahabatnya.

Berhubung tidak ada cara penyelesaian untuk masalah ini, semua orang berdebat tanpa henti. Zoey memilih untuk diam dan memikirkan kenapa tumpukan draf desain ini bisa muncul di mejanya.

"Zoey."

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang tenang dari kerumunan. Semua orang segera terdiam. Itu adalah suara Zayden. Dia lanjut berkata, "Ikuti aku."

Nada Zayden terdengar tenang dan tetap begitu dingin. Seusai berbicara, dia berbalik dan berjalan menuju lift. Begitu dia berbalik, semua orang mulai berbisik dan mengira Zoey akan dipecat.

Zoey mengikuti Zayden dengan kepala tegak. Ketika dia memasuki lift, aroma cendana dari tubuh Zayden menerpa wajahnya dan perlahan-lahan menenangkan hatinya yang gelisah. Setelah Zoey memasuki kantor Zayden, Jerry pun keluar dan menutup pintu.

"Duduk dan sarapan bersama." Zayden menunjuk ke arah sarapan yang terlihat biasa di atas meja.

"Hmm?" Zoey merasa agak bingung.

Apa maksudnya? Zoey ingin mengatakan sesuatu, tetapi perutnya tiba-tiba mengeluarkan suara keroncongan di saat yang tidak tepat.

Zayden duduk, lalu mengeluarkan peralatan makan sekali pakai dan menyerahkannya kepada Zoey yang masih berdiri termenung.

Zoey tidak mengerti kenapa alur ceritanya berubah secepat ini. Akan tetapi, karena ada godaan makanan lezat, dia pun menerima peralatan makan itu dan duduk di hadapan Zayden.

Hari ini, Zoey mengenakan celana kasual longgar yang dipadukan dengan kaus berlengan pendek dan berkerah agak tinggi. Sementara itu, rambutnya disanggul dengan santai. Dia terlihat sangat seksi dan sesekali menarik perhatian Zayden secara tidak sengaja.

Zoey makan dengan sangat lambat. Jadi, Zayden juga memperlambat gerakannya untuk mengimbangi kecepatan makan Zoey dan menemaninya dengan santai.

"Sudah kenyang?" tanya Zayden.

"Emm."

Zoey mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Bulan ini, dia sudah lama tidak sarapan normal karena sibuk dengan urusan acara Hari Nasional.

"Kerja yang baik. Pergilah," ucap Zayden sambil mulai membereskan kotak makan mereka.

Zoey bergegas membantu dan tangan kecilnya tanpa sengaja menyentuh telapak tangan besar Zayden yang hangat. Dia pun buru-buru menarik kembali tangannya dan meletakkannya di belakang punggung.

"Kalau begitu, aku pergi dulu."

"Emm." Zayden bahkan tidak mengangkat kepalanya.

Zoey tidak tahu kenapa Zayden memintanya naik ke kantor presdir di saat-saat seperti ini. Dia mengira Zayden mungkin akan bertanya tentang masalah draf desain setelah sarapan. Tak disangka, Zayden tidak bertanya atau mengatakan apa pun mengenai hal itu.

Zoey berjalan ke pintu, lalu berhenti dan berbalik untuk menatapnya. "Pak Zayden."

"Ya?" Zayden membuang kotak makanan di tangannya ke tempat sampah, lalu menepuk-nepuk debu di tangannya dan menatap Zoey dengan mata jernih.

"Jangan beri tahu siapa pun tentang urusan kita."

"Yang mana?"

Yang mana?

"Semuanya."

"Oke," jawab Zayden. Kemudian, dia berjalan menuju meja kerjanya.

Zoey menghela napas lega. Dia tidak mengerti niat presdir dominan ini. Setelah dia kembali ke meja kerjanya, suasana di kantor terasa luar biasa tegang.

"Kamu mau pangsitku yang tersisa?" tanya Leah sambil menyodorkan pangsit di tangannya kepada Zoey.

"Nggak, aku sudah kenyang," jawab Zoey sambil duduk.

"Benar juga, kamu pasti sudah kenyang gara-gara marah!"

Tak lama kemudian, Jerry melangkah masuk dan memanggil Harvey ke atas. Suara diskusi orang-orang makin kuat. Mereka mulai menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya dengan berani.

"Apa si bos tahan godaan itu menegurmu?" tanya Leah dengan pelan.

"Nggak."

"Lalu, apa yang kamu lakukan di atas selama lebih dari sepuluh menit?"

"Dia cuma tanyakan beberapa hal tentang masalah pagi ini."

Zoey yang merasa bersalah segera menghentikan topik pembicaraan ini dan memulai pekerjaan hari ini.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 100

    Zoey menggigit bibirnya. Punggungnya terasa geli dan telinganya memerah. Zoey mengeluh, "Sakit ...."Zayden membalas, "Maaf ...."Suara Zayden terdengar sedikit gugup. Dia menarik gaun Zoey dengan hati-hati karena takut membuat Zoey kesakitan. Zayden berucap, "Duduk dulu."Zoey duduk di tepi tempat tidur dengan patuh. Zayden mendorong kacamata dan menyibakkan rambut Zoey yang tergerai ke bagian dadanya, lalu menarik rambut yang tersangkut dengan perlahan.Untung saja tidak menghabiskan waktu terlalu lama. Ritsleting berhasil ditarik dan semua rambut Zoey disibakkan ke bagian depan.Zoey merasakan dingin di punggungnya. Tulang belikatnya terlihat. Zayden mengatupkan bibirnya, lalu memanggil, "Zo.""Um?" sahut Zoey. Dia yang ingin berdiri mendengar suara Zayden yang serak.Zayden yang duduk di belakang Zoey menimpali, "Kamu boleh cuti sore ini.""Kenapa?" tanya Zoey. Dia menoleh, tetapi tidak bisa melihat Zayden.Zayden tidak bicara. Ciuman yang hangat mendarat di bahu Zoey. Zayden memel

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 99

    Setelah Layla pergi, mereka pun duduk untuk makan siang. Zoey melepaskan jaketnya. Dia memakai gaun rajut hitam berkerah tinggi yang dipadankan dengan sepatu bot pendek. Zoey terlihat sangat manis sehingga membuat Zayden terpikat.Zayden angkat bicara, "Apa malam ini kamu ada waktu?"Zoey menyahut, "Um, ada."Zayden menimpali, "Aku mau minta bantuanmu.""Kamu bilang saja," balas Zoey. Dia bingung, memangnya ada masalah yang tidak bisa diselesaikan seorang presdir?Zayden berkata, "Aku mau minta bantuanmu untuk membereskan pengagumku."Zoey hampir tersedak. Zayden seperti seorang petapa. Dia hanya bekerja di kantor seharian. Apa para wanita itu menguasai ilmu menyusup tanah atau menerobos dinding? Kenapa banyak sekali?Zayden menjelaskan, "Putri seorang paman baru membuka perusahaan. Dia mengundangku menghadiri acaranya nanti malam. Dia sudah menyukaiku sejak lama, dulu dia selalu mendekatiku. Ibunya juga berniat menjodohkan kami."Zayden mengamati ekspresi Zoey. Sementara itu, Zoey men

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 98

    Jantung Zoey berdegup kencang seperti hampir copot. Pria yang selalu bersikap dingin ini mengirim pesan kepadanya pagi-pagi?Leah mendekati Zoey dan bertanya, "Siapa suamimu ini?"Zoey tersipu malu. Leahmengambil ponsel, lalu membuka grup obrolan Perusahaan Cakrawana. Dia membuka akun LINE Zayden dan menunjukkannya kepada Zoey sembari bertanya, "Dia ya?"Zoey menutup mulutnya dan mengangguk. Leah yang emosional berseru, "Sialan!'Mereka menghabiskan waktu beberapa menit untuk menenangkan diri. Zoey menceritakan semuanya kepada Leah.Mendengar cerita Zoey, Leah berkomentar dengan ekspresi iri, "Bahkan alur cerita di drama serial juga nggak begini."Zoey memperingatkan Leah, "Jaga mulutmu. Kalau nggak, aku langsung bunuh kamu malam ini."Leah mengatupkan bibirnya, lalu membuat gestur seperti menutup ritsleting di mulutnya untuk menunjukkan dia tidak akan membocorkan rahasia ini.Zoey menarik napas dalam-dalam dan tidak berani membuka LINE di komputer lagi. Dia melihat pesannya dari pon

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 97

    Setelah pulang dari Food Empire, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Zoey duduk di dalam mobil sambil melihat foto lama itu di ponselnya. Dia diam-diam memfotonya dari album Siena, pria ini adalah ayah kandung Zoey.Zoey tinggal di luar negeri dan Siena tidak mengizinkannya pulang. Dia pun mencari berbagai alasan. Akhirnya, Siena terpaksa menyetujuinya.Tujuan Zoey pulang adalah untuk mencari ayah kandung yang tidak pernah dilihatnya selama 20 tahun lebih. Dia ingin tahu ayah kandungnya sudah mati atau masih hidup.Zoey juga ingin tahu apa ayah kandungnya memiliki ambisi yang menakjubkan sampai-sampai tega meninggalkan istri dan anaknya. Ayah kandungnya mengabaikan mereka selama 20 tahun lebih. Jika diketahui Siena, Zoey pasti akan dimarahi habis-habisan.Selama ini, Siena tidak pernah mengungkit tentang pria itu. Bahkan, dia menyembunyikan informasi tentang pria itu dengan baik.Zoey juga mengira Siena akan mendesaknya pulang dalam 1 atau 2 tahun ini. Siapa sangka, sekarang Zoey s

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 96

    Zayden mengecek ponselnya, lalu membuka kontak "Istriku". Tidak ada pesan yang masuk.Tiba-tiba, Jerry membawa dessert dengan catatan khusus dan berucap, "Pak Zayden, punyamu manis 90 persen."Zayden bertanya, "Kenapa cuma 90 persen? Mana 10 persen lagi?"Jerry tidak bisa berkata-kata. Zayden yang berusia 28 tahun lemot sekali. Akhirnya, Jerry menjelaskan selama beberapa menit. Zayden mengirim pesan kepada Zoey.[ Dessert yang kamu belikan enak sekali. Terima kasih. ]Zoey membalas pesan Zayden.[ Sama-sama. ]Zoey baru selesai mandi dan sedang duduk di depan meja rias sambil membaca pesan Zayden. Tampak Zayden sedang mengetik pesan di layar ....Sementara itu, Zayden juga memandangi ponsel dan melihat Zoey sedang mengetik pesan di bagian atas layar ....Akhirnya, mereka berdua tidak mengirim pesan apa pun. Jerry kesal melihat mereka berdua. Yang satu bucin, tetapi tidak pandai mengungkapkan perasaannya. Yang satunya lagi keras kepala, dia ingin menutup hati karena tidak percaya cinta

  • Kecanduan Setelah Menikah   Bab 95

    Zayden yang sedang mengurus dokumen di dalam ruangan kantor membuka video setelah melihat pesan Michael. Zoey yang memenangkan pertandingan tersenyum senang. Dia terlihat sangat energik. Zoey juga melakukan tos dengan pria di samping.Zayden juga melihat jelas 2 orang di seberang yang kalah. Dia mengernyit dan teringat pria yang mengantar Zoey kembali ke hotel di Negara Swige. Pria ini yang melakukan tos dengan Zoey. Zayden bergumam, "Finley."Petinggi di samping mengingatkan Zayden yang kehilangan fokus, "Pak Zayden, laporan ini nggak cocok."Zayden tersadar, lalu menutup ponselnya dan lanjut fokus bekerja....."Responsnya lambat sekali. Bisa-bisanya dia cuma membaca pesan dan nggak membalasnya," komentar Michael. Dia melihat Zayden sedang mengetik pesan, tetapi akhirnya tidak ada pesan yang masuk."Kakak Ipar cukup hebat," puji Willy yang duduk di samping. Dia menyilangkan kakinya sembari melihat Zoey. Baik pertahanan atau serangan, gerakan Zoey sangat tepat.Pantas saja tadi Finley

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status