Obsesi Liar Kakak Iparku

Obsesi Liar Kakak Iparku

last updateLast Updated : 2025-07-25
By:  Love StarUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
21views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aria selalu percaya rumah tangganya sempurna—sampai malam itu ia memergoki Raka, suami yang dicintainya, berselingkuh dengan Nadine, rekan kerja suaminya. Balas dendamnya elegan: merebut segalanya dari Nadine—status, rumah tangga, bahkan dua anak yang kini memanggilnya “Mama”. Raka pun terpuruk, menyaksikan hidupnya hancur. Sebelum dipuncak kemenangannya, muncul Samudra, kakak ipar yang kaya raya dan dominan, mengatur setiap langkah Aria hingga ia goyah antara dendam, ambisi, dan godaan terlarang. Mampukah Aria tetap setia pada rencananya, atau justru terjebak dalam permainan hati yang ia ciptakan sendiri?

View More

Chapter 1

Hati Hancur

“Ahh!”

“Jangan... berhenti!”

“Ah...!”

Malam itu—Hotel Mawar, kamar 240 yang berada di lantai dua. Terus terdengar desahan seorang wanita yang berada dalam kungkungan seorang pria.

Tubuh mereka saling menyatu satu sama lain, mengobati hasrat mereka yang seminggu ini tak dilakukan.

“Sayang, kamu benar-benar nikmat,” bisik sang pria di telinga wanita itu.

Derit ranjang terdengar, karena goyang akibat dua pasangan itu. Sesekali ciuman mereka tautkan, membuat mereka semakin panas dan bergairah.

Namun tanpa mereka sadari sudah ada dua sosok wanita dan pria yang melihat adegan mereka yang bergairah itu. Lampu kamar remang-remang, membuat dua pasangan yang tengah memadu kasih di atas ranjang tak menyadari ada orang lain yang tengah menonton mereka.

Jadi ini, yang dibilang lembur? Batin wanita yang berdiri di ambang pintu.

Kakinya gemetar hebat saat mendengar deritan ranjang dan desahan wanita yang berada dalam kungkungan pria yang sebenarnya adalah suaminya sendiri.

Kamu tega, Mas. Salah apa aku ini? Aku gak pernah hianatin kamu! Tapi kamu malah hianatin aku!! Batinnya lagi.

Kini ia benar-benar lemas lalu berbalik keluar dari sana, kakinya sangat berat untuk dibawa melangkah. Sedangkan pria yang tadi berdiri bersamanya ikut mengekori dari belakang dengan wajah rasa iba dan kasihan.

“Maafin aku, Mbak. Aku bongkar ini semua buat kamu agar kamu gak di bohongi oleh Mas Raka terus.” Gumam pria itu mendekat, gumamnya hanya dia yang dengar. Lalu ia merangkul Aria yang sudah tak stabil lagi langkahnya.

“Mba, maafin Awan ya?” ucap pria itu pelan.

Aria menggeleng pelan, “Gak, ini bukan salah kamu. Justru aku mau berterima kasih atas kejujuran kamu.” Ujar Aria terdengar pilu.

“Selama ini... semua teman-temannya menyembunyikan perselingkuhan mereka pastinya. Tapi... untungnya... kamu... beda!” ungkap Aria. Memang dari tiga bulan yang lalu, ia sudah merasakan jika gelagat suaminya aneh. Apa lagi masa iya dia lembur sampai jam 11 malam, padahal lembur kerja di pabrik hanya sampai jam lima sore.

Keduanya berjalan di sepanjang koridor menuju lift.

Awan sesekali melirik Aria yang diam—berjalan sambil menunduk tanpa ada kata-kata dari mulut wanita yang tengah ia papah itu.

Malam semakin larut. Aria duduk di teras depan rumahnya. Menunggu sang suami yang belum pulang.

Tatapan Aria kosong, menatap ke bunga mawar yang sudah layu. Bunga itu ia peting tadi sore karena ingin menunjukkan pada suaminya, jika bunga mawar yang ia tanam sudah berbunga lebat.

Tapi... Bunga di tangannya itu hanya menjadi saksi bisu tangisan yang ia pendam sedari tadi.

“Kenapa kamu tega Mas? Salah aku apa?” tanya Aria pada kesunyian malam itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 lebih 26 menit, namun Raka masih saja belum pulang.

Aria melirik ke arah tangkai bunga mawar yang masih banyak duri itu. Tatapannya dingin—menyimpan rasa kecewa, sakit hati, sedih dan dendam mulai muncul.

“Aku... Sudah pernah bilang ke kamu Mas. Jika kamu selingkuh, maka aku tak akan segan-segan meninggalkanmu!” katanya dengan nada tertahan, “Kalo gini caranya... Jangan salahkan aku jika aku berubah juga mas!!” lanjut Aria.

Perlahan ia mengarahkan tangkai bunga mawar itu pada tangan kirinya. Dari situ, terlihat Aria menyayat-nyayat tangannya menggunakan duri dari tangkai bunga mawar.

Senyum smirk muncul di sudut bibirnya, tatapannya tajam seakan bukan dirinya yang lugu, polos dan ceria—melainkan jiwa yang lama hilang, kini muncul kembali.

Setelah puas dengan menyayat tangannya sendiri, Aria mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Awan.

Ia menekan tombol panggilan—Tuuuut!!

“Halo, Mbak Aria?” ujar Awan dari seberang telpon.

“Wan, besok sibuk gak?” tanya Aria lirih. Ia sudah tak enak hati jika harus meminta bantuan Awan, tapi hanya ada Awan saja dalam pihaknya.

Hening cukup lama sampai—Awan menjawab.

“Gak sibuk kok, Mbak. Cuman seperti biasa, setiap pagi berangkat kerja bareng suami Mbak Aria dan... Pulang seperti biasa.”

“Emang kenapa, Mbak?” tanya Awan balik.

“Ga-gapapa. Cu-cuman tanya ajah. Kalo gitu... Mbak matiin telfonnya ya?” ujar Aria gugup.

“Tunggu, Mbak!!” seru Awan sedikit panik, “Besok... Aku libur kok. Aku lupa, kalo besok bukan jadwal aku.” Lanjutnya dengan nada setengah panik.

Aria awalnya bingung, “Gitu ya? Kalo gak ngerepotin... Mbak minta antar kamu.”

“Siap, Mbak. Besok pagi aku ke sana.” Seru Awan sedikit senang.

Aria lalu mematikan telfon, ia heran dengan Awan. Dulu pemuda itu sangat kaku padanya, tapi kali ini? Entahlah, Aria pun tidak tahu. Tapi yang jelas... Besok ia akan menyelidiki siapa wanita yang berani-beraninya merebut miliknya.

Saat lamunan itu... Sebuah mobil Lamborghini warna kuning perlahan masuk ke halaman rumah. Aria mengamati mobil itu dan saat mobil itu berhenti di depan rumah—keluar seorang pria tampan dan gagah memakai kacamata hitam, kemeja hitam yang dilipat bagian lengannya hingga siku, dan setelan celana hitam.

Dan saat itu juga Aria kaget karena Samudra—Kakak dari Suaminya yang sudah 10 tahun tak pulang katanya, kini berada di hadapannya.

“Kenapa kamu diluar jam segini?” tanya Samudra dingin, tajam, dan menusuk. Membuat Aria mundur melangkah.

Bukannya menjawab Aria berbalik dan buru-buru masuk. Bukan karena takut, namun ia memanggil Ibu dan Ayah mertuanya.

Tiga jam kemudian—ruang tamu.

Mereka semua kumpul walau jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari lebih beberapa menit. Termasuk Aria duduk di kursi kayu—seberang Samudra, Kakak Iparnya.

Aria hanya menunduk karena selama menikah dengan Raka, ia tak pernah melihat atau bertemu dengan Samudra. Ia hanya tau lewat foto yang di pajang di ruang keluarga.

Saat menunduk itu, pikiran Aria masih tetap pada suaminya yang masih belum pulang. Hatinya semakin panas.

Mau main kotor kah? Tanya Aria dalam hati. Kedua tangannya mencengkram ujung baju dengan kuat, hingga kuku-kukunya menjadi putih.

Namun itu tak luput dari tatapan Samudra dingin—tetapi tajam, menusuk.

“Ma, Dia… istri Raka?” tanyanya masih menatap Aria.

Aria yang mendengar itu hanya semakin menunduk.

“Iya, tapi jangan di pikirkan. Dia hanya menantu! Orang luar!” celetuk Bu Saima—Mertua Aria, ibu Raka.

Seketika hati Aria menjadi hancur berkeping-keping. Sudah dikhianati, dicemo’oh, kini hanya dianggap orang luar. Hatinya benar-benar hancur. Rasanya ingin lari dan memeluk Ayah dan Ibunya saja.

Sehina itukah aku, di mata kalian? Batin Aria tersenyum getir.

“Memang iya sih, Ma. Orang luar tetap orang luar!!” sinis Samudra menatap dingin ke arah Aria.

Perlahan Aria mendongak dan menatap ke arah Samudra, namun ia kembali menunduk.

Tunggu pembalasanku!! Batin Aria dengan mantap. Kini ia tak akan mengalah lagi, ia akan membalas semuanya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status