Share

Bab 18. Pandangan Pertama

“Pasti pas di Tangkuban Perahu, Nenek foto ramai-ramai kan?” sela Juli yang langsung dipelototi oleh Juni.

“Sok tahu nih.”

Zalma tersenyum. Juli lalu segera mengambil foto hitam putih di atas piano dan menunjukkan ke Zalma.

“Sekarang, aku coba tebak ya nama-nama orang di foto ini. Laki-laki yang tinggi agak gemuk ini Cahyo, di sebelahnya Ah Chen, di sebelahnya Nenek, nah sebelah Nenek Jauhari, betul gak Nek?”

Zalma memperhatikan foto itu sebentar kemudian mengangguk.

“Betul.”

“Yess, aku emang berbakat nih kalau jadi detektif.”

“Lu mau buka usaha makanan apa mau jadi detektif sih? Gak jelas,” Juni berpura-pura kesal.

Juli tertawa terbahak.

“Keren juga yah, nanti kita bakal belajar bakmi dari Mongolia Jul. Eh tapi, kan katanya gak boleh dijual ya, kok jadi dijual sih Nek bakminya? Terus Syam dimana? Kok kita gak pernah tahu Nenek ada kakak laki-l

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status