Home / Urban / Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga! / 260. Dokter Dragon, Kota Draken!

Share

260. Dokter Dragon, Kota Draken!

Author: Al_Fazza
last update Last Updated: 2025-10-31 14:52:19

"Apa aku melakukan kesalahan? Kenapa pasukan elit Negara datang kemari malam malam?" tanpa khawatir, bahkan menaruh emosi. Ardhana mulai menatap tiga pasukan Blades yang menatapnya dengan tajam.

"Ini..."

'Tangkap Tabib Dewa... Dia berani membuat racun didalam ramuan dengan kedok, kesembuhan tanpa pamrih...'

Surat penangkapan itu terbaca jelas dimata Ardhana. Namun dia tak memberontak, malam itu. Dengan tubuh tanpa perlawanan. Dia dengan sukarela tubuhnya diikat, layaknya penjahat yang dibawa ke ruang pengadilan.

Didalam kediaman besar, dipenuhi aroma obat obatan modern. Senyum tipisnya terkembang, Ardhana sudah tahu akan permasalahan dari surat penangkapan itu.

"Bukannya menyesal ditangkap, aku benar benar geram melihat senyum dibalik topengmu itu tabib sialan..."

Duuuk! Duuuk! Duuuuk!

Suara langkah kaki berat membuat suasana itu berubah menjadi hening. Yang pasti, salah satu prajurit Blades segera menundukan kepalanya.

"Ayah, aku sudah menangkapnya..."

"Putraku, kau benar benar beke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   270.

    Ruang Sidang Utama Istana Dumai, setelah semua bukti cukup dalam pengumpulan waktu Tiga Hari.Suasana istana pagi itu mencekam. Langit berwarna kelabu, awan menggantung berat di atas menara emas. Suara genderang istana menggema tiga kali, suara itu tanda diadakannya Sidang Kehormatan Kekaisaran, sebuah pertemuan tertinggi yang hanya diadakan jika seseorang dari kalangan bangsawan atau militer dituduh melakukan kejahatan terhadap negara.Di tengah aula megah itu, Kaisar Dumai duduk di atas singgasana dengan pakaian hitam kebesaran. Di sisi kirinya berdiri Vargan dengan wajah datar, dan di sisi kanan berdiri Nimira yang menatap tajam ke arah depan.Di bawah tangga singgasana, berdiri Ardhana, kini dia mengenakan jubah putih dan sabuk merah khas Hakim Agung Istana. Wajahnya tertutup sebagian oleh topeng perak tipis, menyisakan sorot mata yang dingin dan tajam.Di hadapannya, berlutut seorang pria gagah berzirah hitam, berambut perak, dengan emblem naga bercakar tiga di dadanya dia adalah

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   269. Awal mula pertemanan Vargan dengan Ardhana.

    "Meski Kaisar tahu identitasku, tapi dia tidak berniat untuk membunuhku... Vargan, serahkan urusan padaku... Jalan terang, akan segera ku temukan..."Vargan tersenyum tipis."Kau benar benar tahu bahaya mengintai, tapi kau bisa tetap tenang... Ardhana aku cukup kagum..."Begitu pintu tertutup, suasana kembali sunyi. Hanya bunyi hembusan angin yang menelusup lewat celah dinding marmer, berdesir lirih seolah membawa bisikan masa lalu.Ardhana menatap sekeliling ruangan itu sekali lagi. Setiap sudut tampak rapi, terlalu rapi untuk tempat seseorang yang baru saja tewas secara misterius. Semua benda seolah sudah disusun ulang oleh tangan yang tahu persis apa yang ingin disembunyikan.Ia mendekati meja besar di tengah ruangan. Jemarinya menyentuh permukaannya perlahan, mencari ketidak seimbangan kecil. Setelah beberapa detik, kukunya menemukan retakan samar di bawah sisi kanan meja. Ia menekan titik itu pelan.Klik.Sebuah laci rahasia terbuka perlahan, disertai semburan hawa spiritual ding

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   268.

    Malam itu, angin berhembus kencang di menara utara Istana Dumai. Lentera bergoyang, bayang-bayang penjaga tampak panjang di dinding marmer.Ardhana duduk di balkon kamarnya, menatap langit malam yang kelam. Di tangannya, ia memegang sehelai surat kecil dari Nimira."Berhati-hatilah di istana. Kakekku sebenarnya tahu siapa dalang dibalik kematian kakekmu. Kematiannya disebabkan karena dia memberimu jalan menjadi seorang pejabat... Kini aku tak menyalahkanmu, hanya saja ingat pesanku. jangan percayai siapa pun, bahkan mereka yang terlihat berada di pihakmu." Nimira.Ardhana meremas surat itu perlahan. Suara ketukan lembut di pintu membuatnya menoleh.“Masuk,” katanya.Vargan muncul, tanpa jubah perak, hanya pakaian dalam hitam khas pengawal kerajaan. Namun auranya tetap tajam.“Aku pikir kau tidak akan tidur malam ini,” ujarnya sambil duduk tanpa izin di seberang meja.“Aku tidak bisa tidur di tempat yang penuh rahasia,” jawab Ardhana datar.Vargan tersenyum miring. “Kau memang cepat be

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   267.

    Udara pagi di Istana Dumai terasa berat dan asing. Kabut dingin menyelimuti seluruh kompleks bagian timur, tempat para pejabat tinggi memiliki paviliun pribadi mereka. Suara burung gagak terdengar parau di atas genteng batu jade, pertanda buruk yang jarang muncul di sekitar istana.Ardhana berjalan pelan di lorong panjang menuju ruang kerja mendiang Penasehat Tetua Chou.Di belakangnya, langkah sepatu logam berderap dengan ritme tegas, langkah itu milik Vargan, yang kini resmi menjadi rekan satu timnya dalam penyelidikan ini.“Tidak kusangka, pria seperti Chou bisa mati begitu saja di ruang pribadinya,” ujar Vargan dengan nada datar, namun sorot matanya tajam seperti pedang.“Biasanya, orang bijak seperti dia hanya mati jika seseorang menghendakinya.”Ardhana tidak menjawab. Pandangannya terpaku pada pintu besar berukir naga dan bunga teratai yang dijaga dua pengawal kerajaan. Di atas segelnya, masih menempel pita merah yang berarti lokasi belum boleh disentuh siapapun kecuali oleh Ka

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   266. Tuan Chou tewas tiba tiba

    Semua kepala berbalik. Langkah sepatu berhak tinggi menggema di aula batu putih itu. Suaranya tenang, namun setiap hentakan seolah membawa tekanan halus yang menembus dada semua orang yang hadir.Dari pintu utama, seorang pria berusia sekitar tiga puluh lima tahun melangkah masuk dengan jubah perak berhiaskan sulaman naga hitam. Di dadanya tergantung lencana berbentuk mata elang, itu simbol pengawas Kekaisaran tertinggi.“Yang Mulia Lord Vargan…” gumam salah satu penilai, langsung berdiri dan menunduk.Vargan menatap Ardhana dari ujung kepala hingga kaki. Tatapannya dingin, bibirnya melengkung ke arah senyum yang tak tulus.“Tabib Dewa, ya? Orang yang katanya menyembuhkan ratusan jiwa dengan satu ramuan, mengalahkan dua bangsawan korup, dan kini bahkan bisa menyembuhkan Putri Kaisar.”Ia menyipitkan mata, “Sepertinya... Legenda yang terlalu indah untuk dipercaya.”Ardhana hanya menatap tenang. “Jika kau ingin memastikan, kau bisa mencobanya sendiri. Aku tak keberatan.”Seketika ruanga

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   265. Menjadi Penasehat Medist, dan Hukum Istana.

    Pagi itu, sinar mentari menembus kabut lembut yang menyelimuti desa Tanah Suci.Suara burung bercampur dengan desir angin yang menampar pelan jendela klinik Dewa Medist.Ardhana berdiri di halaman klinik, memandangi token emas yang diberi oleh Chou semalam.Di permukaannya terukir lambang elang kembar dengan mata permata merah, itu simbol otoritas tertinggi di Negara Dumai, hanya dimiliki oleh tiga orang pejabat utama dan sang kaisar itu sendiri.“Token identitas... dengan ini aku bisa menembus pintu istana tanpa pemeriksaan,”Gumamnya lirih, sementara jubah hitamnya berkibar diterpa angin pagi. Langkah kaki ringan terdengar dari belakang.“Jadi... kau benar-benar akan pergi ke ibu kota?” tanya Nimira dengan nada berat.Ardhana tak menoleh. “Aku harus mencari kebenaran. Jika kakekmu benar, maka aku akan berterima kasih. Tapi jika ada kebohongan sekecil apa pun... Nimira, aku bukan seseorang yang pendendam, tapi tahu apa yang harus ku lakukan..."“Jika kakekku benar, dan sosok yang mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status