Share

45. Ancaman Deo Listiana!

Author: Al_Fazza
last update Last Updated: 2025-05-21 19:05:39

"Ohhh, kamu ingin melawanku lagi?" Bintang menghentikan langkahnya, namun Nei segera menggelengkan kepalanya. Dia takut keberuntungan yang sama tidak berpihak kepada tuannya.

"Tuan..."

"Diam, kamu hanya pengawalnya saja sudah berani mengaturnya...," suara dingin Deo Listiana memotong keinginan Nei.

Mendengar hal itu, Bintang tersenyum tipis. Mungkin empat ratus triliun memang sudah cukup untuknya, tapi Deo Listiana malah mengancam orangnya? Ini bukan lagi soal tantangan, melainkan harga diri Nei yang sekarang bekerja untuknya.

"Jika bermain empat ratus triliun, aku akan meladenimu...,"

Deo Listiana mendengus kesal, dia segera menelephone seseorang untuk membawakan sejumlah chip yang sama! Hingga setelah itu, seorang pria dengan raut wajah datar tiba. Dan Deo Listiana mulai memberikan aturan baru untuk Bintang.

"Aturan kali ini, hanya Bandar yang akan membagi kartu, dan semua pilihan hanya ada pada sang Bandar... Apa kamu keberatan?"

Bintang menggelengkan kepalanya, dia menatap sang Ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   259.

    Sejak malam itu, kabar tentang Tabib Bertopeng di desa Tanah Suci menyebar seperti angin.Orang-orang datang dari desa lain, membawa luka, penyakit, dan harapan yang nyaris padam.Pagi itu, klinik kecil Ardhana sudah ramai bahkan sebelum matahari muncul sempurna. Seorang pemuda dengan lengan bengkak, seorang nenek dengan napas sesak, dua anak kecil yang batuk parah, kini semua pasien tengah duduk rapi di luar, menunggu giliran.Dari dalam ruangan, terdengar suara lembut namun tegas.“Anak ini terlalu sering makan buah kering yang diawetkan,” ujar Ardhana sambil menatap bocah laki-laki yang duduk di pangkuan ibunya. “Tenggorokannya iritasi, bukan karena demam.”Si ibu tampak kebingungan. “Tapi Tabib… Kami pikir dia kena flu biasa.”“Tidak,” jawab Ardhana tenang, mencampurkan sedikit madu dengan akar putih di wadah kecil. “Flu membuat hidung tersumbat. Anakmu hanya sulit menelan karena luka di tenggorokan. Hentikan makanan kering selama tiga hari, dan beri ramuan ini tiga kali sehari.”

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   258.

    Ardhana menatap wajah pria itu dengan tenang. "Jika untuk menciptakan pill kesembuhan Dewa secara sempurna, semua bahan itu mungkin tidak ada diseluruh wilayah ini... Tapi, dengan beberapa bahan yang kumiliki, senior tak perlu repot untuk mencarinya."Berjalan kearah rak berisi bahan herbal mentah yang berbeda. Ardhana mulai memilah milih beberapa bahan. Hingga setelah semuanya terkumpul.Ardhana mulai memanggang beberapa bahan, tindakan tradisional ini membuat pria tua itu mengernyitkan salah satu alisnya."Katanya pill? Kulihat kau seperti membuat sebuah ramuan?""Aku tak memiliki cukup uang untuk membeli sebuah tungku... Meski hanya ramuan, khasiatnya tak berkurang dari manfaat yang sebenarnya...."Pemanggangan, ini adalah cara pemisahan kotoran racun yang terkandung didalam setiap bahan yang ada. Berbeda dengan kalangan obat modern yang tersebar. Mereka tak menyadari kesalahan kecil itu, hingga penciptaan setiap obat harus membutuhkan bahan yang lebih."Dia seperti tabib Dewa..."

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   257.

    "Aku belum menyelesaikan ungkapanku... Kenapa terburu buru seperti ini.. Serakah, ..."Kedua pria menarik nafas dalam dalam, tak bisa berkata kata. Tapi pimpinan prajurit itu merasa dipermainkan."Sudah diberi jalan hidup, malah milih jalan kematian..."Sriiiiiiiiiing!Dia menarik pedang dari dalam sarung, lalu langsung melompat kearah Ardhana. Tapi dengan mudah Ardhana menggeser sedikit tubuhnya. Hingga, pedang dari komandan prajurit itu harus salah sasaran.Slaaaaaash!"Akkkkh! Ta-tanganku...""A-aku..." Komandan itu terpaku, namun dia sadar akan kesalahannya.Wuuuuuuush!Mengayunkan pedangnya lagi, tindakan ini memicu Ardhana segera salto kebelakang sekali. Dengan penglihatan cermat dan pemikiran cepat. Dia segera menendang batu sebesar kepalan tangan dibawahnya secara kuat.BAAAAAAAAAANG!Batu itu melesat cepat, menghantam perut komandan itu hingga kedua matanya melotot."Lain kali aku takan berbaik hati jika kalian berani menyinggungku lagi..."Mengambil semua koin emas Tushe, la

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   256.

    Sang pelayan diam membeku. Tapi dia tahu satu hal, jika pengurus utama membawa tamu kedalam ruangannya. Itu diartikan tamu itu tak biasa."Si-sial... Apa aku akan terkena masalah..."*Didalam ruangan."Kau berasal dari negara Amerta?"Dengan tatapan santai, Ardhana menganggukan kepalanya. Yang pasti, dia tahu gadis itu tak berbahaya, tak memiliki niat membunuh. Tapi hanya memancarkan niat keserakahan yang tinggi."Bertanya soal identitas, apa kamu akan membocorkannya?"Gadis itu tersenyum dingin."Di seluruh daratan, siapa yang tidak tahu konflik antar Dumai dengan Amerta... Tapi di mataku, bisnis tetaplah bisnis, tidak ada musuh... Kecuali mereka yang ingin menganggu bisnisku...""Persepsimu tentang bisnis sungguh luar biasa... Tapi apa niatmu membawaku keruanganku..."Gadis itu menuangkan gelas berisi teh. Lalu sengaja menyajikannya untuk Ardhana."Berani berkeliaran di ibu kota kau pasti bukan orang biasa... Tapi pasukan berani mati Blades juga dikatakan tengah memburu seorang did

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   255. Desa Tanah Suci. Mendirikan klinik!

    Ardhana terdiam. Di benaknya kilat ingatanm, tangan ibunya mengajari cara mengidentifikasi sebuah penyakit, ayahnya mengajari langkah-langkah tenang sebelum bertempur. Menjadi tabib bukan asing baginya."Aku tak perlu nasehat darimu... Kelak, jika kau memanfaatkan, bahkan menyinggungku lagi, aku takan segan..." ungkapannya berhenti ditengah jalan, sembari terus meninggalkan ruangan itu.Nimira tersenyum samar. “Kau kira, kamu bisa bermain di wilayah negara musuh dengan mudah? Ardhana, aku akan tetap menunggumu datang, meminta pertolonganku!"*Hari berikutnya. Di tepi lembah, berdiri sebuah pedesaan kecil yang penuh dengan hiruk pikuk aktivitas sederhananya."Paman paman? Kenapa sampai saat ini anda memakai topeng?" pemuda kecil, bernama Steven menarik pakaian Ardhana dengan lembut.Meski masih muda, Ardhana yang menyembunyikan identitasnya dari pasukan Blades tersenyum samar dibalik topengnya."Steven, paman memiliki luka luar diwajah... Mungkin Steven sendiri akan ketakutan ketika m

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   254. Niat Nimira yang memanfaatkan Ardhana.

    Tubuh Ardhana tergeletak tak sadarkan diri di atas usungan batu datar, seluruh tubuhnya penuh luka, racun korosif yang berwarna ungu kehijauan masih berdenyut di pembuluh darahnya. Nafasnya berat, kulitnya pucat, bahkan nafas pada nadi tubuhnya nyaris padam.Lorong batu berkelok yang menuju Paviliun Teratai Suci terasa dingin dan sunyi. Pasukan bercadar hitam yang membawanya bergerak cepat, namun wajah mereka menyiratkan kecemasan.“Lukanya terlalu dalam,” bisik salah satu dari mereka. “Racun itu bukan sembarang racun. Itu racun penghancur darah dipakai oleh pasukan elit Kardaya untuk membunuh pemberontak seperti kita ditempat.”"Tapi dia bisa bertahan selama ini..." “Diam! Kau mau kepala kita ikut dipenggal karena banyak bicara?” balas rekannya cepat.Langkah mereka berhenti tepat di depan gerbang bawah tanah berukir teratai perak. Begitu pintu batu terbuka, hawa lembab bercampur wangi bunga teratai memenuhi udara. Lentera-lentera kristal menyala lembut, menerangi ruangan luas di ba

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status