Share

Bab 456

Author: Galang Damares
Nancy tidak marah. Dia malah menatapku sambil tersenyum. "Aku jahat?"

"Kamu jahat." Seketika, aku kebingungan dan tidak tahu apa yang terjadi.

"Kalau begitu, katakan padaku. Kenapa aku jahat? Jahat dari mana? Kamu harus kasih penjelasan."

Aku tidak ingin mengatakannya.

Nancy tiba-tiba mencubit dadaku. "Katakan."

Aku merasa geli. "Kamu ngapain? Jangan sentuh aku, oke?"

"Kita sudah pernah berhubungan, kamu nggak larang aku sentuh kamu?" Nancy sungguh tidak tahu malu. Aku terus mengasarinya, tetapi dia tidak marah.

Alhasil, amarahku mereda.

"Anggap saja nggak terjadi apa pun. Kelak, jangan cari aku lagi."

Entah mengapa aku menjadi ragu.

Aku ingin menyingkirkannya, tetapi tidak berani berkata kasar.

Nancy mencubit dadaku lagi.

Tidak sakit, hanya terasa geli.

"Kamu bilang nggak terjadi apa pun? Apa kamu tanya pendapatku?"

Aku memandang Nancy dengan marah sambil berpikir, 'Ada apa dengan wanita ini?'

Dia menggodaku lagi?

Aku mengusap dadaku sambil berkata dengan kesal, "Kamu mempunyai begitu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tumpal Batara
alur nya jd bnyk cerita daripada prakteknya...saran saya supaya tdk jenuh imbangi agar pembaca bisa traveling dgn isi nya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1562

    "Nggak, aku ingin dia menarikku." Gita sudah berdiri di air dengan bantuan orang lain. Dia menatap Vania dengan kesal.Vania tahu Gita sengaja seperti itu. Amarahnya pun memuncak. "Kenapa? Bukannya aku yang mendorongmu jatuh."Gita berkata, "Yah, aku nggak sengaja menabrakmu. Aku nggak sengaja terjatuh. Tapi, sekarang, aku hanya ingin kamu menarikku. Katakan, kamu bersedia nggak."Ekspresi Gita yang serius membuat Vania sedikit takut.Vania ragu-ragu.Wendy mencibirkan bibirnya. Kemudian, dia mendayung perahu menjauh. Dia tidak ikut campur dalam urusan mereka lagi.Vania menatap Gita, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Kenapa kamu terus menargetkanku?"Gita mencibir, "Karena kamu hanya penjilat di sisiku. Kamu pikir semudah itu menjadi penjilat? Kamu pikir kamu bisa datang dan pergi sesukamu?""Kamu ...." Vania begitu marah hingga matanya memerah dan suaranya tercekat. "Gita, ada begitu banyak orang di sini. Kata-katamu keterlaluan sekali?""Yah, aku memang keterlaluan. Memang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1561

    Aku mengangguk. "Sedikit. Ini pertama kalinya aku memainkan game semenarik ini.""Kalau begitu, peganglah tanganku." Lydia mengulurkan tangannya ke arahku.Aku berkata, "Nggak, ini terlalu berbahaya. Sebaiknya kamu berpegangan erat. Aku bisa sendiri."Aku tidak bisa membiarkan Lydia terlibat karena ketakutanku.Dalam permainan menggairahkan seperti itu, kecelakaan dapat dengan mudah terjadi jika tidak berhati-hati. Namun, selama kita mengikuti instruksi petugas keselamatan, kita dapat menghindari situasi itu.Setelah kami semua siap, petugas keselamatan mendorong perahu kami keluar.Perahu itu tiba-tiba hanyut terbawa arus. Kami begitu dekat dengan air sungai dan segala sesuatu yang ada di sungai.Setelah menuruni lereng yang curam, perahu menjadi lebih mulus dengan perlahan. Aku merasa tidak begitu mengasyikkan atau menakutkan lagi.Setelah itu, perahu hanya mengalir perlahan di sepanjang sungai. Kami menikmati pemandangan di sepanjang jalan.Akhirnya, suasana hatiku mulai tenang deng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1560

    "Nggak apa-apa. Duduklah. Aku yang ambil ahli.""Kita harus menunggu sebentar. Masih ada beberapa orang lagi yang datang."Lydia suka bermain. Dia juga suka mengatur banyak orang untuk bermain bersama.Kami tidak masalah menunggu lama. Jika hanya kami yang bermain, itu tidak masalah.Aku menemukan ruang terbuka untuk duduk, lalu memandangi danau dan pegunungan di depanku. Melihat pemandangan yang indah dan penuh warna ini, aku merasa sangat nyaman.Lydia juga duduk dan berkata, "Kak, kamu nggak ingin bertanya siapa lagi yang aku ajak?""Aku nggak kenal satu pun temanmu. Aku nggak bisa menebak siapa mereka," kataku dengan jujur.Lydia berkata sambil tersenyum, "Nggak, kamu kenal mereka. Aku memanggil Gita dan yang lainnya."Aku mengerutkan kening. "Kenapa kamu ingin memanggil mereka?""Bersenang-senang.""Tapi, bukankah kamu nggak akur dengan mereka?""Aku memang nggak suka mereka, tapi itu nggak berarti aku nggak bisa bermain dengan mereka."Sulit bagi aku untuk memahami pikiran Lydia.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1559

    Aku teringat permintaan cuti Kiki dua hari yang lalu, jadi aku bertanya, "Kenapa kamu meminta cuti hari itu? Kamu dalam masalah?""Bukan masalah besar. Aku menemani Agnes ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik.""Oh, baguslah kamu baik-baik saja."Sebelumnya, Agnes mengalami depresi ringan. Dia telah mengonsumsi obat-obatan. Agnes memang butuh pemeriksaan fisik rutin.Aku berjalan mengelilingi klinik. Saat aku naik ke atas, aku bertemu Cindy.Cindy menatapku dengan mata terbelalak, lalu berkata, "Bukankah kamu kasih tahu Kak Nia bahwa kamu sedang dalam perjalanan bisnis?""Um... baru kembali. Aku baru kembali." Aku merasa bersalah. Aku tidak berani menatap mata Cindy.Cindy menatapku dengan pandangan menyelidik, lalu dia terkekeh.Akhirnya, dia tidak berkata apa-apa. Dia berbalik dan pergi.Namun, ekspresinya yang tersenyum itu membuatku merasa tidak nyaman.Dia tidak akan memberi tahu Nia tentang pertemuannya denganku di klinik, bukan?Nia tidak akan menyalahkanku, bukan?Sialan, kena

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1558

    "Jangan senang dulu," kata Bella.Aku bertanya, "Kenapa?"Bella memelototiku. "Sudah aku bilang, aku nggak akan berbagi pria dengan wanita lain. Kalau kamu mau menikah denganku, kamu harus memutuskan hubungan dengan wanita lain!"Aku tahu Bella mengatakan tentang hal yang terjadi antara aku, Lina dan Nia.Aku mudah menjelaskan pada Nia. Namun, bagaimana dengan Lina?Aku bukannya tidak ingin menikahi Lina. Namun, Lina tampaknya sengaja menjauh dariku sekarang.Selain menghubungi aku ketika dibutuhkan, kami jarang menghubungi satu sama lain.Aku merasa kami telah menjadi orang asing yang paling akrab.Namun, jika aku harus mengatakan pada Lina bahwa aku tidak ingin menikahinya dan ingin menikahi orang lain, aku tidak bisa membuka suara sama sekali.Aku merasa sangat malu. Perasaan bahagia yang baru saja aku rasakan itu, lenyap tanpa jejak dalam sekejap."Yah. Aku harus mengurusi hal-hal itu."Aku melepaskan Bella. Aku merasa tidak berdaya.Wajah Bella langsung menjadi masam.Aku bertanya

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1557

    Saat aku tertidur, hari sudah hampir fajar.Saat aku terbangun, waktu sudah jam sembilan lewat.Aku langsung duduk. Begitu memikirkan kejadian tadi malam, aku merasa takut tanpa sebab.Alasan utamanya adalah aku tidak yakin apakah Bella mabuk atau benar-benar menginginkannya tadi malam.Jika jawabannya yang terakhir, apakah dia akan menyesalinya saat dia sadar?Hal inilah yang paling aku khawatirkan sekarang.Aku mengenakan pakaianku dengan hati-hati, lalu melihat keluar untuk mencari Bella.Ruang tamu sepi. Aku tidak melihat Bella sama sekali.Dia tidak ada di rumah!Bagus sekali!Haruskah aku pergi sekarang?Aku merasa aku harus segera pergi. Setelah Bella tidak terlalu peduli dengan masalah ini, aku lebih baik baru kembali.Jadi, aku mengambil pakaianku, berjingkat menuju pintu dan bersiap untuk pergi."Mau ke mana?" Tiba-tiba, terdengar suara dingin di belakangku.Sialan, aku tertangkap basah.Tiba-tiba, aku membeku. Aku tidak berani bergerak sama sekali.Aku berbalik dan menatap B

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status