Share

Bab 752

Author: Galang Damares
Setelah Bella memarahi mereka, dia berbalik dan berjalan keluar.

Lalu, Bella bersandar ke dinding dengan ekspresi masam.

"Ada apa denganmu?" Barusan, Bella begitu tegas. Kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini?

Bella menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku khawatir dengan Yuna. Apa yang akan Yuna lakukan kalau Harmin benar-benar mati?"

Bella memang seperti ini. Dia memiliki lidah yang tajam, tetapi hatinya sangat lembut.

Bella selalu terlihat dingin. Namun, sebenarnya dia sangat peduli pada semua sahabatnya.

Untuk sesaat, aku tidak tahu harus berkata apa.

Aku juga tetap diam.

Bella tiba-tiba menatapku, hingga membuatku merasa tidak nyaman.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa ada sesuatu di wajahku?"

Bella memelototiku dan berkata, "Aku peringatkan kamu. Nggak peduli Harmin baik-baik saja atau nggak, kamu nggak boleh mendekati Yuna."

"Kalau kamu berani mendekatinya, aku akan membunuhmu!"

"Sialan, menurutmu aku bajingan? Harmin adalah bosku. Dia sangat baik padaku. Bagaimana mun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1635

    Hal itu juga bisa membuat orang lain merasa aku pilih kasih.Harus aku akui, Hairu memang lebih licik dan juga lebih cerdas dibanding Dono.Aku tersenyum sambil mengangguk. "Yah, kontribusi kalian besar sekali."Melihat suasana sudah pas, Hairu memberi isyarat dengan matanya pada Dono.Dono segera melangkah maju dan berkata, "Lihatlah, makin besar bisnis kita, makin banyak juga orang yang datang cari gara-gara.""Aku tahu kalian nggak suka sama aku, tapi kalau aku tetap di sini, aku bisa kasih sedikit kontribusi.""Benar, 'kan?"Dono menunjukkan sikapnya pada kami. Namun, dia tidak semau sendiri seperti dulu lagi. Kali ini, dia menyerahkan keputusan sepenuhnya pada kami.Harus aku akui, setelah sekian lama tidak bertemu, sepertinya orang ini mulai berpikir.Dia tidak seperti dulu yang selalu gegabah. Sekarang, dia sudah tahu caranya memakai akal juga.Kami bertiga saling berpandangan, lalu tersenyum sambil berkata, "Tentu, tapi soal ini masih perlu kita bicarakan dulu. Nanti, kalau sud

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1634

    "Plak!"Dono langsung melayangkan tamparan keras, hingga orang itu tersungkur.Orang-orang lainnya ketakutan hingga berjalan mundur. Mereka takut jika mereka akan terluka.Dono berdiri dengan gaya garang layaknya preman. Kedua tangannya bertolak pinggang dengan wajah penuh amarah. "Siapa yang nggak terima? Maju sini!"Kebanyakan dari mereka sudah ketakutan melihat aura Dono yang garang.Mereka dibayar untuk membuat onar. Namun, begitu bertemu dengan orang keras kepala, mereka langsung menjadi pengecut.Dono yang memiliki sifat kasar itu, jelas paling pas untuk menghadapi orang-orang seperti mereka.Kiki diam-diam menarik lenganku. "Edo, rencanamu ini manjur banget."Zudith langsung berkata sambil tertawa, "Jelaslah. Edo itu otaknya kita."Mendengar itu, aku cuma bisa tersenyum.Sejak kapan aku jadi andalan mereka?Aku merasa pujian itu berlebihan.Aku buru-buru berkata, "Ah, aku nggak pantas dibilang begitu."Zudith dan Kiki merangkul pundakku. "Sudahlah, nggak usah merendah lagi. Kamu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1633

    Aku terus berpikir, "Kak Nia sepertinya nggak ada alasan untuk membohongiku, 'kan?"Jika saat itu aku tahu Nia dan Lina menipuku, aku pasti tidak akan pergi begitu saja.Hanya saja, tidak ada obat penyesalan di dunia ini!Saat aku tahu kebenarannya, semuanya sudah terlambat.Semua ini cerita belakangan, aku tidak menceritakannya dulu!...Saat aku kembali ke klinik, aku melihat banyak orang di dalam.Orang-orang itu tampak bukan pengacau, tetapi mereka tidak datang untuk berobat.Aku segera mendekati Kiki dan Zudith. "Kenapa? Apa yang terjadi?"Kiki segera menarikku ke samping, kemudian dia menceritakan kejadiannya dengan singkat.Sampai saat ini, Kiki dan Zudith tidak jelas maksudnya orang-orang itu. Mereka hanya menyerbu masuk, melihat ke sana ke mari. Namun, mereka tidak membeli apa-apa dan tidak membuat keributan.Namun, karena jumlah mereka terlalu banyak, pelanggan yang benar-benar mau membeli obat tidak bisa masuk. Hal itu secara tidak langsung merugikan bisnis kami.Setelah men

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1632

    "Edo? Kamu, ya?" Saat aku sedang belanja di luar, tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu familier. Saat menoleh, aku melihat Nia.Aku sangat senang. Aku langsung berlari menghampiri. "Kak Nia, kamu juga belanja di sini? Kebetulan banget."Nia melirik barang-barang di tanganku, isinya permen, kacang dan camilan yang dipakai untuk acara tunangan.Sekilas, mata Nia memancarkan sorot yang rumit."Aku nggak sangka kamu masih repot-repot beli sendiri." Nia tersenyum. Dia segera menutupi sorot rumit di matanya tadi.Aku berkata, "Yah, sebentar lagi tunangan. Jadi, aku pikir paling nggak bisa ikut bantu sedikit.""Bagus, bagus." Nia tampak sedikit linglung.Aku menatap Nia. "Kak Nia, kenapa? Kamu kepikiran sesuatu, ya?""Nggak." Nia berbohong. Lalu, dia tersenyum. "Kamu lanjut belanja saja. Aku mau beli buah dulu."Nia pergi ke tempat buah, lalu membeli cukup banyak buah.Aku merasa bingung. Bukankah Nia baru pindah ke rumah baru? Di dekat rumah itu juga ada supermarket. Kenapa dia jauh-jau

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1631

    Dama tahu bahwa hati Lanny merasa sedih seperti dirinya.Dia juga tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa menggenggam erat tangan Lanny. "Jangan begini, kalau putri kita melihatnya, hatinya pasti tambah sedih."Akhirnya, Lanny tidak kuasa menahan diri. Dia langsung menangis dengan keras.Dia terjatuh ke dalam pelukan Dama, lalu menangis tersedu-sedu. "Kenapa bisa begini? Kenapa .... Kenapa nasib Lina begitu menyedihkan .... Kenapa Tuhan begitu nggak adil padanya ...."Dama juga tidak kuasa menahannya, hingga hidungnya terasa perih.Dia juga merasa tidak rela dan tidak adil. Dia ingin bertanya kenapa bisa begini?Namun, siapa yang bisa memberi mereka jawaban?Takdir menimpakan penderitaan pada mereka tanpa alasan apa pun.Saat menghadapi penderitaan, jika ingin terus hidup, kita harus kuat dan tidak boleh terpuruk!Dama memeluk istrinya tanpa berkata apa-apa. Dia hanya berharap Lanny bisa segera tenang.Karena putri mereka masih membutuhkan perawatan dari mereka.Bagi Lanny, sebesa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1630

    "Apa-apaan kamu? Kamu pakai cara begini buat alihin perhatianku dan melindungi Edo?""Lina, oh Lina, apa sih bagusnya Edo? Sekarang, dia sudah mau menikah dengan wanita lain, tapi kamu masih mengkhawatirkan dia?"Dama sama sekali tidak menyadari wajah Lina yang kesakitan. Dia masih terus-menerus memarahinya.Setelah Lina kesakitan sampai terjatuh ke lantai dengan wajah pucat pasi dan keringat dingin bercucuran di dahinya, akhirnya Dama sadar ada yang tidak beres."Lina, Lina, kenapa kamu?"Dama buru-buru berjongkok untuk menanyakan kondisinya.Lina kesakitan hingga dia sama sekali tidak bisa membuka suara.Dama segera menggendong putrinya, lalu membawanya ke rumah sakit.Setelah serangkaian pemeriksaan, ternyata Lina didiagnosis mengidap kanker ovarium!"Duar!"Kabar itu bagaikan petir di siang bolong, hingga membuat Dama hampir tidak sanggup berdiri. Tubuhnya terhuyung dua kali, lalu jatuh ke kursi di belakangnya."Dokter, apa mungkin kamu salah? Putriku selalu sehat. Bagaimana dia bi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status