Share

Bab 983

Author: Galang Damares
Aku akan menyelesaikan masalah ini dengan mereka berdua perlahan-lahan.

Saat aku lelah memukulnya, aku menendangnya.

Singkatnya, aku yakin bahwa dia yang menyebabkan Nia menjadi seperti sekarang.

Setelah aku kelelahan, aku baru berhenti.

Aku duduk merosot di samping. Namun, aku masih memegang kerah baju Wiki dengan erat. Aku takut dia akan melarikan diri.

Aku tidak menyangka tekadku akan sekuat itu.

Namun, setiap kali aku memikirkan Nia yang terbaring koma, aku merasa penuh kekuatan. Kebencianku terhadap Wiki menjadi semakin meningkat.

Aku ingin membunuhnya untuk membalaskan dendam Nia.

Aku menatap Wiki yang tergeletak di tanah karena dipukuli olehku dengan mata memerah, lalu bertanya lagi, "Apa masalah Kak Nia ada hubungannya denganmu?"

Wiki masih bersikeras, "Nggak, Aku benar-benar nggak melakukannya. Itu benar-benar kecelakaan."

Aku memukulnya dengan keras lagi.

"Nggak masalah kalau kamu nggak memberitahuku. Aku akan mencari tahu. Wiki, kalau aku tahu kamu pelakunya, aku akan membun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1649

    Setelah makan, mereka harus mengantar Dinda pergi.Leo menahan amarah yang tidak bisa dilampiaskan. Dia hanya bisa meluapkannya pada meja dan kursi. "Berengsek, apa-apaan ini? Siapa Edo? Sampai-sampai Kak Dinda ikut turun tangan?""Tenanglah," kata Rony.Leo berkata, "Bagaimana aku bisa tenang? Aku sudah siap-siap buat kasih pelajaran ke orang itu. Sekarang, Kak Dinda ikut campur. Aku nggak bisa berbuat apa pun lagi."Rony berkata, "Kenapa nggak bisa? Barusan, Kak Dinda bilang habis makan dia bakal kembali ke Kota Jilin.""Tapi ... Pak Rony, maksudmu kita bertindak setelah Kak Dinda pergi?" tanya Leo.Rony buru-buru berkata, "Eh, aku nggak bilang begitu. Waktu Kak Dinda datang, kita sudah janji. Setelah dia pergi, kita langsung bikin masalah. Bukankah itu artinya kita nggak menghargai Kak Dinda?""Apa maksudmu?" Leo tampak bingung.Saat ini, Liam berjalan mendekat dan berkata, "Maksud Rony mulai sekarang sebaiknya kita jangan turun tangan lagi. Demi seekor kutu busuk, menyinggung Kak D

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1648

    "Edo, sebaiknya kamu nggak bohong sama aku. Kalau nggak, aku bakal bikin kamu mati dengan tragis," kata Dinda dengan nada dingin sambil berdiri.Aku tetap tersenyum santai, "Mana berani aku bohong. Serius, Nona Dinda, kamu terlalu hebat. Aku sama sekali bukan tandinganmu.""Huh." Dinda berbalik dan pergi.Begitu dia pergi, aku langsung menghela napas lega.Akhirnya, pembuat onar itu berhasil aku usir.Namun, akhirnya aku benar-benar mengerti situasinya. Dinda dipanggil oleh Yuna untuk membantuku.Aku sama sekali tidak menyangka Yuna akan begitu baik padaku.Apa yang sebenarnya terjadi?Di satu sisi Yuna membenciku, tetapi di sisi lain dia juga membantuku. Sebenarnya, apa yang dia inginkan?Aku benar-benar tidak bisa memahami apa yang ada di dalam pikiran Yuna.Sudahlah, selama Yuna tidak menjadikanku sasaran lagi, aku sudah puas.Memikirkan terlalu banyak pun tidak ada gunanya....Di salah satu ruang VIP.Empat pemuda yang duduk di hadapan Dinda adalah Empat Tuan Muda Kota Jilin, Rony

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1647

    "Saat Pak Harmin mengalami musibah, aku ikut dia ke Kota Gulma untuk menanganinya. Aku lelah mengurusnya. Tapi, akhirnya, bukannya berterima kasih, dia malah berbalik melawan aku.""Dia berbalik melawanmu? Kenapa begitu?" Akhirnya, Dinda tertarik pada ceritaku.Aku kesal setengah mati. "Aku mana tahu? Aku merasa kayak niat baikku nggak dihargai, hatiku rasanya sesak banget!""Nggak, kamu bohong. Waktu di pemakaman, jelas-jelas kamu masih membela si jalang itu." Dinda ternyata cukup cerdas. Dia tidak mudah dibodohi.Aku berkata sambil tersenyum getir, "Aku berbuat seperti itu menghormati Pak Harmin. Dia pernah berjasa padaku, tapi kamu malah terus menghina orang yang paling dia cintai di hadapan makamnya.""Ditambah lagi, waktu itu aku belum terlalu mengenalmu. Aku pikir kamu sengaja menyerang Yuna, jadi aku cuma membelanya.""Tapi, kamu juga lihat sendiri. Dari awal sampai akhir, dia bahkan nggak menoleh padaku, satu kata terima kasih pun nggak ada."Dinda mengangguk. "Itu memang benar

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1646

    Aku mengangkat tanganku. Aku hampir memukulnya.Dinda tetap tidak menghindar atau bergerak. Dia hanya menatapku tanpa gentar."Sialan ... biasanya aku nggak pernah pukul wanita, tapi jangan paksa aku!" kataku sambil menggertakkan gigi.Dinda menyeringai, "Aku memang mau paksa kamu. Kalau berani pukul saja!"Akhirnya, aku tidak memukulnya.Bukan karena aku takut padanya, tetapi karena dia bilang barusan, alasannya datang ke Kota Jimba karena Yuna.Kemungkinan besar Yuna memintanya datang ke Kota Jimba karena aku.Jika aku memukulnya, itu sama saja tidak menghargai Yuna.Aku bisa tidak menghargai wanita itu. Namun, aku tidak boleh tidak menghargai Yuna.Aku duduk dan menenangkan diri terlebih dahulu."Yuna memintamu datang untuk apa?" tanyaku.Dinda duduk di depanku dan menyilangkan kaki sambil mengisap sebatang rokok.Wajahnya tampak sangat percaya diri dan keren.Tak bisa dipungkiri, wanita ini memang memiliki aura wanita tangguh dan percaya diri.Jika dia tidak ngomong kasar begitu, d

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1645

    Jadi, aku sama sekali tidak terlalu memikirkannya.Namun, kenyataan adalah hal yang paling sulit untuk aku percaya.Keesokan harinya, Dinda kembali muncul di hadapanku. Kali ini, dia datang ke Aula Juve.Saat mata kami saling bertemu, kami sama-sama terkejut."Kamu? Sialan!" Dinda langsung menunjukkan ekspresi penuh jijik.Aku juga menatapnya dengan jijik. "Kenapa kamu datang ke tempatku?""Sialan, kalau aku tahu yang dimaksud jalang itu ternyata kamu, mati pun aku nggak akan datang.""Bisa nggak kamu berhenti pakai kata jalang ....""Aku mau bilang, apa urusannya sama kamu!"Wanita itu berteriak keras, hingga para staf menoleh ke arahku.Aku malas meladeni dia, jadi aku berbalik dan pergi."Berhenti!" Dinda mengejarku. "Apa hubunganmu dengan Yuna?""Teman.""Teman apaan? Teman tidur?"Sialan!Wanita ini gila, bukan?Wajahku langsung menjadi masam. "Kamu sengaja cari gara-gara, ya?""Aku datang untuk menanyakan ini demi Harmin," kata Dinda dengan tidak tulus.Aku berkata dengan ekspres

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1644

    Baiklah. Aku tidak bisa bersembunyi lagi.Aku tidak punya pilihan selain berjalan mendekat bersama Bella.Aku memberi penghormatan pada Harmin terlebih dulu.Lalu, aku melihat ke arah Yuna. Namun, Yuna sama sekali tidak melihatku.Saat ini, Dinda selesai memberi penghormatan. Dia menatap Yuna dan berkata, "Yuna, dasar jalang. Dulu, aku seharusnya nggak percaya sama kamu."Mendengar wanita itu memaki Yuna, hatiku langsung dipenuhi amarah.Yuna begitu lembut. Apa hak dia memaki Yuna seperti itu?Namun, dengan posisiku sekarang, aku memang tidak pantas banyak bicara.Dinda terus memaki. Setiap kalimatnya selalu diselipi kata jalang.Aku benar-benar tidak tahan lagi. Aku merasa wanita itu keterlaluan."Hei, kamu sudah selesai ngomong?" selaku sambil menatap Dinda dengan kesal.Dinda menatapku dengan tajam, "Siapa kamu? Apa urusannya sama kamu dengan perkataanku?""Aku temannya Pak Harmin. Di depan makam Pak Harmin, kamu malah menghina istrinya. Apa kamu nggak merasa keterlaluan?""Haha, ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status