Home / Romansa / Kekasih Tuan Muda / Bab 26. Sendiri-sendiri

Share

Bab 26. Sendiri-sendiri

Author: reinsabiila
last update Last Updated: 2025-10-04 16:30:36

Bab 26. Sendiri-sendiri

 “Kenapa kamu di sini?” tanya Kennan, berdiri di depan Yuna yang sedang bersila di gazebo taman belakang.

Yuna menggigit pipi dalamnya, lebih dari seminggu ia mengasingkan diri ketika awal hari menjemput. Dia memilih menyibukkan diri sejak matanya terbuka di pagi hari. Entah ikut memasak atau sekadar memilin-milin bunga seperti saat ini. Bunga kertas yang baru ia dapatkan ilmunya dari media sosial.

“Tuan sudah mau berangkat, tapi, kenapa belum rapi?” kernyit Yuna menyadari Kennan hanya memakai kemeja tanpa dasi juga jas. Padahal rambut laki-laki itu sudah klimis kinyis-kinyis.

Kennan berdecak, karena pertanyaannya dibalas tanya juga oleh Yuna. “Geser,” desisnya.

Yuna menunduk, menggeser tubuhnya memberi tempat kosong di hadapan Kennan.

“Aku merasa, akhir-akhir ini kamu menjauhiku. Kenapa?” ta

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 40. Kenangan Menggigit

    Bab 40. Kenangan Menggigit“Sejak awal, seharusnya memang tak perlu ada kita.”Sepotong kalimat itu terus berdengung memekakkan di gendang telinga Kennan. Mengiringi langkah lelahnya masuk ke rumah.Kennan keluar dari kamar Yuna dengan bongkahan rasa penasaran luar biasa. Juga hujaman nyeri di dadanya yang teramat menyakitkan. Dia berulang kali mengingat, adakah yang terlewat dari catatan riwayat hidup Yuna yang belum sempat terbaca.Kennan tidak menyesali pertemuan antara ia dan Yuna. Justru karena Yuna, Kennan memiliki segalanya.Tadi, selepas Yuna mengucapkan kalimat singkat itu, perempuan itu langsung berlari ke kamar mandi. Dan Kennan tidak mampu mengeluarkan sedikit pun suara dari bibirnya. Terpaku sempurna dengan pikiran kosong.Mengabaikan denyut-denyut nyeri di dadanya, Kennan berjalan ke arah meja kerja yang kini tampak rapi.Harus

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 39. Kennan Sakit

    Bab 39. Kennan SakitKennan sakit sejak kemarin sore, dan sampai pagi ini masih tergeletak di kamar. Merajuk seperti anak kecil, takut meminum obat. Doni dan Nana hanya menghela napas pasrah. Selama ini, Kennan tidak pernah bersikap kekanakan seperti itu.“Ayah.”Doni berdehem menyahut. Tidak sekalipun mengangkat kepala dari lembaran koran pagi yang ia bentangkan.Nana berdecak kecil. Menyorongkan segelas kopi ke arah Doni. “Bujuk Kennan ke rumah sakit. Mama enggak tega.”Sudah usia kepala tiga, tapi Kennan bebal sekali. Sakitnya yang hanya maag, berujung pada demam yang tak kunjung turun. Nana sudah berusaha membujuk, bahkan baru saja tadi, dia berkunjung ke kamar Kennan. Berniat menyuapi bayi besarnya. Namun Kennan justru memilih memejamkan mata.Doni mendengkus. Membalik lembar koran untuk membaca berita menarik lainnya. Dia ke kanto

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 38. Rindu Menggebu

    Bab 38. Rindu MenggebuPulang dengan wajah penuh lebam dan sisa-sisa tenaga. Kennan tersenyum tipis, mendapati Yuna tengah duduk bersama ibunya di gazebo.Ah, dengan ayahnya juga.Mereka bertiga tampak akrab, terbukti dengan tawa yang terdengar hangat. Membuat Kennan iri setengah mati, karena tidak diberi izin oleh Yuna untuk berdekatan.Tadi, Kennan sempat berpikiran untuk langsung masuk kamar saja dan tidur, membiarkan lebamnya menjadi kebiruan. Namun urung, ketika ide cemerlang menyambangi. Dia bisa mendekati Yuna, memanfaatkan keberadaan ayah dan ibunya. Tidak mungkin ‘kan, Yuna menatapnya dengan tatapan sengit yang akhir-akhir ini selalu menyambutnya.Masih beberapa langkah sebelum mencapai gazebo, Kennan tersentak karena jeritan ibunya.“Ya Tuhan! Kennan!”Kennan meringis. Berdiri rapuh dengan dua tangan Nana merangkum wajahnya. Mungkin sedang meneliti, t

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 37.2 Luapan Emosi

    Bab 37.2 Luapan Emosi“Ken.”Kennan tersentak. Mengerjapkan mata dan menatap Wilona bingung. Dia kemudian melirik Jefry yang hanya mengedikkan bahu. Sama tak tahunya.“Kamu sulit sekali ditemui.” Wilona menarik salah satu kursi di dekat Kennan. Tidak menyadari jika seorang laki-laki lain, jelas keberatan.“Memangnya, Kennan itu siapanya kamu, yang harus selalu stay?” Jefry mencibir. Menyuap sesendok penuh makan siangnya dan mengunyah kasar. Tatapan sinisnya ia lemparkan tepat pada perempuan yang mengganggu acara sendu Kennan.Wilona tidak peduli. Dia hanya melirik sesaat pada Jefry sebelum kembali menatap Kennan. Kali ini, jemarinya terulur menggenggam tangan Kennan yang terkulai.“Pernikahanku gagal. Aku dipermainkan. Dan sekarang kamu tampak menjaga jarak denganku. Aku butuh kamu, Ken.&

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 37.1 Luapan Emosi

    Bab 37.1 Luapan Emosi“Aku enggak tahu ….”Jefry melongo. Enggak ada angin, enggak ada hujan, Kennan tiba-tiba berucap yang tidak ia mengerti. Dia dan Kennan sedang di kantor. Seperti biasa. Memang apa lagi yang diharapkan. Berjemur di tepi pantai lalu bermain pasir dan ombak bersama beberapa perempuan.Jangan harap.Kennan bukan tipikal seperti itu. Dan meski Jefry begitu ingin berleha-leha, dia juga masih sayang perkerjaannya. Nanti ditendang keluar kantor oleh Kennan, ‘kan enggak lucu.Jefry masih menatap Kennan, lelaki itu tengah melepas kacamata bacanya dengan gerakan luar biasa pelan.“Aku enggak tahu, jika Yuna bisa mendominasi kehidupanku.” Kennan bersuara. Melanjutkan kalimat awalnya yang sengaja menggantung.Jefry tidak terkejut. Yang terjadi pada Kennan, sudah ia perkirakan sejak Kennan memba

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 36. Penolakan

    Bab 36. PenolakanKennan kehilangan waktu untuk istirahat. Dia pulang ke rumah tengah malam, ketika semua penghuni rumahnya tengah terlelap.Selepas makan siang tadi, Kennan kembali menghadiri rapat bulanan perusahaan. Menghalangi niatannya untuk pulang lebih awal. Dan tidak beruntungnya, rapat itu berlangsung lebih dari dua jam. Dilanjut dengan pertemuan-pertemuan bisnis dengan beberapa klien.Kennan menghela napas, melonggarkan ikatan dasi di lehernya yang terasa mencekik. Dia tidak makan, tidak juga istrirahat. Hal penting itu menjadi sampingan yang tidak Kennan pedulikan.Ah, dia tidak tahu, harus lebih bersyukur atas tumpukan pekerjaannya atau tidak.Melangkahkan kaki memasuki rumah, Kennan disambut dengan keheningan. Tadi, yang membuka gerbang Pak Budi dan sekarang entah ke mana orang itu. Mungkin, menutup garasi.Lampu-lampu di dalam rumah sudah dipadamkan. Menyisakan l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status