Pandangan ayah tiba-tiba tertuju pada seorang lelaki yang berdiri di samping mba Mita dan lalu melihat ke arahku seakan berkata "Siapa dia?" Kak Armand yang menyadari pandangan ayah langsung memperkenalkan pak Arkan kepada ayah. "Dia calonnya Annisa sekaligus dosennya Nisa." Ucap kak Armand mantap,dan membuat diri ini kaget mendengar ucapan kak Armand,bukan hanya aku yang kaget pak Arkan pun menunjukan raut wajah kaget sepertiku,tatapan mata kami bertemu "Maaf pak." Batinku,semoga pak Arkan bisa mengerti dari tatapan mataku ini. Ayah dan yang lainnya yang berada di kamar ini pun sepertinya merasa kaget mendengar ucapan kak Armand. Ayah membalikkan badan menghadap pak Arkan "Saya Hasan ayahnya Annisa." Ucap ayah menjulurkan tangan untuk bersalaman dengan pak Arkan. Pak Arkan dengan ragu menerima tangan ayah "Saya Arkana Sadewa." Ucapnya. "Sadewa, seperti tidak asing lagi namanya." kata ayah. "Sadewa nama papa saya Artur Sadewa." Jawab pak Arkan."Artur Sadewa pemilik Sadewa grup
Setelah beberapa hari Annisa di rawat di rumah sakit,kondisinya sudah membaik,Annisa sudah di perbolehkan untuk pulang siang ini.Tiba-tiba kak Armand mendapatkan telpon dari kantor untuk segera datang karena ada hal penting yang harus di selesaikan,bingung kak Armand,siapa yang bisa dia minta tolong untuk mengurus kepulangan sang adik,mba Mita istrinya sudah pulang dari pagi untuk membersihkan rumah dan merapikan kamar Annisa,ayahnya.. ah lupakan dia dari pertama ayahnya datang menjenguk sampai sekarang beliau tidak tampak lagi untuk melihat Annisa.Di saat sedang larut dalam pemikirannya,kak Armand di kejutkan dengan kedatangan seseorang,"Pak Dosen" gumam kak Armand."Selamat siang." Sapa pak Arkan memasuki kamar Annisa yang pintunya terbuka,setelah mengetuk pintu tanpa ada jawaban dari dalam,pak Arkan memutuskan untuk masuk dengan perlahan,rupanya kakaknya Annisa ini sedang melamun,sedangkan Annisa masih tertidur setelah meminum obat."Pak Dosen,maaf tadi saya melamun." Jawab kak A
"Arkan" Panggilan dari seorang wanita paruhbaya yang tak lain adalah mamanya pak Arkan,menghampiri mereka berdua yang sedang berdiri di samping mobil. "Kamu ngapain di sini?" Tanya dan melirik ke arahku. "Siapa dia sayang?" Tanyanya lagi,dan mendekat ke arahku. Pak Arkan masih diam dan membisu,hanya melirikku sebentar lalu melihat ke arah wanita paruh baya ini. "Kamu siapa nak?" Tanyanya lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari pak Arkan. "Aku Annisa tante,tante...?" Jawabku dan menanyakan siapa beliau ini. "Saya mamahnya Arkan." Jawabnya cepat,dan memelukku,aku yang di peluk di buatnya kaget melihat ke arah pak Arkan dengan mata melotot,ternyata beliau ini mamanya pak Arkan. "Kamu sakit sayang,di lihat dari wajahmu yang pucat ini." Tanya mamanya pak Arkan melepaskan pelukannya dan mengelus kedua pipiku ini. "Annisa habis kecelakaan mah 1 minggu yang lalu." Pak Arkan yang menjawab. "Ya ampun,kecelakaan apa dan di mana sayang?" Tanyanya masih tetap menatap ke arahku. "Di k
"Assalamualaikum". Ucap suara dari arah belakang ku,suara dari orang yang amat sangat ku kenal itu... " Wa'alaikum salam". Jawab kami bersamaan,ku putar badan ku mengharap ke asal suara itu dan benar saja mereka yang datang.Angga,Rahmah,dan bu Ajeng untuk apa mereka datang ke sini,pakaian mereka seperti yang ku lihat tadi saat di rumah sakit tapi tak melihat ada Angga di sana."Kalian dari mana saja?" Tanya ayah yang menghampiri mereka."Kita dari rumah ke toko kue dulu baru ke sini mas". Jawab bu Ajeng,memperlihatkan plastik bawaannya ke ayah." Toko kue,bukannya tadi mereka dari rumah sakit ya". Ucapku dalam hati,kenapa mereka harus berbohong,tak mau ambil pusing,ku putar badanku,melangkahkan kaki untuk duduk di sofa ruang tamu kak Armand,maunya sih langsung masuk ke kamar tapi sungkan karena banyak tamu yang datang.Pak Arkan ikut duduk di sebelahku,posisi kami terlihat menempel karena sofa yang ku duduki jadi sempit setelah pak Arkan ikut duduk di sebelahku.Di depan ku ada oran
Selesai memeriksa dan membacanya pak Arkan menatap ke arah ku,"Ini sudah bagus." Ucapnya.Senangnya mendapatkan kabar ini."Sudah bisa lanjut bab berikutnya". Ucapnya lagi."Iya pak,Terima kasih". Jawabku antusias,tak sia-sia rasanya perjuanganku ini." Kamu ke sini naik apa? Saya tidak melihat motormu di parkiran". Tanyanya.Sedikit kaget mendengar perkataannya itu."Tadi pagi di antar kak Armand,ke sini naik taksi online". Jawabku." Nanti pulang saya antar". Ucapnya lagi."J-jangan pak,tidak usah merepotkan,kak Armand nanti mau jemput". Tolak ku halus." Tadi kakak mu menelpon saya,dia meminta tolong untuk mengantarkan mu pulang karena dia ada kerjaan yang belum bisa di tinggalkan". Katanya,apa maksud kak Armand menelpon dan meminta tolong sama pak Arkan sih,kesal sama kak Armand ini."Saya bisa naik taksi online lagi". Jawabku cepat." Saya tunggu di parkiran,kamu sudah selesai silahkan lanjutkan urusan mu,saya masih ada sedikit pekerjaan". Ucapnya lagi dengan nada yang tak mau di
Sepanjang perjalanan kami hanya diam,di belakang ada mobilnya mas Angga yang mengikuti mobil kami,ku lirik wanita paruh baya korban kecelakaan yang di selamatkan pak Arkan tadi masih duduk memegangi tangannya yang terluka.Siapa wanita paruh baya ini,apa masih ada kekerabatan dengan pak Arkan,Batinku.Mobil tiba di rumah sakit,gegas pak Arkan turun dan membantu paruh baya itu untuk turun dan menuntunnya ke dalam rumah sakit.Aku hanya diam mengikuti pak Arkan,sebetulnya apa gunanya aku di sini juga.sebelum memasuki ruangan gawat darurat pak Arkan menitipkan tas kecilnya kepadaku."Boleh saya titip ini Annisa". Pintanya menyodorkan tas kecilnya kepadaku.Aku hanya mengangguk dan menerima tas itu.Sementara pak Arkan masuk aku lebih memilih menunggunya di depan ruangan dan duduk di kursi yang sudah tersedia ini.Tak lama ku lihat mas Angga berlari ke arahku,hanya menatapku sekilas lalu berjalan masuk ke ruangan yang tadi di masuki pak Arkan bersama wanita paruh baya itu.Handphone di d
"Saya sudah selesai". Ucap mas Angga yang baru saja datang."Biar saya yang antar pulang". Kata pak Arkan yang berjalan kembali ke arah kursi roda wanita paruh baya itu."ARKAN". Teriak mamanya pak Arkan kembali emosi.Aku yang sedikit terkejut dengan sikap mamanya pak Arkan ini hanya bisa mengelus punggungnya saja."Ma,Arkan cuma nolong tante Dian". Ucap pak Arkan dengan sorot mata memohon."Nak Arkan biar tante di antar laki-laki ini saja". Ucap wanita paruh baya itu yang sedari tadi menundukkan kepalanya,tangannya menunjuk ke arah mas Angga."Kamu dengar Arkan". Ucap mamanya pak Arkan tegas.Pak Arkan yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa pasrah tak bisa melawan mamanya."Saya titip tante Dian sama anda". Pinta pak Arkan ke mas Angga."Tenang saja saya pasti antar kan sampai selamat karena saya yang telah melukainya". Jawab mas Angga tenang."Saya pamit,Terima kasih sudah membantu saya". Ucapnya lagi,lalu mendorong kursi roda yang di duduki wanita paruh baya itu.Aku,pak Arkan
Sesampainya di rumah kak Armand,aku mengajak mamanya pak Arkan untuk masuk dan mengenalkannya ke kak Armand dan mba Mita."Assalamu'alaikum". Ucapku memasuki rumah dengan tangan yang masih menggandeng tangan mamanya pak Arkan."Waalaikumsalam". Jawaban dari dalam."Kamu baru pulang Nis?" Tanya kak Armand yang menghampiriku."Iya kak tadi ada sedikit masalah,nanti ku ceritakan". Jawabku menjelaskan."Ini siapa Nis?" Tanya mba Mita menunjuk ke mamanya pak Arkan."Oh iya Nisa jadi lupa". Ucapku menepuk dahi."Ini mamanya pak Arkan" "Ma,ini kakakku dan istrinya,kak Armand dan mba Mita". Jawabku lalu mengenalkan kakak dan mba ke mamanya pak Arkan."Salam kenal tante saya Armand dan ini istri saya Mita". Ucap kak Armand mengenalkan diri."Saya Ranti Sadewa mamanya Arkan". Jawab mamanya pak Arkan."Mari duduk tante". mba Mita mengajak mamanya pak Arkan duduk di sofa."Mau minum apa tante?" mba Mita menawarkan."Jangan merepotkan". Jawab mamanya pak Arkan."Tidak kok tante". Ucap mba Mita ber