Share

3. Jabatan

Author: Charra Patta
last update Last Updated: 2024-01-29 22:11:07

Hah. Tanner?” desis Joanna yang tidak yakin akan pendengarannya. “Lionel James Tanner adalah putra Franklin

Tanner?”

Namun, semua keraguan dan rasa penasaran itu hilang begitu melihat sosok laki-laki yang sedari kemarin telah menolongnya

sedang berdiri di atas panggung. Wajah Joanna menjadi pias dan tanpa sadar ia telah menahan napas.

Jadi, selama ini hidupku masih saja berhubungan dengan Tanner? Argh,’ erang Joanna hanya dalam hati.

Saat Elise menepuk bahu Joanna, dia menghembuskan napas yang sedari ditahannya.

Kamu kenapa, Anna? Capek berdiri? Mau pergi dari sini?” Elise merasa temannya terlihat tidak baik-baik saja. Bibirnya

yang kehilangan warna darah membuatnya khawatir.

Ah, aku tidak apa-apa. Aku hanya kaget dengan pimpinan kita yang baru. Itu saja- ya itu saja,” balas Joanna

lebih kepada meyakinkan dirinya sendiri. Ia tersenyum canggung.

Elise pun memilih untuk tetap di samping temannya itu, dan mulai memperhatikan sambutan yang

disampaikan oleh pimpinan baru mereka. Sementara Joanna yang tidak bisa menyembunyikan rasa

cemasnya

meremas celana kainnya.

Dia tidak bisa membayangkan jika dirinya harus bekerja bersama

pria itu.

Joanna bergegas kembali ke mejanya setelah semua karyawan dibubarkan. Wanita itu memilih untuk menyibukkan

dirinya dengan menyiapkan bahan untuk rapat satu jam lagi. Jobdesk yang dimiliki oleh Joanna mencakup

hampir semua bidang, dari administrasi hingga persiapan rapat dari tim mana pun.

Beberapa menit kemudian, kepala sekretaris memanggil Joanna untuk segera ke ruangan COO di lantai

empat, terkait dengan hasil ujian kompetensi yang sudah dia ikuti.

Setibanya di lantai empat, COO mempersilakan Joanna masuk ke ruangan dan mengatakan, “Anna, selamat ya,

karena kamu lolos tes seleksi sekretaris kemarin. Sekarang kamu akan dipindah-tugaskan menjadi sekretaris

CEO kita yang baru. Lebih ditingkatkan ketrampilan bekerjanya, ya.”

Hah. Yang benar, Tuan?” tanya Joanna tidak percaya. Ia sangat senang mendengar keberhasilannya.

Iya, benar sekali. Silakan ikut saya.” COO memimpin ke arah mana mereka pergi.

Joanna merasa senang dengan jabatan barunya itu. Dia diarahkan ke sebuah ruangan yang dekat

dengan ruangan CEO.

Mulai besok kamu akan bekerja di lantai ini dan membantu CEO kita, Tuan Lionel.”

Mendengar hal itu Joanna, senyum bangga di wajahnya tadi langsung hilang. Dia hampir saja lupa bahwa pemimpin

baru di perusahaannya sekarang adalah Lionel dan dia malah menjadi sekretarisnya. Jadi, bagaimana

ia membatasi interaksi dengan pria itu jika sekarang saja mereka bekerja di kantor yang sama, bahkan di satu lantai?

Sepanjang hari itu, Joanna bekerja dengan was-was karena Lionel berada di gedung yang sama dengannya. Elise

mendekatinya karena sedari tadi temannya itu melakukan kesalahan kecil yang biasanya tidak dilakukan.

Anna, kamu yakin gak papa?” tanya Elise prihatin.

Eh, gak kok. Aku hanya sedang memikirkan kedua putraku,” ucap Joanna berbohong karena dia tidak ingin

Elise tahu kenyataan buruk yang sedang menimpanya.

Memang kenapa dengan mereka? Jika terjadi apa-apa, jangan lupa untuk bercerita denganku.”

Joanna mengangguk, dan berkata bahwa putranya sehat-sehat saja. Ia hanya merindukan mereka. Elise menepuk bahunya sebagai bentuk dukungan agar tidak terlalu khawatir berlebihan, lalu kembali ke mejanya untuk melanjutkan pekerjaan.

Rapat yang Joanna susun berjalan dengan lancar sehingga ia sedikit lega. Sedari tadi dia

sendiri merasakan hari ini dia tidak profesional dalam bekerja setelah mengetahui perubahan pimpinan baru.

Jam pulang kantor pun tiba, Joanna tidak menduga jika pria itu kembali berdiri di luar lobi sambil bersandar

di samping mobilnya. Sungguh dia ingin menghindari pria jangkung itu, tetapi sepertinya tidak bisa karena

saat ini Lionel melambaikan tangan kepadanya.

Nona Joanna, saya ada perlu dengan anda,” ucap Lionel formal karena mereka masih berada di lobi

perusahaan. Beberapa karyawan yang masih belum pulang memperhatikan mereka.

Ya, Tuan?” Joanna hanya berdiri di tempat.

Saya hanya ingin menjabat tangan anda karena mulai besok kita akan bekerja bersama.” Joanna segera

menjabat tangan Lionel agar lelaki itu segera pergi jika dia menuruti kemauannya tersebut.

Namun, tangan wanita itu mendadak ditarik sehingga jarak di antara mereka menjadi sangat dekat. Sebenarnya jarak itu masih normal jika dilihat oleh karyawan lain, akan tetapi tubuhnya menegang saat pria itu mulai

mencondongkan wajahnya.

Kamu tidak akan bisa pergi lagi dari hidupku, Jo. Aku akan pergi duluan dan menunggumu di sisi kiri gedung yang

kemarin. Kita pulang bersama,” bisik Lionel di dekat telinga Joanna.

Lalu, pria jangkung itu melepaskan jabatan tangan Joanna dan meninggalkannya tanpa menoleh ke

belakang, sementara sekretaris cantik ini masih gemetar karena ancaman yang didengar di telinganya.

Sial!’ umpatnya dalam hati.

Joanna keluar setelah melihat mobil Lionel meninggalkan drop-off area gedung tersebut. Dia pergi ke sisi kiri

sesuai perintah atasan barunya dan naik mobil pria itu. Mereka hanya terdiam tanpa ada obrolan sampai akhirnya Lionel mencapai lokasi di mana dia menurunkan sekretarisnya itu kemarin.

Namun, ternyata pemimpin Microsite Shop itu tetap melajukan kendaraannya hingga benar-benar berhenti di

sebuah rumah yang teduh dan nyaman. Joanna tidak terkejut Lionel bisa mengetahui rumahnya dengan begitu mudahnya. Dia semakin merasa ciut berada di dekat pria itu.

Terima kasih atas tumpangannya, Tuan,ucap Joanna sopan. Namun, Lionel mengunci pintu mobil sehingga Joanna tidak bisa keluar

dari mobilnya.

Wanita itu memberikan tatapan yang mengandung kebencian terhadap Lionel dan pria itu dapat merasakannya sedari

awal mereka bertemu kembali. Namun, itu tidak membuat pria ini takut, justru dia merasa tertantang untuk mencari alasan

di balik kebencian itu. Pria di sampingnya itu sengaja berlama-lama untuk melihat respon ketakutan itu

kembali, tetapi akhirnya dia merasa kasihan.

Jo, maaf, aku membuatmu tidak nyaman, tetapi aku bersyukur aku datang ke kota ini dan menemukanmu

lagi,” ucap Lionel tulus.

Buka pintunya!” bentak Joanna yang tidak ingin mendengar kata apapun keluar dari mulut pria di

sampingnya itu.

Lionel masih bersikeras tidak mengizinkan Joanna keluar sebelum dia mengungkapkan isi hatinya. Dia

ingin

wanita itu mendengarkan penjelasan darinya dan bertanya mengapa dulu wanita itu meninggalkannya.

Lalu tanpa diduga perhatiannya teralih ketika seorang bocah berseru memanggil Joanna, “Mommy!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Ayah Milik si Kembar   S2 - 49. Perpisahan

    “Duh, malu-maluin gak ya,” gerutu Avery yang telah mengirim pesan kepada Galaxy.Setelah kejujuran pemuda itu, dia bermaksud untuk memaafkan karena saat Galaxy menggodanya tidak terlalu merugikan. Toh, pesan yang diberikan sangat berbeda dengan kepribadian pemuda yang dia kenal itu.Avery hanya ingin memberikan jawaban sebelum Galaxy mengakhiri masa magangnya. Ya, sebelum pemuda itu meninggalkan perusahaan dan rasa sesal di hatinya berkurang.Mendadak gawainya bergetar karena mendapat balasan dari Galaxy. Pemuda tampan itu hanya membalas singkat dan mengucapkan selamat malam. Dia memutuskan untuk tidak membalas karena pesan itu dia anggap sebagai ucapan penutup hari itu.“Mungkin gini ya perasaan orang yang diberi ucapan oleh gadis pujaan,” celoteh Galaxy selesai dia mengirim pesan.****Lima bulan kemudian, si kembar telah selesai melewati ujian dan hasilnya akan keluar hari ini. Saat ini mereka sedang berada di sekolah. Bersama Jayden dan Perry menunggu hasil ujian keluar.Mereka be

  • Kembalinya Ayah Milik si Kembar   S2 - 48. Modal untuk Masa Depan

    “Oke, deal!” angguk Galaxy setuju.Bekerja di cafe sambil kuliah bisa membuatnya cepat belajar karena dia langsung menerapkan apa yang dia dapat. Dengan dasar yang dia miliki, pastinya pemuda itu bisa. Kedua saudara kembar itu berpelukan setelah berjabat tangan.Mereka pun keluar dan menuju mobil untuk kembali ke mansion. Dengan kerja sama yang sudah terjalin, keduanya menjadi lebih bersemangat untuk bekerja sambil kuliah.Tiba di rumah, mereka langsung masuk kamar dan membersihkan debu dan kotoran yang menempel. Keduanya keluar dari kamar secara bersamaan lalu mengangguk sebelum turun karena mereka ingin bicara dengan Lionel.“Mom, daddy belum datang?” tanya Galen.“Daddy masih lembur, Sayang. Mungkin nanti pulang pukul 8,” balas Joanna yang jarang sekali menemukan putranya mencari sang ayah.“Oke, nanti kalo misalnya habis makan malam aku di atas. Tolong panggil aku dan Galaxy ya, Mom.” Galen

  • Kembalinya Ayah Milik si Kembar   S2 - 47. Rencana Masa Depan

    Yang ditanya hanya mengangkat bahunya. Galaxy tidak melanjutkan pembahasan yang sepertinya masih sensitif itu. Akibat mendapatkan pertanyaan dadakan seperti itu membuat Galen meninggalkan kamar adiknya.Dia masuk ke kamarnya dan menghela napas panjang lalu merebahkan dirinya di ranjang. Pemuda itu menatap langit-langit kamarnya, membayangkan ingatan terakhir saat bersama Brooke. Tatapan kesedihan yang terpancar di netra sang gadis. Semakin lama, mata Galen lelah hingga terpejam.Keesokan harinya , sepulang sekolah sesuai rencana. Si kembar berangkat tanpa kedua temannya yang biasa menemani. Masing-masing dari mereka memiliki keperluan sendiri.“Len, kayaknya kita kesasar deh. Di maps kita semakin jauh lho,” ucap Galaxy yang bertugas memperhatikan peta di ponselnya.Galen menepikan mobilnya lalu dia memperhatikan titik posisi mereka pada ponsel adiknya. Dari sekolah mereka ke kampus itu memakan hampir waktu 40 menit tapi belum juga sampai. Setelah berdebat sedikit dengan Galaxy, dia pu

  • Kembalinya Ayah Milik si Kembar   S2 - 46. Magang

    Galaxy mengepalkan tangannya ke udara kosong sepeninggal Avery yang menerima telepon. Padahal pemuda itu telah mengumpulkan keberanian. Dia menghela napas panjang karena keberaniannya seperti sia-sia dan tidak tepat.Pintu terbuka dan wanita yang ditunggu masuk lalu Galaxy tanpa pikir panjang berdiri dengan tiba-tiba sehingga mengejutkan Avery.“Ada apa, Gal?” tanya Avery yang terhenti sesaat karena pemuda itu berdiri mendadak.“Uhm … aku ingin minta maaf,” ucap Galaxy yang akhirnya keluar. Raut kebingungan tergambang di wajah sang programmer membuat Galaxy gemas. “Jadi ….”Galaxy menjelaskan apa yang membuat dia minta maaf kepada gadis itu dan mengeluarkan pesan pada ponselnya sebagai bukti. Dengan penjelasan singkat dan bukti yang dia tunjukkan, Avery mencebik dan mengerutkan dahinya. Merasa kecewa dengan sikap pemuda itu.Avery beranjak dan duduk di kursinya. Wanita itu masih mencerna informasi yang mengejutkan. Untung kemarin dia tidak terlalu menanggapi pesan iseng itu. Jika dia

  • Kembalinya Ayah Milik si Kembar   S2 - 45. Maaf yang Tertunda

    “Iya, ada tanggung jawab juga di sana,” balas Galaxy.Galen mengangguk dan berkata jika mereka berangkat terpisah. Pemuda itu sedang bosan memakai mobil sehingga besok dia akan naik motornya. Dia ingin pergi ke suatu tempat.Nyatanya, saat di sekolah dan ketika bel istirahat berbunyi, Galen tampak berjalan ke arah perpustakaan, dia pergi ke ruang khususnya. Pemuda itu memilih tiduran di sofa panjang untuk bermalas-malasan sebentar.Pikirannya menerawang membayangkan masa depan karena dia sedikit mengkhawatirkan apakah dia bisa mengelola perusahaan dengan baik seperti ayahnya. Mendadak bayangan Brooke hadir dalam pikirannya. Membuat Galen bangkit dari posisinya.“Ya ampun, pikiranku kenapa sih?” Galen menepuk dahinya agar bayangan gadis pujaan hilang. “Malah bayangin yang aneh-aneh.”Galen pun memilih untuk memejamkan mata dengan menyetel musik sedikit kertas. Masih ada waktu untuk beristirahat sebentar. Lima belas menit kemudian, Perry dan Jayden masuk untuk bertanya mengenai ketidakh

  • Kembalinya Ayah Milik si Kembar   S2 - 44. Keinginan Kedua Putra

    Dengan gerakan cepat Galen membuka laci meja belajarnya dan meletakkan amplop itu di sana. Dia belum siap membaca isi surat itu. Laci yang tertutup itu langsung dia kunci dan kuncinya dia simpan di rak tersembunyi.“Maaf ya, Brooke,” gumam Galen lirih.Pemuda itu lalu membuka kantong buku yang dia beli dan mengeluarkan buku tersebut. Namun, sebelum dia mempelajari buku itu, dia beranjak untuk mengganti seragamnya dengan kaos dan celana pendek agar lebih santai. Setelah itu dia kembali duduk di meja belajarnya dan mulai membuka buku tersebut.Sementara Galaxy masih rebahan dengan seragamnya. Kemarin pemuda itu sudah membeli nomor baru tapi dia masih ragu untuk memberikan nomor tersebut ke Ryan. Dia teringat ibunya pernah mengatakan jika apapun yang diawali dengan kebohongan, selanjutnya pasti tidak akan baik.“Sial!” umpat Galaxy bangkit dan duduk di sisi ranjangnya.Besok sepulang sekolah dia juga memulai aktivitasnya di kantor BioOne. Jadi, dia menyiapkan kebutuhan untuk dia gunakan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status